Garang Semusim, Lalu Terlupakan! Inilah 8 One Season Wonder Terhebat Di Dunia

spot_img

Kita sering melihat seorang pemain yang begitu menonjol di suatu musim. Tapi tiba-tiba menghilang atau mengalami penurunan performa drastis di musim setelahnya. Fenomena inilah yang dinamakan dengan one season wonder.

Namun pepatah berkata, lebih baik bersinar terang sekali dan singkat daripada tidak sama sekali. Itulah yang dilakukan 8 one season wonder terhebat berikut ini.

Luiz Adriano, Shakhtar Donetsk 2014/15

Dalam sejarah, hanya ada tiga pemain yang bisa mencetak 5 gol di satu pertandingan Champions League. Lionel Messi saat di Barcelona, Erling Haaland di Manchester City, dan Luiz Adriano dari Shakhtar Donetsk. Ini terjadi di fase grup Liga Champions 2014/15 di laga lawan BATE Borisov. Lima gol Adriano bawa Shakhtar menang 7-0 di laga itu.

Selain di Liga Champions, ia juga gacor di liga domestik. Penyerang asal Brasil itu jadi top skorer di Liga Premier Ukraina. Pencapaian-pencapaian nya itu membuat Adriano jadi pemain paling berharga di musim 2014/15. AC Milan pun memboyongnya di tahun 2015 dengan harga 14 juta euro.

Milan bukannya untung malah buntung. Adriano hanya mencetak 4 gol dan 4 assist dari 26 pertandingan Serie A. Di musim setelahnya, yaitu musim 2016/17 Adriano bahkan hanya dimainkan sebanyak 7 kali di Serie A dan tak sempat mencetak gol. Milan pun melepasnya ke Spartak Moscow di tahun 2017 dengan status bebas transfer. Sejak saat itu namanya tidak lagi terdengar di kancah tertinggi Eropa.

Milos Krasic, CSKA Moscow 2009/10

Musim 2009/10 adalah musim yang sangat bagus untuk Milos Krasic. Ia membawa Serbia lolos kualifikasi Piala Dunia 2010. Kemudian menjadi pemain terbaik Serbia tahun itu. Dan bersinar di Liga Champions 2009/10 bersama CSKA Moscow.

Krasic membantu timnya sampai ke perempat final Liga Champions musim itu. Sayangnya Moscow kalah lawan Inter. Tapi musim itu Krasic mencetak 4 gol di Champions League, termasuk gol cantik ke gawang Manchester United.

Penampilan menakjubkannya itu membuat Juventus memboyongnya. Harga 15 juta euro rela ditebus si nyonya tua. Krasic pun digadang-gadang sebagai the next Nedved. Rambut pirangnya memang mengingatkan fans pada legendanya itu.

Sayangnya selain rambut, tidak ada kesamaan lain antara Krasic dan Nedved. Di musim debutnya, yaitu musim 2010/11, Krasic mencetak 7 gol dari 33 penampilan Serie A. Di musim setelahnya ia bahkan hanya mencetak sebiji gol dan hanya main di tujuh pertandingan liga. Ia pun dijual ke Fenerbahce di tahun 2012.

Dimitri Payet, West Ham 2015/16

West Ham pernah punya pemain yang sangat ditakuti lawan. Orang itu adalah Dimitri Payet. Di musim 2015/16 ia datang dari Marseille dengan harga 15 juta euro. Tidak ada yang menyangka Payet bakal jadi pemain yang paling mencuri perhatian di Premier League.

Ia benar-benar luar biasa dan tidak ada satupun bek yang bisa menghentikannya. Keterampilannya yang lain adalah tendangan bebas melengkung yang mematikan. Dengan bakatnya itu banyak yang memprediksi Payet akan jadi bintang masa depan. Ia juga membawa Prancis sampai final Euro 2016.

Sayangnya Payet tidak betah di Inggris. Di musim dingin 2017, Payet memilih pulang ke Marseille. West Ham bisa dapat untung dengan menjualnya seharga 30 juta euro. Payet memang bisa pulang ke negaranya, tapi ia tidak bisa mengulangi kepopuleran seperti di West Ham.

Burak Yılmaz, Galatasaray 2012/13

Burak Yilmaz sebenarnya sudah melanglang buana di liga turki sejak tahun 2006. Tapi karirnya baru melonjak setelah pindah ke Galatasaray di musim 2012/13. Awalnya ia berposisi sayap. Tapi setelah pindah ke Galatasaray Yilmaz diposisikan jadi ujung tombak.

Bermain sebagai penyerang tengah membuat Yilmaz benar-benar mematikan. Di Liga Champions ia mencetak 8 gol dari 9 pertandingan. Termasuk gol hattrick saat melawan CFR Cluj. Ia juga mampu bawa Galatasaray sampai ke perempat final sebelum kalah lawan Real Madrid.

Di liga, Yilmaz juga mengerikan. Ia mencetak 24 gol dan 8 assist dalam 30 pertandingan. Di musim setelahnya, Yilmaz masih bertahan di Galatasaray. Tapi kemampuannya tiba-tiba menurun. Ia bahkan tidak mencetak gol di Liga Champions di musim 2013/14.

Roque Santa Cruz, Blackburn Rovers 2007/08

Blackburn Rovers melakukan perjudian saat mencomot Roque Santa Cruz dari Bayern Munchen di tahun 2007. Usianya saat itu sudah 25 tahun tapi masih belum bisa menembus tim utama Bayern. Ia juga tidak pernah mencetak lebih dari 5 gol dalam semusim sebelumnya.

Tapi musim debut Santa Cruz di Premier League begitu manis. Ia mencetak 19 gol dan 7 assist dari 37 pertandingan liga. Catatan itu membuat Manchester City yang baru saja diambil alih Sheikh Mansour memboyongnya di tahun 2009.

Namun Santa Cruz tidak bisa menunjukkan performa yang sama. Ia lebih sering dipinjamkan ke klub-klub lain ketimbang main di tim utama. Ia hanya mampu mencetak tiga gol dari 19 pertandingan di musim 2009/10. Santa Cruz juga menghilang setelah itu.

Robinho, Manchester City 2008/09

Tahun 2008 memang tahun yang agak aneh untuk Premier League. Itu tahun pertama Sheikh Mansour mengambil alih Manchester City. Sekaligus tahun pertama publik Premier League menyaksikan rasa lapar City di bursa transfer.

Tak butuh waktu lama bagi Sheikh Mansour untuk menggelontorkan uang. Ia langsung membeli Robinho dari Real Madrid dengan harga 43 euro. Itu memecahkan rekor transfer klub.

Hype Robinho terbayar di musim pertamanya. Ia mencetak 14 gol dan menjabat sebagai wakil kapten Man City. Tapi itu jadi satu-satunya musim Robinho jadi pemain hebat di Premier League. Di 2009/10 ia gagal mencetak gol sampai pertengahan musim. Ia pun dipinjamkan ke Santos sebelum dijual ke AC Milan.

Asamoah Gyan, Sunderland 2010/11

Penampilan timnas Ghana di Piala Dunia 2010 membuat Sunderland kepincut salah satu bintangnya, Asamoah Gyan. Selain karena penampilan di Piala Dunia, catatan 13 golnya di Rennes memang tampak menjanjikan. Sunderland pun membeli Gyan dengan harga 16 juta euro dari Rennes.

Di musim pertamanya Gyan langsung tampil memukau. Ia 11 gol di semua kompetisi dan menyumbang lima assist. Jalan Gyan sebagai penyerang yang diakui di Premier League pun terlihat mulus. Tapi ia malah menerima tawaran pinjaman ke Al Ain di pertengahan musim keduanya. Kabarnya Gyan dapat gaji empat kali lipat lebih besar disana.

Tapi masa peminjaman itu malah menghancurkan karirnya. Ia semakin tidak terlihat sebagai pemain top. Parahnya empat tahun kemudian agen Gyan malah menerima tawaran untuk pindah ke liga China. Yang sayangnya semakin membuat karirnya tenggelam.

Michu, Swansea 2012/13

Tentu saja ada nama Michu di daftar ini. Ia adalah one season wonder paling ikonik sepanjang masa. Bermain sebagai gelandang serang, di musim 2012/13 Michu mencetak 18 gol untuk Swansea. Ia hanya kalah dari para penyerang top seperti Luis Suarez, Gareth Bale, dan Robin Van Persie. Michu juga bawa Swansea juara League Cup

Sayang cedera parah meredupkan sinarnya di musim kedua. Ia dipinjamkan ke Napoli di tahun 2014. Tapi ia hanya dimainkan enam kali di semua kompetisi Napoli sebelum kembali ke Swansea.

Tahun 2015 ia pulang ke Spanyol tapi itu tak juga memperbaiki karirnya. Michu akhirnya pensiun di tahun 2017 saat usianya masih 31 tahun. Sampai sekarang, Michu masih dikenang sebagai one season wonder terbaik Premier League atau bahkan dunia.

Sumber referensi: Planet, 442, GMS, Sportskeeda, UEFA, 90min, B/R

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru