Gabriel Jesus, pemain asal Brasil yang kini membela klub Liga Primer Inggris, Manchester City, memiliki perawakan yang tak terlalu besar. Meski begitu, Jesus dikenal sebagai pemain lincah dan memiliki kecepatan yang luar biasa.
Menjadi salah satu pemain muda paling potensial, Jesus bertransformasi menjadi penyerang yang mematikan. Dirinya sering menjadi andalan The Citizen dalam memenangi berbagai laga.
“Tak ada keraguan tentang kemampuannya, dampaknya sejak dia tiba, di dalam dan di luar lapangan. Aku bangga dengan kehadirannya,” ungkap Guardiola
Namun, seperti kebanyakan pesepakbola asal Brasil lainnya, Jesus hidup dalam kondisi yang serba pas-pasan. Dirinya harus bekerja keras untuk bisa mengurangi beban keluarganya.
Masa kecil Jesus dilalui dengan tidak menyenangkan. Ia ditinggal oleh ayahnya ketika masih berada di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan Ibunda Jesus, Vera Lucia Diniz de Jesus, membesarkan sang pemain serta keempat saudaranya sendiri.
Kegigihan Vera Lucia dalam membesarkan lima anaknya itulah yang membuat mereka sangat menghormatinya, tak terkecuali Jesus. Bahkan, setelah menjadi bintang sepak bola, pemain 21 tahun itu masih sangat mendengarkan nasihat sang ibu.
“Anakku selalu menundukkan kepalanya ketika aku berbicara,” ujarnya, seperti dilansir laman Telegraph.
Hari-hari berat selalu dilewati olehnya. Namun, melalui sepak bola, Jesus bertekad untuk merubah nasib keluarganya. Ia terus berlatih dan selalu ingin menjadi yang terbaik.
Mamade, Direktur Olahraga sekaligus salah satu pendiri Pequeninos do Meio Ambiente, klub dimana tempat pertama kali Jesus bermain bola mengatakan bahwa anak asuhnya itu merupakan anak yang sangat mencintai sepakbola. Hal inilah yang membuat ia terhindar dari hal-hal negatif yang berasal dari lingkungannya.
“Gabriel tak pernah meninggalkan latihan dan tidak pernah melewatkan pertandingan. Dia selalu mengikiti latihan dengan serius,”
“Tidak seperti temannya yang hanya ikut-ikutan berlari. Aku memiliki 10 pemain yang sama baiknya dengan Gabriel, namun bedanya mereka malas,” ujarnya seperti dikutip dari Guardian.
Ketika masih berusia 13 tahun, Jesus memiliki pengalaman yang tak mengenakkan. Dia mengaku sempat memiliki musuh yang ingin mematahkan kakinya.
Suatu ketika, timnya bertemu dengan lawan yang terkenal kasar. Dalam laga yang dimainkan, Jesus tampil brilian, dia mencetak gol dan mengecoh musuh dengan gocekannya.
Ternyata aksi Jesus membuat lawan kesal. Salah satu pemain bahkan terang-terangan mengatakan akan mematahkan kakinya.
“Mereka menghantamku setiap memegang bola. Mereka kesetanan dan salah satu pemain tengah mengatakan akan mematahkan kakiku,”
“Mereka menunggu di parkiran dan ingin melukaiku”.
Untungnya rekan-rekan Jesus sigap. Dia dikawal sampai pulang ke rumah dengan selamat.
Pada usia 14 tahun, Jesus pindah ke klub yang lebih besar, Anhanguera. Di klub itu, dia berhasil mencetak 29 gol dalam kompetisi di tingkat lokal.
Nasibnya berubah setelah Anhaguera menggelar pertandingan persahabatan dengan Palmeiras Junior.
Jesus pun mengikuti ujicoba dengan Palmeiras dan lolos di tahun 2013. Ia pun segera muncul menjadi pemain andalan Palmeiras U-17 dengan mencetak 54 gol dalam 48 laga. Hal ini membuat Manajer Palmeiras Senior, Oswaldo de Olivera menariknya ke tim utama saat ia berusia 17 tahun.
Meski karirnya mulai menemui titik terang, Jesus sempat melakoni pekerjaan sebagai tukang cat. Untuk membantu perekonomian keluarganya, Jesus turut memeriahkan gelaran Piala Dunia 2014 yang dihelat di negaranya itu.
Pada 30 Mei 2017, Gabriel Jesus mengunggah pengalamannya saat mengecat jalanan Brasil untuk memeriahkan Piala Dunia 2014. Sungguh tak banyak yang menyangka pemain kelahiran 3 April 21 tahun silam itu akan menjadi striker utama timnas Brasil.
Bermain gemilang bersama Palmeiras, Jesus diboyong ke Inggris oleh klub kaya raya Manchester City. Tim yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut berhasil mendapat tanda tangan Jesus dengan biaya transfer sebesar 27 juta paun atau sekitar 484 miliar rupiah.
“Aku selalu tahu bahwa dia akan menjadi pemain profesional top. Ketika ia masih anak-anak aku telah memprediksi ia akan menjadi pemain hebat, bermain bagi Timnas Brasil dan masuk dalam rekor transfer.”
“Kini aku ingin membuat prediski baru. Gabriel Jesus akan memenangkan gelar Ballon d’Or.”
Ujar Mamede, direktur olahraga sekaligus salah satu pendiri Pequeninos do Meio Ambiente, klub pertama Jesus meninmba ilmu.