Rasanya baru kemarin Piala Dunia usai. Namun kali ini perbincangan mengenai turnamen akbar empat tahunan itu mulai kembali menggema. Pasalnya gelaran Piala Dunia selanjutnya di 2026 akan serba baru.
Namun di balik hal yang serba baru itu, banyak menimbulkan pertanyaan. Banyak dampak dari disahkannya format terbaru Piala Dunia ini. Apa saja itu?
FIFA approves World Cup format for 2026:
— B/R Football (@brfootball) March 14, 2023
▪️ 104 games
▪️ 48 teams
▪️ 12 groups of 4, 3 games played
▪️ 8 maximum games (up from 7)
▪️ Top 2 teams in each group plus 8 best 3rd-placed sides advance pic.twitter.com/2uHLLOC7Eo
Daftar Isi
Revisi FIFA
FIFA selaku induk sepakbola dunia telah resmi menggelar pertemuan di Rwanda untuk mengesahkan format baru Piala Dunia 2026. Seperti sudah banyak diketahui khalayak ramai, bahwa Piala Dunia 2026 akan pasti diikuti oleh 48 tim.
📍🇷🇼 Kigali
— FIFA (@FIFAcom) March 13, 2023
It’s #FIFACongress week in Rwanda. The 73rd FIFA Congress will take place on Thursday – the fourth time that it has been held in Africa.
Find out more about this year’s event here:
Hal ini adalah pertama kalinya sepanjang sejarah Piala Dunia diubah jumlah pesertanya menjadi 48 tim. Sebelumnya perubahan pernah terjadi dari 24 tim, menjadi 32 tim di Piala Dunia 1998 silam di Prancis.
Perubahan ini otomatis akan membuat format pertandingannya pun berubah. Sedianya, Piala Dunia 2026 yang digelar di tiga negara, yakni Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada itu, bakal terbagi ke dalam 16 grup. Di mana tiap grup akan berisikan tiga negara. Dua tim terbaik kemudian maju ke babak 32 besar.
Hanya saja dengan format itu, selain dianggap menghilangkan keseruan kompetisi, juga rentan menimbulkan sepak bola gajah seperti apa yang telah terjadi di Piala Dunia 1982 silam. Maka dari itu FIFA mengevaluasinya kembali.
An important date for the diary 👀📆
— FIFA (@FIFAcom) March 14, 2023
The FIFA Council has confirmed when the @FIFAWorldCup 2026 final will take place – as well as the format for the first-ever 48-team edition. pic.twitter.com/fdXZkLfTvh
12 Grup 4 Tim, 104 Pertandingan
Nah pada akhirnya, FIFA memutuskan dalam pertemuan itu mengubah format. Dari yang semula 16 grup dengan 3 tim, menjadi 12 grup dengan 4 tim. Di mana masing-masing grup nantinya akan meloloskan dua wakilnya yakni juara dan runner up grup. Sedangkan 8 tiket tersisa menuju babak 32 besar, ditentukan oleh 8 tim peringkat tiga terbaik dari masing-masing grup.
Dari segi jumlah pertandingan pun juga turut berubah. Dari yang awalnya akan berjumlah 80 pertandingan saja, pada Piala Dunia 2026 jika ditotal akan ada 104 pertandingan. Lamanya gelaran kompetisi juga akan bertambah. Nantinya, Piala Dunia 2026 bisa digelar selama 39 hari alias sebulan lebih.
Sementara periode persiapannya juga menjadi 16 hari. Jumlah pertandingan sebanyak 104 itu pun akan menjadi rekor baru di buku catatan sejarah Piala Dunia. Sebab, sebelumnya jumlah pertandingan di ajang buatan FIFA itu tak pernah lebih dari 64 pertandingan.
There will be more matches at the 2026 World Cup than there were at the first five World Cups combined:
— The Athletic | Football (@TheAthleticFC) March 14, 2023
𝟭𝟵𝟯𝟬, 𝟭𝟵𝟯𝟰, 𝟭𝟵𝟯𝟴, 𝟭𝟵𝟱𝟬, 𝟭𝟵𝟱𝟰: 101 matches
𝟮𝟬𝟮𝟲: 104 matches pic.twitter.com/ZqXavYnHFw
Dengan demikian, setiap tim yang akan meraih juara harus melakoni sebanyak delapan laga hingga final. Karena FIFA kali ini menambah satu fase yakni fase 32 besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dampak Positif
Dari semua perubahan format yang diketok di Rwanda tersebut, tentu menuai pro dan kontra. Sudah banyak dikecam sedari Piala Dunia 2022 lalu karena jadwal padat di tengah musim, FIFA tampaknya tak pernah kapok.
Untung saja Piala Dunia 2026 nanti tetap akan diselenggarakan di musim panas seperti semula, yakni Juni-Juli 2026. Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani mengatakan seperti dilansir New York Times bahwa ini adalah itikad bagus dari FIFA.
A format for the 2026 men’s World Cup will be discussed soon as FIFA vice-president Victor Montagliani accepted there were “issues” with an earlier proposal for three-team groups.
— SABC Sport (@SABC_Sport) March 3, 2023
Read more 👇🏽 https://t.co/Mfq4bo5sDS#SABCSportFootball
Bagaimana Piala Dunia akan lebih lama dinikmati oleh penonton di seluruh dunia. Montagliani juga berbicara, bahwa semua yang disahkan pada hari Selasa 14 Maret 2023 di Rwanda itu, telah melewati proses kesepakatan pada hari Seninnya.
Enam perwakilan dari konfederasi telah bertemu Presiden FIFA, Gianni Infantino dan menyatakan tak ada yang keberatan dengan perubahan format baru tersebut. Wajar saja kalau beberapa federasi setuju, karena masing-masing dari mereka diberi jatah tambahan kuota untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Salah satu dalih FIFA mengubah semua ini adalah prinsip “keadilan”. FIFA mengklaim semua negara di belahan dunia terkecil mana pun berhak untuk ikut serta mencicipi gelaran akbar empat tahunan ini.
Maka dari itu, nantinya di 2026 wakil dari masing-masing federasi pun akan bertambah.
Asia akan mendapatkan jatah 8 tiket. Sementara itu, Amerika Utara, Tengah, dan Karibia, serta Amerika Selatan akan mendapatkan jatah masing-masing 6 tiket. Sedangkan Afrika akan mendapatkan 9 tiket, dan Eropa disediakan 16 tiket. Wakil Oseania yang tadinya harus melalui babak play off antarbenua untuk lolos, kini dikasih satu tiket lolos langsung.
Some big changes to the format of the 2026 FIFA World Cup and an expanded FIFA Club World Cup from 2025!https://t.co/u5pQwM75tt
— OFC Oceania Football (@OFCfootball) March 14, 2023
Dampak Buruk
Namun apakah dengan peningkatan itu, serta merta FIFA lepas dari kritik? Montagliani sendiri mengaku tak akan luput dari kritik. Dan itu kemungkinan besar akan membuat marah serikat pemain dan klub yang khawatir dengan beban kerja berat yang dibebankan pada sang pemain.
Hal itu tampaknya menjadi sebuah nada sumbang yang tiap tahunnya terlontar seperti lagu wajib bagi para serikat pemain. Bahkan hal itu terjadi sejak adanya jadwal padat dengan adanya kompetisi macam UEFA Nations League sampai adanya Piala Dunia di musim dingin 2022 lalu.
Tak jarang para pemain pun speak up akan hal itu. Kini, protes keberatan penambahan pertandingan Piala Dunia 2026 sudah terlontar dari mulut Maheta Molango, CEO dari The Professional Footballers Association (PFA).
“They are playing too many games with too little rest, both during and between seasons. It can’t carry on like this.” @Maheta_Molango
— Professional Footballers’ Association (@PFA) March 13, 2023
Read more here: https://t.co/RbE23IxA4P https://t.co/nIKrvCn6kc pic.twitter.com/PrepsLW2Sd
Molango yang notabene mantan pemain mengatakan bahwa perubahan yang dihasilkan FIFA ini harusnya membutuhkan pengaturan ulang yang lengkap. Kata Molango, sepertinya FIFA tak menghiraukan jadwal yang padat ini pada para pemain.
“Beban pemain sudah terlalu berat. Mereka juga semakin terabaian dari aspek kesejahteraan baik dari dalam lapangan maupun luar lapangan. Kami tak ingin membuat mereka marah lagi dan putus asa kembali,” kata Molango.
Selain dampak buruk bagi pemain, dampak buruk lainnya pasti akan berimbas pada kualitas pertandingan bagi penonton netral. Dengan banyaknya pertandingan dalam satu harinya, maka kualitas pertandingannya akan semakin menurun.
Alih-alih penonton yang akan menantikan pertandingan seru tiap harinya, mereka malah disuguhkan banyaknya pilihan pertandingan yang mempertemukan negara-negara yang tak terlalu kuat.
Misal pertandingan itu antara negara kuota tambahan macam Honduras vs Togo. Pasti antusiasme penonton netral untuk menonton pertandingan itu sangat sedikit.
Cuan FIFA
Namun apalah daya, kalau semuanya itu diwujudkan FIFA di balik layar dengan satu tujuan, yakni cuan. Dilansir Sky Sports, hal itu disampaikan sendiri Gianni Infantino bahwa perubahan format Piala Dunia 2026 ini, nantinya akan mengejar target pendapatan lebih besar yakni 9 miliar pounds.
FIFA’s World Cup revenue has reached £6bn ($7.29bn) – and Gianni Infantino says it will rise.
— The Athletic | Football (@TheAthleticFC) March 14, 2023
▪️ What are the issues with a 48-team tournament?
▪️ How will they squeeze in 104 games?@mjshrimper on how the expanded 2026 World Cup will work – and why it’s happening
Infantino juga memperkirakan Piala Dunia 2026 akan menghasilkan pembayaran yang memecahkan rekor. FIFA telah menganggarkan pendapatan sebesar 11 Miliar US Dollar dalam siklus empat tahun hingga 2026 nanti. Jumlah itu hampir 4 Miliar US Dollar lebih besar dari pada yang diperoleh selama periode sebelum Piala Dunia Qatar.
Selama ini sudah jelas, disamping dalih ingin menyetarakan sepakbola, ternyata ada udang di balik batu dari semua ini. Sudah menjadi rahasia umum beberapa tahun terakhir ini borok FIFA tersebut. Namun apa daya, beberapa suara keras dari para pemain dan stakeholder sepakbola yang menentang FIFA, selama ini seperti tak mempan untuk mengusik ulah mereka.
Sumber Referensi : theathletic, skysports, newyorktimes, bbc