Setelah melihat Chelsea jor-joran musim lalu, kini beberapa klub papan tengah mulai memperlihatkan kekuatan asli mereka. Salah satunya ada Aston Villa yang mulai mencuri perhatian di bursa transfer kali ini. Villa yang kini ditukangi Unai Emery tengah membangun skuad yang akan berlaga di kompetisi Eropa musim depan.
Emery dan manajemen menyatukan visi dan misi untuk mendatangkan pemain grade A demi bisa bersaing di Eropa. Beberapa nama pun sudah didatangkan. Tapi pergerakan mereka justru membuat beberapa media tertarik untuk membahas sosok di balik strategi transfer Aston Villa.
Daftar Isi
Geliat Transfer yang Mengejutkan
Klub yang bermarkas di Villa Park ini diam-diam menghanyutkan. Mereka bergerak dalam senyap untuk menantang tim-tim top Eropa dalam perburuan pemain di bursa transfer.
Sejauh ini Villa sudah mendatangkan tiga pemain. Yang pertama adalah Pau Torres. Ia didatangkan dari Villarreal dengan bandrol 33 juta euro (Rp549 miliar). Transfernya berjalan mulus tanpa halangan. Padahal kita semua tahu kalau Torres merupakan incaran banyak klub macam Arsenal, Barcelona, bahkan Manchester United.
Tapi setelah United mendatangkan Lisandro Martinez, Unai Emery mulai mempelajari kemungkinan untuk mendatangkan Torres. Transfer inilah yang membuat media-media internasional mulai memantau pergerakan Aston Villa di bursa transfer musim ini.
Tak sampai di situ, Villa pun bergerak untuk mendatangkan Youri Tielemans. Ya, pemain yang selama dua tahun terakhir selalu dikaitkan dengan Arsenal. Tapi tiba-tiba justru memilih Aston Villa sebagai pelabuhan selanjutnya setelah Leicester City dinyatakan degradasi dari Premier League akhir musim lalu.
Arsenal yang sebelumnya mengincar Tielemans memilih mundur, karena lebih memprioritaskan Kai Havertz dan Declan Rice. Mikel Arteta menilai menghabiskan uang lebih banyak untuk Rice lebih worth it daripada harus menampung pemain gratisan sekelas Tielemans.
Aston Villa juga mendatangkan Moussa Diaby. Pemain sayap yang meledak bersama Bayer Leverkusen. Baru dalam transfer Diaby lah Villa mendapat perlawanan yang cukup sengit. Karena lawan Villa di saga ini adalah Newcastle United yang memiliki saldo tak terhingga itu.
The Magpies sempat menjadikan Diaby sebagai prioritas nomor satu sebelum akhirnya mendatangkan Harvey Barnes karena Diaby memilih Villa. Diaby sendiri ditebus Villa dengan mahar 55 juta euro (Rp914 miliar)
Pengaruh Unai Emery dan Monchi
Kenapa mereka lebih memilih Aston Villa yang notabene hanya bermain di Conference League? Hal itu karena Villa memiliki daya tarik yang tak dimiliki oleh klub-klub lain. Adalah Unai Emery sang manajer dan Monchi yang bertugas sebagai direktur olahraga.
Emery dikenal pelatih yang berprestasi di kompetisi Eropa. Setidaknya untuk Europa League. Bahkan saking jagonya, warganet sering memplesetkan UEL sebagai singkatan dari Unai Emery League. Itu sudah terbukti di Sevilla dan Villareal. Sebagai contoh, pengaruhnya bisa membantu Pau Torres mengambil keputusan. Karena mereka pernah meraih sukses bersama di Villareal.
Dalam proses negosiasinya, Monchi punya peran besar. Ia bahkan bisa memboyong Pau Torres dengan harga yang lebih murah dari 50 juta euro (Rp830 miliar) permintaan awal The Yellow Submarine.
Monchi sendiri berpengalaman dalam urusan transfer di AS Roma dan Sevilla. Dia juga yang berperan dalam memenangkan pertarungan melawan Newcastle untuk mendatangkan Diaby. Monchi menyusun proposal khusus yang tak bisa ditolak oleh Leverkusen. Dengan sedikit kata-kata manis, akhirnya sang pemain pun memilih Aston Villa ketimbang Newcastle.
