Kaget ketika mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Lionel Scaloni yang mengisyaratkan ingin segera mundur dari kursi kepelatihan Timnas Argentina. Kenapa kaget? Karena selama ini La Albiceleste banyak mengenyam sukses di bawah arahannya. Lalu kenapa bisa pelatih 45 tahun itu tiba-tiba terbesit pikiran untuk mundur?
🚨 Argentina coach Scaloni: “I have to think a lot about what to do with my future…”.
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) November 22, 2023
“This group demands you permanently, you have to have maximum energy”.
“It's not a goodbye but the bar is very high”.
“The team needs a coach who has all possible energy”, via @gastonedul. pic.twitter.com/iJLQsNgu8R
Daftar Isi
Sukses Besar Bersama Argentina
Pernyataan isyarat mundur Scaloni tersebut terlontar di konferensi pers pasca kemenangan 1-0 atas Brazil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Conmebol. Usai laga tersebut, Lionel Scaloni dicecar media soal masa depannya bersama Argentina.
“Saya perlu banyak merenung. Sulit untuk melanjutkannya. Sulit untuk terus menang. Standar yang telah ditetapkan sangat tinggi. Argentina butuh pelatih yang memiliki energi lebih baik,” kata Scaloni.
Tak lupa Scaloni juga mengatakan akan segera bertemu dengan presiden federasi sepakbola Argentina, Claudio Tapia. Perkataan tersebut jarang terdengar dari mulut Scaloni. Maka dari itu semua heboh. Beberapa pemain Argentina juga mengaku kaget termasuk Alexis Mac Allister. Akhirnya banyak spekulasi muncul, apa yang melatarbelakangi Scaloni bisa bicara seperti itu?
💔🇦🇷 Lionel Scaloni le dijo a su cuerpo técnico: “vamos a sacarnos la ultima foto”.
— Sudanalytics (@sudanalytics_) November 22, 2023
Vía @Jbruno84. pic.twitter.com/cmfhg2l8i9
Padahal betapa suksesnya Scaloni membawa Tim Tango meraih beberapa gelar dan rekor.
Gelar Copa America pada tahun 2021 adalah gelar yang kembali diraih La Albiceleste sejak tahun 1993 silam. Setahun kemudian Argentina dibawanya terbang tinggi dengan menjuarai Piala Dunia 2022 di Qatar. Gelar yang diimpi-impikan rakyat Argentina sejak tahun 1986.
Scaloni kini telah memimpin Argentina di 67 laga resmi. Argentina juga hanya enam kali kalah sejak dilatihnya. Catatan impresif bagi pelatih yang baru ditunjuk tahun 2018 itu. Lalu kenapa catatan manis tersebut tiba-tiba akan segera diakhiri oleh Scaloni?
▪️ World Cup
— B/R Football (@brfootball) May 16, 2023
▪️ Copa América
▪️ Finalissima
▪️ Best FIFA Men's Coach 2022
Lionel Scaloni celebrates his 45th birthday today. The coach led Argentina to their first World Cup glory since 1986 🏆 pic.twitter.com/sUQXcIxTVt
Bonus Dan Tekanan
Usut punya usut, ternyata ada sebab di balik itu semua. Salah satunya adalah soal tekanan dan reward yang diberikan kepada Scaloni selama ini. Dilansir The Athletic, kesabaran Scaloni terhadap Federasi Sepakbola Argentina (AFA) semakin menipis sejak Piala Dunia.
Menurut reporter TyC Sport, Ariel Senosiain, Scaloni serta rombongan stafnya diketahui masih belum menerima bonus dari kesuksesan mereka di Piala Dunia 2022 lalu. Padahal berkat tangan Scaloni federasi bisa meraup untung banyak. Citra federasi di mata dunia juga membaik. Lalu pengikut sosmed Timnas Argentina juga semakin banyak. Tapi kenapa masalah reward saja mereka bermasalah?
Lalu terungkap soal masalah tekanan yang diberikan federasi kepada Scaloni selama ini. Bulan November 2023, Scaloni menjadi tamu di Bobo Vieri Talk Show yang dipandu oleh Christian Vieri dan Cristian Brocchi. Scaloni berbicara tentang tekanan pekerjaan di Argentina.
Vedi Scaloni alla Bobo TV, pensi al pomeriggio di Francia Argentina eri felice e lo sapevi pic.twitter.com/ZmVNjkHD18
— Antonio Cadorna (@antojuve97) November 27, 2023
Dia memberi tahu Vieri dan Brocchi bahwa ia menderita stres luar biasa sebulan setelah final Piala Dunia. Tampaknya keluhan Scaloni tersebut menandakan bahwa pekerjaan ini telah memberikan dampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Scaloni juga membeberkan bahwa isi perjanjian kontraknya dengan federasi hingga 2026 nanti, dinilai lebih tinggi tekanan dan beban kerjanya dari pada sebelumnya.
Hubungan Dengan Presiden Federasi
Faktor berikutnya adalah soal perbedaan pandangan politik. Saat ini bisa dikatakan Federasi Sepakbola Argentina seolah-olah menjadi federasi yang paling stabil, sehat, dan tanpa friksi di dalamnya.
Namun yang perlu diketahui, sebelum Argentina berprestasi seperti sekarang ini mereka layaknya Federasi Sepakbola Indonesia yang berpuluh-puluh tahun mengalami gejolak birokrasi dan konflik politik.
Kini faktanya gejolak politik itu kembali terjadi setelah terjadi pemilihan presiden Argentina pada November 2023 lalu. Pemilihan presiden Argentina tersebut diyakini menjadi faktor perubahan hati Scaloni.
Jurnalis TyC Sports, Gustavo Grabia melaporkan bahwa tepat sehari sebelum pemilu Argentina, salah satu calonnya, Sergio Massa meminta untuk berfoto bersama tim nasional Argentina sebagai ajang kampanyenya. Diketahui Sergio Massa dan Presiden Federasi Argentina, Claudio Tapia hubungannya sangat dekat.
Namun menurut Grabia, Scaloni dan para pemainnya menolak dijadikan pion politik dengan berfoto bersama. Awalnya Claudio Tapia menekan Scaloni untuk berubah pikiran namun tidak berhasil. Di situlah mulai terjadi friksi dan merenggangnya hubungan Scaloni dan Tapia.
(🌕) JUST IN: The relationship between Lionel Scaloni and Chiqui Tapia is totally BROKEN. @leoparadizo 🚨🇦🇷 pic.twitter.com/7FE6QFFDoF
— All About Argentina 🛎🇦🇷 (@AlbicelesteTalk) November 23, 2023
Hubungan Scaloni Dengan Messi
Faktor berikutnya adalah hubungan Scaloni dan Messi. Pasca laga melawan Brazil di kualifikasi Piala Dunia 2026, ada keresahan antara Messi dan Scaloni. Hal itu disampaikan oleh jurnalis Radio 10, Jorge Rial. Messi merasa terganggu dengan keputusan Scaloni berbicara kepada media tentang masa depannya. Karena perkataan itu, menurut Messi, belum dibicarakan kepada anggota tim.
Selain itu Scaloni juga ternyata resah dengan Messi. Keresahan tersebut tepatnya terjadi sebelum laga melawan Brazil. Diketahui Messi dan rekan satu timnya mendekati lokasi kejadian kerusuhan sebelum pertandingan dan meneriaki polisi Brazil saat mereka memukuli pendukung Argentina.
Messi juga tanpa berkonsultasi dengan Scaloni memimpin skuad Argentina keluar lapangan dan masuk ke ruang ganti. Padahal Scaloni masih belum mengambil sikap apa pun. Sikap sepihak Messi tersebut diketahui membuat Scaloni merasa tak diperhatikan lagi oleh sang mega bintang.
💥Messi ve Scolani arasında güç savaşları!
— Fanatik (@fanatikcomtr) December 6, 2023
Arjantin basınına göre Scaloni, soyunma odasında kendisini patron olarak hissetmiyor. Otoriterin Messi'de olduğu iddiaları ortaya atılırken Scaloni ve Messi arasında güç savaşı olduğu ifade edildi. pic.twitter.com/Pn7ZN3CPp0
Tawaran Melatih Klub
Ada juga faktor mengenai tawaran melatih di level klub. Karier Scaloni sebagai pelatih hebat masih cukup panjang. Pada usia yang relatif muda bagaimanapun ia sudah renggut berbagai gelar prestisius di level negara seperti Copa America maupun Piala Dunia. Bahkan gelar tersebut ia sumbangkan bagi tanah kelahirannya.
Scaloni akan banyak diminati klub jika meninggalkan Argentina. Waktunya juga akan ideal bagi klub besar Eropa yang sedang mencari manajer baru untuk musim baru 2024/25. Scaloni bagaimanapun kini telah dikaitkan dengan Real Madrid sebagai pengganti Ancelotti yang digadang-gadang akan melatih Brazil. Selain El Real, tak menutup kemungkinan jika Scaloni mundur klub besar di Liga Inggris maupun Serie A juga akan berebut Scaloni.
Ingin Meniru Jejak Pelatih Lain
Jika benar Scaloni mundur dalam waktu dekat, maka sebenarnya masih ada kans bagi pelatih baru untuk menyiapkan Argentina lebih baik. Sebab, Argentina baru akan melakoni laga resmi lagi yakni di Copa America 2024. Karena hingga pertengahan 2024, tak ada laga resmi lagi bagi Argentina. Kualifikasi Piala Dunia Zona Conmebol juga baru akan bergulir setelah Copa America 2024.
🚨ESPN | Lionel Scaloni will leave the national team after the end of Copa America 2024 🇦🇷
— Inter Miami News Hub (@Intermiamicfhub) November 29, 2023
Triple heart break loading for Messi and Argentina fans 💔🥹 pic.twitter.com/OTtWO8ml5j
Bagi Scaloni, mundur di masa jaya akan lebih berkesan daripada mundur di masa terpuruk.
Banyak pelatih yang mundur usai membawa timnas juara. Misalnya Franz Beckenbauer yang tak lagi melatih Jerman Barat usai juara Piala Dunia 1990. Ada Aime Jacquet yang tak lagi jadi pelatih Prancis usai juara Piala Dunia 1998.
Tapi persoalannya, tentu akan ada banyak fans dan mungkin sebagian pemainnya yang akan menolaknya. Tapi jika keinginan Scaloni untuk mundur itu terus ditahan, tentu tak bagus juga bagi kondusifitas timnas Argentina. Sebab, bisa jadi Scaloni sekarang ini sudah muak dan berkurang motivasinya melatih Argentina lagi.
Sumber Referensi : theathletic, sportingnews, espn, en.as, goal.com, transfermarkt