Brace ke gawang Inter Milan dan Lazio jadi bukti bahwa Olivier Giroud masih gacor. Kemampuan membobol gawang lawan memberi pertanda usia 33 tahun hanyalah angka.
Hingga pertengah Februari, pria asal Perancis itu telah mengoleksi 10 gol dan sebiji asis di semua kompetisi bersama Milan. Jumlah gol nya sama dengan torehan Rafael Leao. Keduanya menjadi top skor sementara AC Milan.
Penampilan impresif Giroud mendapatkan pujian dari allenatore Stefano Pioli karena telah berkontribusi kepada Rossoneri.
“Olivier terbukti menjadi pemain yang layak dibeli untuk pemain yang berharga di lapangan. Dia menjadi pemain tangguh dalam berduel dan memberikan kontribusi hebat kepada tim,” kata Pioli
Pujian Pioli kepada Giroud menjadi menarik, sebab ia bisa cocok dengan taktik yang diterapkan oleh Pioli di lapangan.
Sepak Bola ala Pioli
AC Milan memainkan sepak bola yang energik dan cepat dalam formasi 4-2-3-1. Kebutuhan tim akan pemain dinamis dalam menyerang dengan mengandalkan kreativitas pemain seperti Frank Kessie/Brahim Diaz, Rafael Leao, Saelamaekers, Messias. Kontribusi defensif diserahkan kepada Ismaël Bennacer dan Sandro Tonali.

Di belakang ada pilihan seperti Alessio Romagnoli, Fikayo Tomori, atau Kalulu performanya menjadi andalan dibantu Davide Calabria dan Theo Hernandez yang lebih disukai Pioli saat ini untuk menyisir sisi tepi.
Dalam hal strategi, di setiap pertandingan, mereka berupaya membangun penguasaan bola. Anak asuh Pioli saat kehilangan penguasaan bola, mereka akan menekan secara intens untuk merebut bola kembali dan berusaha melancarkan serangan ke sepertiga lapangan lawan.
Mereka berusaha untuk mendapatkan bola kala lawan sedang melakukan build-up melalui Ibrahimovic atau Giroud memiliki atribut pressing. Bola itu akan dialirkan kepada playmaker untuk dikonversi menjadi umpan progresif.
Artinya salah satu pola serang Pioli adalah saat Giroud berhasil menarik bek lawan untuk maju ke depan. Terdapat ruang antar lini (half space) yang dapat dieksploitasi oleh tiga pemain tengah dan kedua wing-back untuk menciptakan peluang.
Giroud Pressing Lawan Sejak Build-up
Stefano Pioli menginstruksikan anak asuhnya melakukan pressing ke area lawan sejak build up. Pemilihan Giroud dalam tiga pertandingan terakhir untuk AC Milan sangat tepat.
Sebagai penyerang Giroud juga nyatanya punya peran penting dalam pertahanan AC Milan. Ia akan menjadi pemain pertama dalam melancarkan pressing. Pioli memberikan tugas tambahan menjadi perebut bola.
Urusan pressing lawan, Giroud telah melakukan 196 kali percobaan dan 52 kali sukses. Sesuai dengan instruksi pelatih, Giroud diminta banyak menekan lawan sejak build up. Catatan FBref, menggambarkan bawah Giroud sudah melakukan pressing di sepertiga lawan sebanyak 106 kali percobaan, sementara 76 kali dan 14 di area tengah serta pertahanan AC Milan.
Angka ini menunjukkan kepada publik bahwa Giroud tidak sekadar striker jangkung dan gacor di depan gawang lawan. Ia memiliki kemampuan untuk merebut bola di area sepertiga lapangan lawan sebagai landasan taktik Pioli. Contohnya, dalam proses gol pertama ke gawang Inter Milan. Bagaimana hasil pressing bisa dikonversi menjadi gol?
Saat pemain belakang Inter Milan mengoper bola ke arah Alexis Sanchez, Giroud turun ke tengah untuk melakukan pressing terhadap pergerakan Sanchez. Walhasil, bola berhasil direbut lalu di oper ke Sandro Tonali lalu ke Brahim Diaz.
Siapa belum bisa move on lihat aksi babang GIROUD? Nih mimin punya cuplikan dua gol keren striker 35 tahun satu ini yang sekaligus bawa MILAN comeback dan tumbangkan INTER 2-1 dalam Derby della Madonnina. Emm kira-kira apa julukan yang pas buat Giroud?@MilanistiOrId#beINSerieA pic.twitter.com/2Q5xHZJqeO
— beIN SPORTS (@beINSPORTSid) February 6, 2022
Sepakan Diaz yang mengenai Bastoni berhasil dimanfaatkan oleh Giroud menjadi gol dengan menjatuhkan badan untuk menjangkau bola.
Pada gol ini menggambarkan kalau Giroud adalah sosok penyerang yang lengkap. Ia mampu membaca permainan dengan cara merebut bola dari lawan lalu mengalirkannya. Giroud juga piawai memposisikan diri untuk mencetak gol.
Hal itu terlihat ketika AC Milan menghadapi Lazio di Coppa Italia beberapa waktu lalu. Giroud mengarahkan pandangan kepada pengumpan, Leao dan Theo Hernandez, lalu membuat ancang-ancang agar tendangannya bisa tepat ke gawang. Di sisi lain, ia berusaha mengelabui pemain bertahan lawan agar tekanan kepadanya menurun.
📽️ | CUPLIKAN LAGA | 4️⃣ gol disarangkan @acmilan ke gawang @OfficialSSLazio untuk satu tiket ke babak semi-final #CoppaItaliafrecciarossa. 🎟️✈️
🔥 𝐃𝐞𝐫𝐛𝐢 𝐝𝐞𝐥𝐥𝐚 𝐌𝐚𝐝𝐨𝐧𝐧𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐢-𝐟𝐢𝐧𝐚𝐥! 🔥#MilanLazio #WeAreCalcio pic.twitter.com/eHRiO20XPW
— Lega Serie A (@SerieA_ID) February 10, 2022
Memanfaatkan Kelebihan Giroud
Stefano Pioli tidak melulu menuntut Giroud untuk mencetak gol saban pertandingan. Bagi pelatih berkebangsaan Italia, ia meminta pemain Prancis harus memahami kelebihan yang dimiliki.
“Ia memahami sepak bola sebagai permainan tim. Peluang-peluang yang diciptakan di pertandingan adalah buah dari latihan secara tim untuk saling memahami posisi bermain,” ucap Pioli.
Terdapat tiga faktor yang membuat Giroud layak disebut penyerang komplet. Pertama, tinggi 192 cm yang dimiliki oleh Giroud dapat digunakan untuk memenangkan duel udara. Sebagai penyerang bertipikal non-antagonis, Giroud memiliki naluri melayani kawan untuk mencetak gol.
Kedua, fisik yang mumpuni ditambah dengan konsistensi dalam berlatih menjadi pemain. Ia paham posisi sehingga tahu kapan melakukan sprint, duel udara, atau pressing terhadap lawan.
Gol com assinatura de Giroud! Lembrou muito aquele que ele fez contra o Liverpool, em Anfield, na temporada 15/16! 🔥
Hoje Oliver guardou um double na vitória do Milan, de virada, no clássico de Milão (2-1).pic.twitter.com/w3ZMD2UlVQ
— Gunners Brazil (@gunners_brazil) February 5, 2022
Ketiga, kecerdasan Giroud di lapangan dengan memilih kecerdasan otak ketimbang kekuatan otot. Bukan otot tidak penting, namun pada tingkat ini timing menjadi krusial bagi penyerang yang mampu memadukan dua kekuatan itu.
Tiga kemampuan Giroud mendukung pemahaman baginya, bahwa menciptakan peluang memiliki arti yang sama dengan mencetak gol.
Perbanyak Latihan Ketimbang Percaya Tahayul
Giroud memakai nomor punggung “9”, di mana sepeninggal Filippo Inzaghi nomor punggung itu keramat. Pemain yang memakai nomor itu bakal mendapat kutukan dan kesulitan mencetak gol.
Olivier Giroud ndie mchezaji wa kwanza anaevaa namba 9 Mgongoni klabuni Milan kufunga magoli 10 mpaka katikati ya Msimu tangu Pippo Inzaghi alivyofanya hivyo msimu wa 2008/2009… pic.twitter.com/AXt4nOVbn4
— AC Milan Swahili (@AcmilanSwahili) February 10, 2022
Namun, Giroud tidak mau ambil pusing soal itu. Ia mengatakan kalau hal itu hanyalah takhayul. Dan Giroud tidak mempercayai hal itu.
Giroud juga sepertinya langsung membuktikan takhayul itu tidak bisa dipercaya. Sebab saat laga debutnya di AC Milan kontra Cagliari di Serie A, Giroud bahkan bisa mencetak brace.
Gol tersebut menjadi jalan pembuka 6 gol selanjutnya bersama Il Diavolo Rosso. Bahkan hingga pekan ke-26, Giroud masuk ke jajaran top skor klub dengan mengenakan jersey keramat.
Ketidakpercayaan Giroud terhadap takhayul tidak sekadar ucapan mulut semata. Latihan membangun chemistry dengan pemain tengah, depan dan wing back dilakoninya demi membentuk permainan tim di lapangan.
Pola yang Giroud terapkan ini akan memberi tahu siapa dirinya dalam kerangka permaian di lapangan nanti. Misalnya, saat berperang sebagai pemantul di lini depan selama 90 menit.
“Saya sering harus melakukan sedikit pekerjaan yang berbeda, berkorban untuk membantu tim memimpin. Faktanya, Anda memiliki lebih sedikit energi untuk menjadi penentu di sepertiga terakhir,” tutur Giroud.
Kemampuan Giroud ini justru membuat Stefano Pioli tak perlu ambil pusing andaikata Zlatan Ibrahimovic harus menepi. Giroud juga sudah nyetel dengan taktik Pioli dan jalan untuk mencetak lebih dari 10 gol makin terbuka di musim ini.
Referensi : FB Ref, Understat, Transfermarkt, Master Mindset, TF, FIF, Bola