Dulu Gabung Klub Polisi, Kini Ditangkap Polisi, Plot Twist Karier Radja Nainggolan

spot_img

Jika kalian penikmat film, pasti ada beberapa film yang menghadirkan plot twist yang bikin kalian heran dan ternganga. Contohnya saja film Fight Club yang diperankan Edward Norton dan Brad Pitt. Sebagai penonton, kita dipermainkan emosinya saat mengetahui bahwa Brad yang berperan sebagai Tyler Durden ternyata hanya alter ego dari Norton yang berperan sebagai The Narrator.

Menariknya, plot twist tidak hanya terjadi di film. Alur yang berubah drastis secara tiba-tiba juga terjadi di perjalanan karir para pesepakbola. Banyak contohnya. Dari Kakhaber Kaladze yang kini jadi politisi. Maldini Pali yang memilih jadi polisi. Hingga Radja Nainggolan yang justru ditangkap polisi. 

Ya, kalian nggak salah dengar. Ini jadi puncak dari perjalanan karir yang teramat random dari Radja Nainggolan. Penasaran bagaimana randomnya karir pemain keturunan Indonesia ini? Selengkapnya mari kita bahas. 

Membangun Reputasi di Italia

Kita akan membahas reputasi Radja Nainggolan di sepakbola Eropa terlebih dahulu. Meski lahir di Antwerpen, Belgia, nyatanya Radja tak memulai karir profesional di sana. Dirinya justru sudah memberanikan diri untuk merantau ke Italia di usia muda. Pada usia 16 tahun, dirinya memutuskan untuk bergabung Piacenza U-19 dari Beerschot.

Sejak saat itu, dirinya membangun nama besar di persepakbolaan Italia. Penampilan Radja Nainggolan sebenarnya tidak terlalu spesial. Dirinya bukan seorang gelandang pengatur tempo macam Andrea Pirlo. Atau seorang playmaker layaknya Rui Costa. Nilai jual Radja hanya pada etos kerja dan sifat buasnya di lapangan. Mungkin, ketimbang Pirlo, Nainggolan lebih mirip Gennaro Gattuso.

Atribut itu akhirnya membuat Cagliari mengamankan jasanya pada tahun 2010. Di Cagliari, Radja menambahkan atribut tendangan gledek nan akurat dalam skill set permainannya. Pokoknya, jangan biarkan bola liar bergulir ke arahnya, jika jala gawangmu tak ingin dirobek oleh tendangan gledek sang Radja.

Pada akhirnya itu jadi daya tawar utama dari Radja di Serie A. Kemampuan itu membawanya ke beberapa klub besar Italia seperti AS Roma dan Inter Milan. Sayang, meski telah mengantongi 367 penampilan di Serie A, dirinya tak pernah sekali pun membawa pulang medali juara.

Pulang dan Juara

Radja Nainggolan baru meraih gelar juara saat dirinya memutuskan untuk pulang ke Belgia. Usai kontraknya tak diperpanjang oleh Inter pada tahun 2021, Radja pulang dan membela Royal Antwerp. Klub dari kota kelahirannya

Radja tak langsung meraih gelar di musim perdananya. Di musim 2022/23 lah Royal Antwerp berjaya. Di bawah tangan dingin Mark Van Bommel, Radja tak begitu jadi andalan. Menit bermainnya menurun drastis dari musim sebelumnya. Namun, ketika Radja tidak banyak terlibat, Antwerp justru juara Belgia First Division.

Gelar juara ini jadi yang pertama bagi Nainggolan dan yang pertama pula bagi Antwerp, setidaknya sejak terakhir kali meraihnya pada 1957 atau 66 tahun lalu. Ya, gelar tersebut bak sebuah dongeng sepakbola di Belgia. Dan Radja Nainggolan menjadi bagian dari dongeng heroik itu.

Mulai Aneh-aneh

Nah, pasca meraih gelar juara, hal-hal tak wajar justru mulai melekat pada diri Radja Nainggolan. Tiba-tiba muncul berita tentang Royal Antwerp yang tengah berusaha untuk memaksa sang pemain hengkang. Setelah ditelusuri, ternyata Antwerp mempermasalahkan perilaku Radja. Goal bahkan mengungkapkan bahwa Antwerp merasa Radja terlalu “bad boy” untuk klub.

Di masa-masa akhirnya bersama Antwerp, ia kerap bertingkah laku buruk. Di antaranya ditangkap polisi karena mengendarai mobil tanpa surat izin mengemudi. Serta menghisap rokok di bangku cadangan. Bahkan, petinggi klub, yakni Paul Gheysens merasa Nainggolan sudah tidak fokus lagi terhadap profesinya sebagai pesepakbola. Ia curiga ada “pekerjaan” lain yang sedang ditekuni Nainggolan.

Jadi Duta Piala Dunia U-17 

Setelah putus kontrak dengan Royal Antwerp pada Januari tahun 2023, Radja kembali ke Italia untuk memperkuat klub antah berantah, SPAL. Kala itu, Daniele De Rossi yang berstatus pelatih SPAL meminta secara langsung pada Radja untuk membantunya. Sialnya, baru sebulan, De Rossi malah dipecat. Radja pun kehilangan arah.

Karena ditinggal De Rossi, Radja Nainggolan pun tak melanjutkan masa kerjanya di SPAL. Dirinya memilih untuk dilepas secara gratis di akhir musim 2022/23. Di sinilah segala plot twist karir Radja dimulai. Bukannya cari klub baru, Radja justru tiba-tiba muncul di Indonesia. 

Kedatangannya kali ini merupakan permintaan langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang menunjuknya sebagai brand ambassador Piala Dunia U-17 2023. Menurut Erick, pemilihan Nainggolan karena sang pemain memiliki keterkaitan dengan Indonesia. Ya, dari namanya aja udah kelihatan kan, kalau Radja punya darah Batak yang begitu kental.

Gabung Bhayangkara FC

Tapi itu baru pembukaan saja. Gongnya adalah saat dirinya justru teken kontrak dengan Bhayangkara FC akhir tahun 2023. Gabut barangkali jadi salah satu alasan mengapa Radja Nainggolan mau bermain untuk Bhayangkara. Toh, tak ada salahnya juga berkarir sepakbola di negara asal dari nenek moyangnya.

Tapi, tetap saja. Keputusan Radja sangatlah random. Menurut beberapa pakar, seharusnya Radja masih layak bermain di klub-klub Eropa. Minimal klub-klub papan bawah Liga Belgia lah ya. Dengan pamor dan segudang pengalaman di sepakbola, Radja tak sewajarnya langsung bergabung dengan klub Indonesia. Ini jadi sebuah keanjlokan karir baginya. Tapi apa boleh buat, Radja sudah menandatangani kontrak berdurasi enam bulan.

Dalam durasi kontrak yang singkat, mantan pemain SPAL itu mendapat gaji sekitar Rp5 miliar. Selain gaji yang tinggi, menurut Kumparan, Nainggolan juga akan mendapat fasilitas tertentu dari Bhayangkara. Seperti apartemen di Kemang, Jakarta Selatan, dan sebuah unit mobil.

Di Bhayangkara, Radja hanya main 10 pertandingan. Performa terbaiknya terjadi di laga melawan Persik Kediri. Ia mencatatkan 3 assist dalam satu laga. Sebetulnya, Bhayangkara punya opsi untuk memperpanjang kontrak Radja. Namun klub malah terdegradasi. Radja pun menolak tawaran itu. Ia memilih untuk menganggur lagi di usia 35 tahun.

Cetak Gol Indah di Belgia

Setelah nganggur, bukannya pensiun, Radja justru bergabung dengan klub kasta kedua Liga Belgia, Lokeren-Temse. Ia diikat dengan kontrak berdurasi pendek hingga akhir musim 2024/25. Tak sampai di situ saja, di laga debutnya bersama Lokeren, Radja pun viral karena mencetak gol yang keren.

Di laga melawan Lierse, Radja memulai pertandingan sebagai pemain cadangan. Ia baru turun bermain pada menit ke-64 untuk menggantikan Sebastiann Brebels. Doi hanya butuh enam menit untuk membuktikan kelasnya. Radja Nainggolan langsung berhasil mencetak gol keren itu tadi. Mengapa keren? Karena golnya diciptakan dari sepak pojok langsung. Gol ini biasa disebut sebagai gol “Olimpico”. 

Besoknya Keciduk

Cuplikan gol Radja Nainggolan pun langsung meledak di media sosial. Semua kanal berita pun membicarakan gol tersebut. Tapi, belum juga berita itu turun, Radja sudah kembali jadi trending topik. Namun, kali ini bukan tentang golnya, melainkan berita penangkapannya. Ya, beberapa jam setelah mencetak gol, Radja diringkus oleh pihak kepolisian Belgia.

Radja ditangkap di Brussel, Belgia, terkait dugaan penyelundupan obat-obatan terlarang dari Amerika Selatan ke Eropa, pada Senin, 27 Januari 2025. Sesaat setelah Radja Nainggolan ditangkap, polisi federal Brussels langsung melakukan tiga puluh penggeledahan di provinsi Antwerpen dan sekitar Brussels hingga berhasil menyita 2,7 kilogram kokain.

Dilansir BBC, penangkapan Nainggolan ini berakar dari otoritas setempat yang dalam beberapa bulan terakhir menyelidiki dugaan penyelundupan kokain yang dikirim dari Amerika Selatan dan pendistribusiannya di Belgia. Nainggolan kemudian ditangkap karena memiliki sejumlah barang bukti. Di samping itu, koneksi bisnisnya diduga terlacak memiliki keterlibatan.

Kasus ini kembali mengingatkan kita kepada pernyataan Paul Gheysens beberapa tahun lalu. Tertangkapnya Radja seakan membenarkan kecurigaan Paul terhadap “bisnis” yang dijalankan Nainggolan saat masih berseragam Royal Antwerp. Tentunya tak ada yang menyangka bahwa sang legenda sepakbola Belgia itu akan mengakhiri karir sepakbolanya di hotel prodeo.

Sumber: BBC, Foot Italia, Daily Mail, Goal, Tempo

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru