Garuda Melawan! Pertempuran Epik Antar Lini Timnas Indonesia vs Australia

spot_img

Duel antara Timnas Indonesia dan Australia semakin dekat. Kedua tim masing-masing sudah mengumumkan pemanggilan pemain. Skuad Garuda lebih dulu memanggil para penggawanya untuk berkumpul. 

Setelah mengintip komposisi pemain Timnas Indonesia, barulah Pasukan Kangguru menyusul dengan memanggil 26 nama. Tony Popovic selaku pelatih terpaksa menyertakan 6 nama tanpa caps. Sementara itu Patrick Kluivert ketambahan 3 pemain naturalisasi anyar. Plus dengan berani membawa satu nama baru di posisi penyerang yang merupakan pemain lokal.

Lantas, siapa saja 11 pertama yang bakal dimainkan oleh kedua pelatih? Bagaimana pertarungan antar lini dari kedua tim?

Prediksi Formasi Indonesia vs Australia

Di pertemuan pertama kontra Australia, Timnas Indonesia menggunakan formasi 5-4-1. Saat itu, Shin Tae-yong mengandalkan serangan balik. Taktik pria asal Korea Selatan ini pun terbukti ampuh meredam serangan tim tamu hingga frustrasi. Kala itu, Australia yang masih di bawah komando Graham Arnold bermain dengan formasi 4-4-2.

Namun kini, banyak yang sudah berubah. Termasuk status pelatih dan komposisi pemain. Jika tak ada kejutan berarti, Patrick Kluivert yang sudah tak sabar debut  diprediksi bakal menggunakan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1. 

Juru taktik asal Belanda ini dinilai akan berani mengusung skema menyerang ala Total Football. Sementara itu, sepanjang ditangani oleh Tony Popovic, Australia kerap memakai formasi 3-4-2-1. 

Head to Head Penjaga Gawang

Di posisi kiper ada Maarten Paes yang siap kembali berjibaku menyelamatkan gawang.  Lima penyelamatan pada pertemuan pertama di Gelora Bung Karno jadi bukti nyata betapa kokohnya Paes dalam mengawal tembok Garuda.

Ketangguhan kiper kelahiran Nijmegen ini memang nggak perlu diragukan lagi. Di level klub, sudah empat musim ini bersama FC Dallas, Paes jadi pilihan utama yang tak tergantikan.

Kiper setinggi 191 cm merupakan salah satu yang terbaik dalam urusan tangkis menangkis. Menepis sepakan Lionel Messi saja dia bisa, apalagi cuma menghadapi striker kelas dua dari Australia. Berkat ketangkasannya itu, pada musim lalu pria penyuka bakso ini terpilih masuk MLS All-Star. Berada satu tim dengan Hugo Lloris, Luis Suarez dan juga Lionel Messi.

Di kubu sebrang ada Mathew Ryan, dia memang jadi pilihan nomor satu di bawah mistar Australia. Bahkan dipercaya sebagai kapten tim. Tapi nasibnya di klub nggak bagus-bagus banget.

Setelah dilepas AZ Alkmaar, eks rekan Tijjani Reijnders ini malah jadi cadangan abadi di AS Roma. Beruntung ada RC Lens yang masih mau menampung karier kiper 32 tahun ini. Namun performa Ryan masih jauh dari kata menjanjikan. Di Ligue 1, dari lima laga yang sudah dilakoni sang penjaga gawang sudah tujuh kali memungut bola.

Head to Head Bek

Beralih ke lini belakang tepatnya di sektor bek. Duet bek tengah kemungkinan masih jadi milik Jay Idzes dan Rizky Ridho. Duet kedua pemain berjiwa pemimpin ini terbukti ampuh dalam memastikan lini belakang Timnas Indonesia baik-baik saja.

Nggak usah jauh-jauh ambil contoh, di laga terakhir kontra Arab Saudi, El Capitano dan El Semen tampil disiplin, sehingga membuka Skuad Elang Hijau kesulitan menembus pertahanan Garuda.

Di sisi bek sayap kiri, rasanya mustahil bagi Patrick Kluivert nggak menyerahkan pos ini pada Calvin Verdonk. Pasalnya, penampilan pemain paling kalem yang jarang main Instagram ini nggak pernah mengecewakan.

Yang ada, dari laga ke laga fans Garuda semakin terpesona dengan konsistensi performa Verdonk. Senyap dari pemberitaan tapi tampil mengkilap di atas lapangan. Itulah kalimat singkat yang bisa menggambarkan Si Manusia Batrai lima yang nggak pernah kehabisan tenaga ini.

Di sisi bek sayap kanan, pilihan Kluivert kemungkinan jatuh pada Kevin Diks. Apalagi sang pemain sudah dipastikan 100 persen sembuh dari cedera. Di mana pada babak 16 besar UEFA Conference League, bersama FC Copenhagen Diks bermain penuh melawan Chelsea.

Nggak ada alasan bagi pemain bermarga Bakarbessy ini untuk nggak mentas bersama Garuda. Diks siap tempur dan bertekad menebus debut yang baginya kurang memuaskan saat laga kontra Jepang.

Yang jelas bukan cuma solid dalam bertahan, Diks juga sangat bisa diandalkan saat situasi bola-bola mati. Diks bahkan merupakan eksekutor utama penalti Skuad Copenhagen yang tingkat keberhasilannya mendekati sempurna.

Selain keempat pemain ini, stok bek Timnas Indonesia masih sangat melimpah. Salah satunya ada Pratama Arhan yang jago lemparan ke dalam. Dari sisi lawan, jika masih setia memasang tiga bek, Cameron Burgess nggak mungkin tersisihkan. Burgess memang bek yang selalu tampil apik, tapi juga sering eror, seperti kala melawan Jepang. Burgess mencetak gol bunuh diri di laga itu. 

Dua nama lainnya jelas nggak bakal lagi ditempati oleh Harry Souttar dan Alessandro Circati. Dua bek andalan Australia ini harus menepi karena cedera. Popovic pun menyiapkan sejumlah nama sebagai pengganti. Sang pelatih tampaknya was-was dengan kekuatan baru Timnas Indonesia. Sehingga Popovic memanggil 11 bek untuk mengantisipasi permainan menyerang Garuda.

Dari sekian nama, jika melihat line up Australia yang sudah-sudah, sosok Jason Geria dan Aziz Behich kemungkinan bakal jadi dua nama tambahan yang dimainkan Atau kalau Popovic kelewat berani bertaruh dan mau mengambil resiko, dia bisa memasang Alex Grant, Kai Trewin, dan Nectarios Triantis yang notabene baru kali ini mendapat panggilan.

Head to Head Gelandang

Pertarungan sengit nan mewah bakal tersaji di sektor lini tengah. Dari Indonesia ada dua gelandang jangkar yang teramat sayang kalau nggak diduetkan. Siapa lagi kalau bukan  Thom Haye dan Joey Pelupessy. Kedua pemain yang sudah malang melintang di sepak bola Eropa ini bakal mengorkestrasi lini tengah Garuda.

Keduanya bakal memastikan aliran bola terdistribusi dengan baik sekaligus mematahkan serangan lawan. Duet El Profesor dan Joey yang diprediksi bakal langsung debut diharapkan bisa membuat permainan Garuda jadi lebih simple namun efektif.

Untuk posisi gelandang serang, nama Marselino Ferdinand sangat patut dicoba. Kelincahan dan kecepatan penggawa Oxford United ini bakal sangat berguna dalam skema transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Apalagi kepercayaan diri Marselino  tengah melambung tinggi usai memborong dua gol kala Timnas Indonesia membabat Arab Saudi.

Adapun Ivar Jenner dan Ricky Kambuaya siap jadi back up yang bisa dimainkan jika sewaktu-waktu diperlukan. Adapun dari Australia ada Jackson Irvine yang selalu jadi andalan.

Penggawa St Pauli ini merupakan otak permainan Pasukan Kanguru. Nggak heran kalau abang-abang paling skena ini selalu masuk dalam starting line up di semua laga.  Selain Irvine yang sudah mengantongi 76 caps bersama Australia, ada Aiden O’Neill selaku gelandang bertahan dan  Lewis Miller yang sebetulnya berposisi asli bek kanan namun kerap dimainkan sebagai gelandang.

Fleksibilitas keduanya patut diwaspadai, terutama Lewis Miller yang sempat menyumbang satu gol saat laga kontra China. Selain itu ada nama Ryan Teague dan Anthony Caceres yang berharap bisa diberi kesempatan oleh Popovic untuk melakoni debut.

Head to Head Penyerang

Nama-nama baru juga menghiasi lini depan kedua kesebelasan. Alhasil membuat head to head antara Skuad Garuda dan Pasukan Kanguru jadi  semakin menarik. Untuk Indonesia di posisi penyerang tengah ada banyak opsi yang bisa dicoba.

Selain menantikan hasil polesan Kluivert pada Ramadhan Sananta, netizen juga penasaran dengan seberapa jago Septian Bagaskara. Dua pemain lokal yang mentas di Liga 1 ini punya torehan yang lumayan bagus di klub masing-masing.

Kini saatnya Sananta atau Bagaskara membuktikan kualitas jempolan mereka di Timnas Indonesia.  Septian dengan 7 gol, Sananta dengan 4 gol. Kans keduanya untuk bisa masuk line up cukup besar, mengingat Kluivert butuh bomber murni yang punya naluri gol tajam.

Entah itu Sananta atau Bagaskara yang bakal dipilih, yang jelas siapa pun strikernya harus bisa memaksimalkan sekecil apapun peluang. Syukur-syukur sekali sentuhan bisa menghukum keteledoran lawan lewat gol.

Di posisi winger kiri ada nama Rafael Struick yang rutin dimainkan di era Shin Tae-yong. Namun sayang penampilan El Klemer belum bisa dikatakan bagus. Kecepatan dan tusukan-tusukannya memang membuat lawan kerepotan. Meski belum bisa mencipta banyak peluang dan momen berbahaya. Apalagi di level klub, Struick yang main di Liga Australia bersama Brisbane Roar masih kesulitan menembus tim utama.

Alhasil, kemungkinan besar Kluivert bakal memasang Dean James di posisi ini. Walau kemampuan utama penggawa Go Ahead Eagles ini adalah bek sayap kiri, tapi Dean James juga bisa beradaptasi dengan lebih fokus berada di depan daripada harus naik turun.

Sang pemain pun sudah nggak sabar untuk langsung debut dan memberi kontribusi bagi Garuda.  Akurasi crossing yang cihui, juga dribbling lengket yang jos membuat keberadaan Dean James nggak mungkin disia-siakan oleh Kluivert.

Pilihan lain masih ada Elliano Reijnders, pemain versatile yang bisa beroperasi di 9 posisi ini nggak kalah menarik. Bahkan musim lalu, penggawa PEC Zwolle lebih sering dimainkan sebagai winger kiri.

Performanya pun nggak mengecewakan, Transfermarkt mencatat dari 18 laga sebagai winger kiri Elliano mencatatkan 3 gol dan 1 assist. Catatan apik ini bisa jadi pertimbangan serius Kluivert untuk memberi Elliano menit bermain.

Sementara itu di sektor winger kanan, netizen juga sudah sejak lama menantikan sosok Ole Romeny. Sebelum beraksi dengan balutan seragam Merah Putih, sang pemain pun sudah pemanasan dengan tampil apik bersama Oxford United. Debut Ole bersama Skuad Garuda semakin menampakan hilal, terutama setelah Ragnar Oratmangoen dipastikan nggak bakal masuk akibat akumulasi kartu kuning.

Adapun Australia membawa cukup banyak penyerang. Namun dari tujuh nama yang disertakan, setidaknya ada dua yang kerap dipasang oleh Popovic sebagai juru gedor.

Nama Kusini Yengi yang baru saja pulih dari cedera lutut patut mendapat perhatian khusus. Pasalnya, di laga terakhir kontra Bahrain sang striker berhasil menyarangkan dua gol.

Nama lain ada Craig Goodwin yang biasanya tampil apik saat bermain di hadapan publik Australia. Seperti halnya di laga kontra China, penggawa Al-Wehda ini menggemas satu gol.

Namun tak perlu khawatir, di pertemuan pertama di GBK, pergerakan Goodwin bisa diatasi oleh barisan pertahanan Garuda. Bahkan sampai-sampai sang winger kepancing bermain kasar. Kabar baiknya, Alex Pastoor ternyata sudah sejak lama mengenal Goodwin. Asisten pelatih Timnas Indonesia ini tahu persis apa kelebihan dan kekurangan anak asuhnya di Sparta Rotterdam itu.

Nama terakhir yang kemungkinan besar bakal jadi senjata Australia di lini depan adalah Martin Boyle. Delapan gol dan empat assist Boyle di Liga Skotlandia harusnya bisa membuat Popovic tersadarkan akan kemampuan spesial di depan gawang pemain  kelahiran Britania Raya ini. Namun para bek Timnas Indonesia nggak bakal begitu saja memberi ruang bagi Boyle untuk mencetak gol. 

Penutup

Melihat komposisi pemain dan head to head antar lini, peluang Timnas Indonesia untuk membawa pulang satu poin bahkan mencuri tiga poin penuh sangat terbuka lebar. 

Gimana football lovers, kamu pasti sudah nggak sabar menunggu laga ini digelar. Bahkan sangking semangat dan rindunya mendukung perjuangan Garuda, kamu mungkin sampai terbawa mimpi. 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru