Cristiano Ronaldo selalu punya cara untuk mengejutkan para penikmat sepak bola. Rasanya baru kemarin kita setuju kalau Ronaldo sudah keluar dari perdebatan GOAT. Setelah ia gagal di Piala Dunia, dibuang Manchester United, ditolak klub-klub besar Eropa sampai kini bermain di Liga Arab.
Tapi Ronaldo kembali mencuri perhatian lewat penampilan luar biasanya bersama Portugal di babak kualifikasi Euro 2024. Membuatnya jadi sulit untuk dilupakan sebagai salah satu pemain terbaik. Ia sudah mencetak empat gol dari dua laga kualifikasi ini. Dua gol ia ciptakan lawan Liechtenstein dan dua lainnya di laga lawan Luxembourg.
Daftar Isi
Perjalanan Mengecewakan Ronaldo
Itu semua memang fakta yang mengejutkan bagi para penikmat sepak bola. Mengingat bagaimana ia menangis di terowongan menuju ruang ganti ketika Portugal dihabisi Maroko pada perempat final Piala Dunia 2022 Qatar. Lebih parahnya, Ronaldo turun kasta di dua pertandingan terakhir bersama Portugal di Qatar. Ia jadi pemain yang duduk di bangku cadangan alih-alih
Dan sekitar satu minggu setelah Ronaldo tersingkir dari Piala Dunia dan pulang dengan rasa malu juga ketidakpastian, Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia. Itu mengakhiri perdebatan GOAT yang sudah berlangsung bertahun-tahun sebelumnya.
Kemalangan dan nasib buruk masih menghantui CR7 setelah itu. Setelah Piala Dunia berakhir, ia sudah tidak lagi diterima di Old Trafford. Ini buntut dari rentetan konflik yang berlangsung antara dirinya dengan Ten Hag di Manchester United. Dan puncaknya adalah ketika Ronaldo melakukan wawancara kurang ajar dengan Piers Morgan sebelum Piala Dunia dimulai.
Jadi pemain buangan MU dan tidak bisa tampil memukau di Piala Dunia membuatnya tidak diinginkan oleh klub-klub Eropa. Tidak ada klub di liga top Eropa mau mengontrak Ronaldo yang sudah tua dan dianggap sudah waktunya untuk pensiun.
Sampai akhirnya, ia pun setuju menandatangani kontrak sebesar 3,4 juta pounds per minggu untuk bermain di Liga Arab bersama Al Nassr. Ini langkah yang semakin menegaskan kalau era Ronaldo sudah habis. Ia sudah tidak bermain di liga kompetitif lagi.
Masih Dipanggil Timnas
Dilansir dari the athletic hanya ada 55% pendukung timnas Portugal yang menginginkan Ronaldo dipanggil timnas untuk kualifikasi Euro 2024. Sedangkan sebanyak 24% orang yakin kalau Ronaldo sudah tidak pantas lagi bermain di timnas. Sisa 21% lainnya tidak yakin dan tidak bisa memutuskan.
Tapi ini terus jadi perdebatan di Portugal, dengan banyak pendukung Ronaldo berargumen kalau CR7 tidak cukup mendapatkan apresiasi di timnas. Mencoret namanya dari timnas berarti membuang rasa terima kasih Os Navegadores kepada CR7 atas segala hal yang telah ia lakukan untuk negaranya.
Tapi ternyata pelatih baru Portugal, Roberto Martinez masih mau memanggil bintang Al Nassr itu. Ia memang menggunakan skuad Piala Dunia sebagai acuan, dengan memanggil 23 dari 26 pemain yang bertarung di Qatar akhir tahun lalu.
Ia mengaku tetap memanggil Ronaldo berdasarkan rasa hormat. Ia juga percaya kalau Ronaldo masih bisa memberikan dampak terlepas dari usianya yang sudah tua.
“Ronaldo telah bermain untuk tim nasional selama 19 tahun dan dia pantas untuk mendapatkan respect. Dia bisa memberikan pengalaman berharganya dan dia juga sangat sosok yang sangat penting bagi tim. Saya tidak melihat usia” Ungkapnya dikutip dari Talksport.
Cukup dinantikan perjalanan Martinez di timnas Portugal. Sebab survei mengatakan sebanyak 42% yang yakin nasibnya akan lebih buruk dari Fernando Santo.
Pembuktian Ronaldo
Tapi Martinez dan Ronaldo bisa langsung memberikan pembuktian kepada publik di pertandingan pertama kualifikasi Euro 2024. Di pertandingan melawan Liechtenstein pada hari Jumat kemarin, Ronaldo kembali memimpin rekan-rekannya masuk ke lapangan sebagai kapten.
Itu jadi malam penampilan internasionalnya yang ke-197. Ronaldo telah memecahkan rekor sebagai pemain pria dengan penampilan terbanyak di timnas. Faktanya catatan itu melebihi atlet pria manapun dalam sejarah olahraga di dunia.
Tapi ia bermain malam itu bukan hanya untuk memecahkan rekor penampilan terbanyak. Ronaldo juga menyumbang dua gol di laga itu. Satu gol diciptakan dari titik putih, dan yang satunya lagi ia torehkan lewat tendangan bebasnya yang menawan. Laga pun berakhir dengan skor 4-0.
Di pertandingan kedua melawan Luxembourg yang berlangsung pada Senin dini hari, Ronaldo kembali dipercaya jadi starter sekaligus kapten. Ini jadi penampilan ke-198 nya dan CR7 menunjukan kalau dirinya masih haus gol. Portugal menang dengan skor meyakinkan 6-0 dimana Ronaldo mencetak dua gol.
Dengan dua gol itu Ronaldo sudah mencatatkan total 122 gol untuk Portugal. Ia memang sudah jadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Os Navegadores. Tapi dua gol di malam itu membuatnya semakin kokoh di puncak.
Jika jumlah gol dari Pauleta yang merupakan top scorer kedua, Eusebio di peringkat ketiga, juga Luis Figo sebagai pencetak gol terbanyak keempat digabungkan, itu masih kalah dengan gol milik Ronaldo seorang.
Jadi, Masih Pantaskah Masuk Timnas?
Masih ada beberapa pertandingan lagi di fase kualifikasi Euro 2024. Ini artinya Ronaldo masih bisa mencetak rekor-rekor lainnya. 17 Juni nanti Portugal akan menghadapi Bosnia dan Herzegovina. Tiga hari kemudian pasukan Roberto Martinez akan melawan Islandia. Jika Ronaldo bermain di dua laga itu, ia akan jadi pemain pertama dan mungkin satu-satunya yang punya 200 caps untuk timnas.
Belum lagi kalau dirinya kembali dipanggil untuk putaran final Euro 2024. Kemungkinan besar, Martinez akan tetap memanggil Ronaldo. Ini keputusan yang bijak jika Martinez mau memenangkan opini publik Portugal. Fernando Martinez saja butuh delapan tahun dan satu trofi Euro untuk berani menaruh Ronaldo di bangkku cadangan. Itupun masih mendatangkan banyak kritik.
Ronaldo memang pemain yang luar biasa. Itu tidak perlu diperjelas lagi. Tapi masih pantaskah ia jadi ujung tombak Os Navegadores, ketika Portugal menghadapi lini bertahan kelas kakap di Euro 2024 nanti? Itu pertanyaan yang tetap harus dijawab secara objektif.
Joao Felix, dengan segala opini yang melabelinya sebagai pemain overrated telah berkembang sebagai pemain dengan substansi yang nyata. Ia kini masih dalam masa peminjaman di Chelsea, ia bermain di liga paling kompetitif di dunia.
Selain itu, juga ada Rafael Leao. Pemain yang masih berumur 23 tahun itu sudah jadi tumpuan utama lini serang AC Milan. Ia membawa Milan kembali bersinar di Champions League setelah redup bertahun-tahun lamanya. Oh iya, tidak ketinggalan Goncalo Ramos yang tampil memukau saat menggantikan posisi Ronaldo di Piala Dunia. Ia telah mencetak 23 gol untuk Benfica musim ini.
Fakta pahit lainnya adalah, Portugal tampil lebih menyatu dan percaya diri ketika Ronaldo tidak merumput. Itu sudah dibuktikan di Piala Dunia kemarin. Situasi inilah yang harus segera dipikirkan Martinez kedepannya. Yang pasti, cepat atau lambat pada akhirnya Portugal harus bisa move on dari Ronaldo.
Sumber referensi: