Selamat! Setelah lama tak menginjakan kaki di partai puncak, kini Spanyol kembali ke habitatnya. Spanyol yang baru mengalahkan sang juara Piala Dunia 2018, berhak menyegel satu tempat di final Euro 2024.
Menariknya,terjadi rekor dan statistik menarik di laga antara Spanyol dan Prancis semalam. Penasaran apa saja statistik tersebut? Berikut adalah rekor dan drama di balik kemenangan Spanyol atas Prancis. Sebelum kita ulas satu per satu, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.
Daftar Isi
Pencetak Gol Termuda
Jika anak-anak berusia 16 tahun di Indonesia umumnya sedang mempersiapkan tahun ajaran baru di sekolah, maka yang dilakukan Lamine Yamal sedikit lebih ekstrem. Bukannya fokus belajar dan membantu orang tua, Yamal justru tengah menggendong Timnas Spanyol menuju final Euro 2024.
🎯😮💨 pic.twitter.com/f20Q9fgfds
— Lamine Yamal 🇪🇸 (@LamineeYamal) July 10, 2024
Anak sekecil itu berkelahi dengan pemain-pemain yang jauh lebih berpengalaman di tim nasional Prancis. Meski dirasa terlalu muda untuk tugas seberat itu, Yamal berhasil menunaikannya dengan cara yang mengagumkan. Bahkan, dirinya kembali mencatatkan rekor apik di laga semifinal semalam.
Setelah mencatatkan nama sebagai pemain termuda yang mencetak assist di Euro, kini Yamal kembali mencatatkan namanya sebagai pencetak gol termuda di kompetisi tersebut. Dengan usianya yang baru 16 tahun, 362 hari, dirinya telah melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh Johan Vonlanthen dari Swiss yang mencetak gol pada edisi 2004 di usia 18 tahun dan 141 hari.
Lamine Yamal Mengalahkan Pele
Tak cuma itu, bermodalkan performa menawannya, Yamal berhasil mengamankan penghargaan Man of The Match di laga tersebut. Dan tentu saja, pemain Barcelona itu lagi-lagi mencatatkan rekor baru sebagai pemain termuda yang berhasil menyabet gelar pemain terbaik dalam satu pertandingan.
Kurang? Tenang, masih ada lagi kok. Yamal juga memecahkan rekor yang sudah bertahan sejak 1958. Di usianya yang baru 16 tahun Yamal tercatat telah mematahkan rekor legenda sepakbola Brazil, Pele sebagai pencetak gol termuda di turnamen mayor. Kala itu, Pele mencetak gol di semifinal Piala Dunia 1958 saat berusia 17 tahun 244 hari.
Yamal vs Rabiot
Walaupun masih berstatus bocah, dek Yamal tidak bisa menghindari intrik dan drama yang terjadi di laga tersebut. Kali ini, yang mencari gara-gara dengan si bocah ajaib itu adalah gelandang Les Bleus, Adrien Rabiot. Sebelum laga semifinal itu, Rabiot meremehkan kemampuan Yamal saat sesi konferensi pers jelang pertandingan.
Bahkan mantan pemain Paris Saint-Germain itu menantang Yamal untuk menunjukkan penampilan yang lebih baik. Karena menurut Rabiot, kemampuan Yamal yang ditunjukan sejauh ini masih belum cukup untuk mengalahkan Prancis.
Yesterday, Adrien Rabiot said that Lamine Yamal “needs to do more than he’s done until now.”
One day later, Rabiot had a front row seat to Yamal’s worldie 🔥 pic.twitter.com/VTg7FPQhDg
— ESPN FC (@ESPNFC) July 9, 2024
“Tentu saja akan sulit bagi dia (Yamal) untuk menghadapi semifinal di turnamen besar. Itu tergantung pada kami dalam memberikan tekanan kepadanya dan mengeluarkan dia dari zona nyamannya,” ucap Rabiot dikutip dari ESPN. Pernyataan Rabiot ini langsung direspons dengan elegan oleh Yamal melalui unggahan di media sosial pribadinya.
Yamal memposting gambar tangan bermain catur yang dibumbui kata-kata sindiran kepada Rabiot. Jika diartikan ke bahasa Indonesia kira-kira bunyinya menjadi, “Bergerak dalam diam, hanya berbicara ketika ingin mengatakan skakmat”. Jelas postingan ini menyindir Rabiot yang sudah kebanyakan omong sebelum laga.
Siapa saja boleh berkomentar, tapi pertarungan sebenarnya adalah 90 menit di lapangan. Prancis memang unggul lebih dulu melalui Randal Kolo Muani. Namun, 13 menit kemudian, Spanyol menyamakan kedudukan. Dan yang berada di balik skenario itu tidak lain adalah Lamine Yamal. Ia mencetak gol indah dari luar kotak penalti.
Lucunya, wonderkid Barcelona itu menghadapi Rabiot terlebih dulu sebelum melepaskan tembakan. Yamal membuat Rabiot tergopoh-gopoh kehilangan keseimbangan sebelum akhirnya melesakkan bola ke pojok kiri atas gawang Mike Maignan. Kayaknya, Rabiot kualat nih sama bocah yang pernah dimandikan oleh Lionel Messi itu.
Dani Olmo dan Jesus Navas
Jika Yamal adalah pemain termuda yang memecahkan rekor ini dan itu, maka Jesus Navas adalah kebalikannya. Dirinya jadi pemain tertua yang mencatatkan rekor di semifinal Euro semalam. Meski hanya bermain selama 58 menit, Navas yang sudah berusia 38 tahun 231 hari jadi pemain tertua yang tampil di laga semifinal Euro.
Tak mau kalah dengan Yamal dan Navas, pencetak gol kedua Spanyol, yakni Dani Olmo juga mencatatkan rekor menarik di laga semalam. Pemain yang kini berseragam RB Leipzig itu menjadi pemain Spanyol pertama yang berhasil mencetak gol dalam tiga pertandingan Euro secara beruntun.
Dengan begitu, Olmo kini sudah mengantongi tiga gol dan dua assist dalam lima pertandingan yang dimainkan. Nama Olmo juga terus naik sehingga meramaikan perebutan gelar top skor di akhir kompetisi nanti. Kini, saingan Olmo dalam meraih sepatu emas Euro 2024 hanya Cody Gakpo yang sama-sama mencetak tiga gol.
Enam Kali Beruntun
Secara tim, Spanyol juga punya statistik luar biasa. Hingga narasi ini ditulis, La Furia Roja sama sekali belum terkalahkan sepanjang gelaran Euro 2024. Menurut data yang dilampirkan Opta, kemenangan anak asuh Luis de La Fuente atas Prancis menjadikan Spanyol sebagai tim pertama yang mampu memetik enam kemenangan beruntun dalam satu edisi Euro tanpa melalui babak penalti.
Spain book their place in the final! 🇪🇸#EURO2024 pic.twitter.com/9xororAdFU
— UEFA EURO 2024 (@EURO2024) July 9, 2024
Di babak penyisihan grup, Spanyol tergabung di Grup B. Mereka pun memetik kemenangan sempurna atas ketiga pesaingnya. Menang telak 3-0 atas Kroasia, menang 1-0 atas Albania, dan mengakhiri perlawanan sengit Italia dengan skor tipis, 1-0. Dengan begitu, La Roja berhasil menjaga gawangnya tetap perawan di fase grup.
Di babak 16 besar, Spanyol menang telak melawan tim kejutan Georgia dengan skor 4-1. Rangkaian kemenangan pun berlanjut di perempat final ketika La Roja membungkam tuan rumah, Jerman dengan skor 2-1. Sebelumnya, Spanyol juga pernah mencatatkan enam kemenangan di Euro 2008. Namun, pada perempat final mereka menaklukan Italia lewat babak adu penalti, bukan 90 menit waktu normal.
Randal Kolo Muani
Apakah cuma Spanyol doang nih yang punya catatan menarik di pertandingan semifinal semalam? Kenyataannya tidak juga. Di kubu Prancis, Randal Kolo Muani setidaknya jadi pemain yang beruntung. Pemain depan PSG itu jadi pemain lawan kedua setelah Florian Wirtz yang mampu membobol gawang Unai Simon di ajang Euro 2024.
Gol Randal Kolo Muani pada menit kedelapan tersebut adalah gol pertama Prancis dari permainan terbuka di Euro 2024. Dengan begitu, Kolo Muani berarti sudah terlibat dalam lima gol di lima pertandingan terakhirnya bersama Les Blues. Pemain berusia 25 tahun itu kini berstatus pemain ketiga yang mencetak gol untuk Prancis di semifinal Piala Dunia dan Euro setelah Michel Platini dan Zinedine Zidane.
Yang Pertama Bagi Prancis
Secara tim, Prancis juga mencatatkan rekor baru. Ada yang baik, tapi ada juga yang buruk. Kita mulai dari yang buruk dulu. Kekalahan dari Spanyol membuat Prancis untuk pertama kalinya merasakan kekalahan di babak semifinal di turnamen besar seperti Piala Dunia atau Piala Eropa sejak 1996. Kala itu, Tim Ayam Jantan kalah adu penalti dari Republik Ceko.
Selain itu, ini juga jadi kali kedua Prancis kalah setelah berhasil unggul lebih dulu. Pertama kali Prancis mengalaminya adalah pada saat kekalahan 3-2 atas Belanda di babak penyisihan grup Euro tahun 2000. Itulah catatan menarik yang terjadi di laga semifinal semalam. Menurut football lovers, rekor apa lagi yang akan dipecahkan oleh Spanyol?
https://youtu.be/o1mmTzQ-IgM
Sumber: ESPN, Mirror, Daily Mail, Tempo