Sumber Uang Aston Villa
Ketika negosiasi sudah berjalan tinggal soal bayar membayar nih. Nah, dari mana uang Aston Villa berasal? Pemasok dana utama Villa tentu sang pemilik. Dia adalah pengusaha kaya dari Mesir, Nassef Sawiris. Sedari lahir, ia sudah ditakdirkan menjadi pewaris kerajaan bisnis keluarga yang didirikan oleh ayahnya, Onsi Sawiris pada tahun 1950.
Kerajaan bisnis itu bernama Orascom Group. Pada tahun 1990, Nassef mendapat kepercayaan untuk mengelola salah satu sektor bisnis yang bergerak dibidang konstruksi, Orascom Construction Industries (OCI).
Di tangan Nassef, OCI berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan konstruksi terbaik di Mesir. Saat ini, perusahaan sudah beroperasi di lebih dari 25 negara di seluruh dunia, termasuk Spanyol, Turki, dan Aljazair. Tak hanya konstruksi, OCI juga bergerak di bisnis pupuk. Forbes mencatat OCI sebagai salah satu produsen pupuk nitrogen terbesar di dunia.
Nassef juga memiliki ketertarikan yang tinggi dalam dunia olahraga. Khususnya sepakbola dan basket. Maka dari itu, ia bersama rekan bisnisnya bos Fortress Investment Group, yakni Wes Edens, mendirikan V Sport Investment Limited yang pada akhirnya membeli Aston Villa pada tahun 2018.
Seberapa Kaya Nassef Sawiris?
Bergerak di berbagai bidang bisnis membuat Nassef Sawiris menjadi manusia terkaya di Mesir. Menurut Forbes, per April kemarin kekayaan Nassef mencapai 7,4 miliar dolar Amerika. Itu setara dengan Rp111 triliun apabila disesuaikan dengan kurs sekarang.
Itu April lalu, kini kabarnya harta Nassef sudah bertambah cukup signifikan. Karena menurut Naira Metrics, penghasilan Nassef di tahun 2023 melonjak pesat. Terhitung hingga Juli ini, Nassef mengalami peningkatan penghasilan sebesar 919 juta dolar atau setara dengan Rp13 triliun. Jadi kekayaannya belum bisa dipastikan.
Kabar yang berhembus, kekayaan Nassef tidak berasal dari pupuk dan usaha konstruksinya saja. Menurut beberapa sumber, pria berusia 62 tahun itu juga memiliki 6% saham di Adidas.
Adidas menjadi berita utama setelah menghasilkan lebih dari 565 juta dolar (Rp8,4 triliun) melalui penjualan 4 juta pasang sepatu Yeezy yang stoknya menumpuk di gudang. Kabarnya, itu merupakan salah satu ide dari Nassef selaku Dewan Pengawas.
Memiliki saham di Adidas tak membuat Nassef ingin memasang logonya di jersey Aston Villa. Nassef justru menggandeng brand lokal asal Inggris, Castore. Ia enggan menggunakan previligenya di Adidas demi kepentingan pribadi.
Tak cuma itu, Nassef juga memiliki 5% saham di Madison Square Garden Sports, pemilik tim NBA Knicks dan NHL Rangers. Nassef telah menjadi pengusaha yang dinamis dan sukses di berbagai bidang industri besar. Seharusnya dengan kekayaan tersebut, Nassef mungkin bisa dengan mudah membeli pemain-pemain bintang di luar sana. Tapi ia santai dan tak gegabah.
Nama-nama Lain yang Berpotensi Didatangkan
Baru tahun ini pergerakan transfer Aston Villa disorot media. Nassef yang sadar timnya akan berlaga di kompetisi Eropa berusaha memberi kelonggaran budget untuk membangun tim dengan lebih serius. Ia menginginkan kedalaman skuad yang baik mengingat jumlah kompetisi yang mereka mainkan kian banyak.
Setelah mendatangkan Pau Torres, Youri Tielemans, dan Moussa Diaby, perburuan pemain Aston Villa belum usai. Emery dan Monchi dikabarkan masih mengupayakan beberapa nama lagi untuk didatangkan.
Menurut Football Transfers, Villa akan mendatangkan dua atau tiga pemain lagi. Nama-nama yang berpotensi untuk bergabung adalah Joao Felix, Jeremy Doku, dan mantan pemain Liverpool, Alex Oxlade-Chamberlain. Patut dinanti siapa lagi yang akan datang dan bagaimana kiprah The Lions di kompetisi Eropa musim depan.
Sumber: Aston Villa, Birmingham, Football Transfers, Forbes