Gejolak Timnas Argentina, Lionel Scaloni Ingin Mundur?

spot_img

Kaget ketika mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Lionel Scaloni yang mengisyaratkan ingin segera mundur dari kursi kepelatihan Timnas Argentina. Kenapa kaget? Karena selama ini La Albiceleste banyak mengenyam sukses di bawah arahannya. Lalu kenapa bisa pelatih 45 tahun itu tiba-tiba terbesit pikiran untuk mundur?

Sukses Besar Bersama Argentina

Pernyataan isyarat mundur Scaloni tersebut terlontar di konferensi pers pasca kemenangan 1-0 atas Brazil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Conmebol. Usai laga tersebut, Lionel Scaloni dicecar media soal masa depannya bersama Argentina.

“Saya perlu banyak merenung. Sulit untuk melanjutkannya. Sulit untuk terus menang. Standar yang telah ditetapkan sangat tinggi. Argentina butuh pelatih yang memiliki energi lebih baik,” kata Scaloni.

Tak lupa Scaloni juga mengatakan akan segera bertemu dengan presiden federasi sepakbola Argentina, Claudio Tapia. Perkataan tersebut jarang terdengar dari mulut Scaloni. Maka dari itu semua heboh. Beberapa pemain Argentina juga mengaku kaget termasuk Alexis Mac Allister. Akhirnya banyak spekulasi muncul, apa yang melatarbelakangi Scaloni bisa bicara seperti itu?

Padahal betapa suksesnya Scaloni membawa Tim Tango meraih beberapa gelar dan rekor.
Gelar Copa America pada tahun 2021 adalah gelar yang kembali diraih La Albiceleste sejak tahun 1993 silam. Setahun kemudian Argentina dibawanya terbang tinggi dengan menjuarai Piala Dunia 2022 di Qatar. Gelar yang diimpi-impikan rakyat Argentina sejak tahun 1986.

Scaloni kini telah memimpin Argentina di 67 laga resmi. Argentina juga hanya enam kali kalah sejak dilatihnya. Catatan impresif bagi pelatih yang baru ditunjuk tahun 2018 itu. Lalu kenapa catatan manis tersebut tiba-tiba akan segera diakhiri oleh Scaloni?

Bonus Dan Tekanan

Usut punya usut, ternyata ada sebab di balik itu semua. Salah satunya adalah soal tekanan dan reward yang diberikan kepada Scaloni selama ini. Dilansir The Athletic, kesabaran Scaloni terhadap Federasi Sepakbola Argentina (AFA) semakin menipis sejak Piala Dunia.

Menurut reporter TyC Sport, Ariel Senosiain, Scaloni serta rombongan stafnya diketahui masih belum menerima bonus dari kesuksesan mereka di Piala Dunia 2022 lalu. Padahal berkat tangan Scaloni federasi bisa meraup untung banyak. Citra federasi di mata dunia juga membaik. Lalu pengikut sosmed Timnas Argentina juga semakin banyak. Tapi kenapa masalah reward saja mereka bermasalah?

Lalu terungkap soal masalah tekanan yang diberikan federasi kepada Scaloni selama ini. Bulan November 2023, Scaloni menjadi tamu di Bobo Vieri Talk Show yang dipandu oleh Christian Vieri dan Cristian Brocchi. Scaloni berbicara tentang tekanan pekerjaan di Argentina.

Dia memberi tahu Vieri dan Brocchi bahwa ia menderita stres luar biasa sebulan setelah final Piala Dunia. Tampaknya keluhan Scaloni tersebut menandakan bahwa pekerjaan ini telah memberikan dampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Scaloni juga membeberkan bahwa isi perjanjian kontraknya dengan federasi hingga 2026 nanti, dinilai lebih tinggi tekanan dan beban kerjanya dari pada sebelumnya.

Hubungan Dengan Presiden Federasi

Faktor berikutnya adalah soal perbedaan pandangan politik. Saat ini bisa dikatakan Federasi Sepakbola Argentina seolah-olah menjadi federasi yang paling stabil, sehat, dan tanpa friksi di dalamnya.

Namun yang perlu diketahui, sebelum Argentina berprestasi seperti sekarang ini mereka layaknya Federasi Sepakbola Indonesia yang berpuluh-puluh tahun mengalami gejolak birokrasi dan konflik politik.

Kini faktanya gejolak politik itu kembali terjadi setelah terjadi pemilihan presiden Argentina pada November 2023 lalu. Pemilihan presiden Argentina tersebut diyakini menjadi faktor perubahan hati Scaloni.

Jurnalis TyC Sports, Gustavo Grabia melaporkan bahwa tepat sehari sebelum pemilu Argentina, salah satu calonnya, Sergio Massa meminta untuk berfoto bersama tim nasional Argentina sebagai ajang kampanyenya. Diketahui Sergio Massa dan Presiden Federasi Argentina, Claudio Tapia hubungannya sangat dekat.

Namun menurut Grabia, Scaloni dan para pemainnya menolak dijadikan pion politik dengan berfoto bersama. Awalnya Claudio Tapia menekan Scaloni untuk berubah pikiran namun tidak berhasil. Di situlah mulai terjadi friksi dan merenggangnya hubungan Scaloni dan Tapia.

Hubungan Scaloni Dengan Messi

Faktor berikutnya adalah hubungan Scaloni dan Messi. Pasca laga melawan Brazil di kualifikasi Piala Dunia 2026, ada keresahan antara Messi dan Scaloni. Hal itu disampaikan oleh jurnalis Radio 10, Jorge Rial. Messi merasa terganggu dengan keputusan Scaloni berbicara kepada media tentang masa depannya. Karena perkataan itu, menurut Messi, belum dibicarakan kepada anggota tim.

Selain itu Scaloni juga ternyata resah dengan Messi. Keresahan tersebut tepatnya terjadi sebelum laga melawan Brazil. Diketahui Messi dan rekan satu timnya mendekati lokasi kejadian kerusuhan sebelum pertandingan dan meneriaki polisi Brazil saat mereka memukuli pendukung Argentina.

Messi juga tanpa berkonsultasi dengan Scaloni memimpin skuad Argentina keluar lapangan dan masuk ke ruang ganti. Padahal Scaloni masih belum mengambil sikap apa pun. Sikap sepihak Messi tersebut diketahui membuat Scaloni merasa tak diperhatikan lagi oleh sang mega bintang.

Tawaran Melatih Klub

Ada juga faktor mengenai tawaran melatih di level klub. Karier Scaloni sebagai pelatih hebat masih cukup panjang. Pada usia yang relatif muda bagaimanapun ia sudah renggut berbagai gelar prestisius di level negara seperti Copa America maupun Piala Dunia. Bahkan gelar tersebut ia sumbangkan bagi tanah kelahirannya.

Scaloni akan banyak diminati klub jika meninggalkan Argentina. Waktunya juga akan ideal bagi klub besar Eropa yang sedang mencari manajer baru untuk musim baru 2024/25. Scaloni bagaimanapun kini telah dikaitkan dengan Real Madrid sebagai pengganti Ancelotti yang digadang-gadang akan melatih Brazil. Selain El Real, tak menutup kemungkinan jika Scaloni mundur klub besar di Liga Inggris maupun Serie A juga akan berebut Scaloni.

Ingin Meniru Jejak Pelatih Lain

Jika benar Scaloni mundur dalam waktu dekat, maka sebenarnya masih ada kans bagi pelatih baru untuk menyiapkan Argentina lebih baik. Sebab, Argentina baru akan melakoni laga resmi lagi yakni di Copa America 2024. Karena hingga pertengahan 2024, tak ada laga resmi lagi bagi Argentina. Kualifikasi Piala Dunia Zona Conmebol juga baru akan bergulir setelah Copa America 2024.

Bagi Scaloni, mundur di masa jaya akan lebih berkesan daripada mundur di masa terpuruk.
Banyak pelatih yang mundur usai membawa timnas juara. Misalnya Franz Beckenbauer yang tak lagi melatih Jerman Barat usai juara Piala Dunia 1990. Ada Aime Jacquet yang tak lagi jadi pelatih Prancis usai juara Piala Dunia 1998.

Tapi persoalannya, tentu akan ada banyak fans dan mungkin sebagian pemainnya yang akan menolaknya. Tapi jika keinginan Scaloni untuk mundur itu terus ditahan, tentu tak bagus juga bagi kondusifitas timnas Argentina. Sebab, bisa jadi Scaloni sekarang ini sudah muak dan berkurang motivasinya melatih Argentina lagi.

Sumber Referensi : theathletic, sportingnews, espn, en.as, goal.com, transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru