Sebuah tim ibarat puzzle dan pemain adalah kepingan-kepingannya. Jika satu hilang, puzzle itu akan rumpang dan tidak sempurna. Begitulah sebuah tim. Apabila salah satu pemainnya hilang, sebuah tim akan terlihat ompong. Dan hasilnya, besar kemungkinan mengecewakan. Apalagi kalau tim itu gagal menemukan kepingan pengganti.
Dalam sejarah Liga Inggris, banyak juara bertahan gagal mempertahankan gelarnya cuma gara-gara satu pemainnya cedera. Siapa saja tim-tim tersebut? Mari kita mengulasnya.
Daftar Isi
Manchester United 1997/98
Kisah treble Manchester United tahun ‘99 bisa jadi tak ubahnya tirai yang menutupi kekecewaan, tangis, dan penghinaan setelah gagal mempertahankan gelar Liga Inggris musim sebelumnya. Ceritanya begini. Musim 1997/98, Manchester United punya peluang menjadi tim pertama yang meraih gelar Liga Inggris dalam tiga musim beruntun di era Premier League.
Setan Merah mengangkangi Newcastle United di peringkat kedua dalam dua musim sebelumnya. United berada dalam situasi yang tepat untuk meraih gelar juara pada saat itu. Dalam tujuh pekan awal, 17 poin sudah diraih pasukan Sir Alex Ferguson. Namun, petaka menghampiri setelah MU ditahan imbang Chelsea.
Di pekan ke-9, Pasukan Fergie bertandang ke Elland Road, markasnya Leeds United. Laga MU vs Leeds ini kelak akan jadi laga yang memicu konflik antara Roy Keane dan Alf-Inge Haaland. Waktu itu bapaknya Erling Haaland memperkuat Leeds. Malang bagi United, di laga tersebut Keane terjatuh.
En ce jour de 1997, Roy Keane subissait une rupture du ligament croisé. Alf-Inge Haaland était venu l’insulter et lui reprocher de simuler…
Keano se chargera de mettre fin à sa carrière en avril 2001. #MUFC pic.twitter.com/EzTU1xDbJF
— Manchester United & son Histoire (@ManUtd_Histoire) September 27, 2022
Ia terkapar di atas rumput. Alf-Inge lalu mendekati Keane yang terkapar. Bukan untuk menolongnya, tapi justru mencelanya. Ayah Haaland itu menganggap Keane hanya pura-pura. Keane memang masih bisa berdiri dan menuntaskan laga. Walau United akhirnya kalah 1-0 atas Leeds.
Kekalahan itu diikuti petaka lain. Sebab ternyata ligamen lutut Roy Keane robek. Dan ia pun mesti absen selama sisa pertandingan United musim itu. Tanpa sang kapten, United mencoba bertahan.
Namun, kehilangan kapten membuat United gontai. Gelar ketiga pun raib. United kalah satu poin dari Arsenal. Ryan Giggs mengakui, kehilangan Keane menjadi salah satu penyebab kegagalan MU meraih gelar Liga Inggris musim tersebut.
Manchester City 2019/20
Selain Manchester United yang gagal meraih gelar Liga Inggris dalam tiga musim beruntun akibat salah satu pemainnya cedera, si tetangga juga ikut-ikutan. Alkisah, pada musim 2019/20, The Citizens membidik gelar ketiga. Pada dua musim sebelumnya, mereka mengangkangi Manchester United dan Liverpool.
Demi ambisi meraih tiga gelar Liga Inggris beruntun, Josep Guardiola mendatangkan Rodri dan Joao Cancelo musim itu. Namun, di lini bertahan mereka kehilangan Vincent Kompany. Tapi Pep merasa sudah cukup dengan skuad yang ada.
Ternyata kehilangan Kompany hanya satu masalah yang membuka keran masalah lain. Di pertengahan September musim itu, Aymeric Laporte mengalami cedera lutut dan harus absen sekurang-kurangnya enam bulan. Padahal Laporte adalah bek yang berperan mengantarkan gelar musim sebelumnya.
Pep Guardiola has confirmed that Aymeric Laporte will be out for ‘five to six months’ with a knee injury. pic.twitter.com/S4whOdOFEV
— B/R Football (@brfootball) September 13, 2019
Absennya Laporte membuat Guardiola cuma punya Nicolas Otamendi dan John Stones, atau Fernandinho dan Kyle Walker yang bisa menjadi alternatif. Tapi persoalannya, Guardiola tidak suka memasangkan Otamendi dan Stones. Keengganan merekrut pengganti Kompany alhasil makin memperkeruh pertahanan City.
Nahas, Laporte bukan cuma absen tiga bulan. Cedera hamstring yang menyusul cedera lututnya membuat sang pemain mesti absen hingga musim tuntas. City pun gagal mengejar laju Liverpool. Di akhir musim, Guardiola dipaksa memberikan trofinya ke Jurgen Klopp.
Manchester United 2011/12
Persaingan musim 2011/12 menjadi perebutan gelar paling dramatis bagi kedua tim Manchester. Kita tahu bahwa musim itu, gol Sergio Aguero melawan Queens Park Rangers membawa City ke podium. Kisah itu menjadi sangat menyakitkan bagi penggemar United.
Kalau ditilik kembali, Manchester United sebetulnya bisa mempertahankan gelarnya musim itu, andai berhasil mengalahkan Manchester City di salah satu pertandingan. Sayangnya, kan, tidak. Di pertemuan pertama di Old Trafford, MU yang bermain tanpa Nemanja Vidic digiling 6-1.
Rencananya, di pertemuan kedua, Fergie mengincar kemenangan. Akan tetapi malapetaka justru yang mendatangi MU. Pada Desember 2011, United kehilangan Nemanja Vidic yang cedera saat menghadapi FC Basel di Liga Champions.
Setelah diperiksa, pemain Serbia itu menderita cedera ligamen lutut. Tentu saja hal ini merugikan MU. Tanpa bek yang pernah terpilih sebagai bek terbaik Liga Inggris itu, Manchester United terpincang-pincang. Dengan amat terpaksa, MU menghadapi City di pertandingan kedua tanpa Vidic.
United pun kalah. Robekan ligamen membuat Vidic akhirnya cuma bermain dalam enam pertandingan musim itu.
Chelsea 2015/16
Setelah dalam empat musim, dari 2010/11 hingga 2013/14 juara Liga Inggris selalu dari Manchester, Chelsea mendobrak dengan meraih gelar di musim 2014/15. Itu adalah salah satu musim yang luar biasa bagi Chelsea dan Jose Mourinho.
Namun, kegemilangan di musim itu sirna di musim berikutnya. Chelsea tampaknya terkena sindrom musim kedua Mourinho, di mana memang, pelatih yang satu ini setelah juara biasanya gagal.
Kalau dilihat kembali, menurunnya performa Chelsea musim itu bukan cuma faktor Mourinho saja. Musim itu langit Stamford Bridge menjadi mendung pekat setelah beberapa pemain cedera. Dan yang paling berdampak adalah cederanya sang kiper, Thibaut Courtois.
Chelsea’s Thibaut Courtois a doubt to face Tottenham after withdrawing from the Belgium squad due to his hamstring injury. [The Telegraph] pic.twitter.com/FbQ7iCC48p
— Uber Chelsea FC (@UberChelseaFC_) March 25, 2018
Musim sebelumnya, Courtois berperan vital sehingga gawang Chelsea tak banyak kebobolan. Ketika itu Chelsea bahkan hanya kebobolan 32 gol. Paling sedikit dari seluruh tim di Liga Inggris. The Blues juga hanya kalah tiga kali pada musim itu.
Namun, pada musim 2015/16 yang bahkan belum setengah jalan, Courtois mengalami robekan pada meniskusnya. Hal itu memaksanya absen selama 10 pertandingan di Liga Inggris. Dalam 10 pertandingan itu, Chelsea susah payah memetik kemenangan. The Blues hanya mampu membawa pulang tiga kemenangan dan menelan lima kekalahan.
Absen dalam 10 laga mempengaruhi performa kiper Belgia tersebut. Sekembalinya ke skuad, Chelsea justru kalah dalam dua laga berturut-turut menghadapi Bournemouth dan Leicester pada Desember musim itu. Kekalahan ini membuat Mourinho dipecat. Guus Hiddink yang jadi ban serep tak sanggup berbuat banyak. Chelsea terpaku di posisi sepuluh.
Liverpool 2020/21
Nasib seikat tiga uang juga dialami Liverpool. Musim 2019/20 menjadi musim yang dahsyat bagi The Reds. Itu adalah musim pertama bagi mereka memenangkan gelar Liga Inggris di era Premier League. The Kop yang perkasa sedikit banyak lantaran dibantu oleh bek tangguh Virgil Van Dijk.
Di musim itu, nyaris tak satu menit pun dilalui Liverpool tanpa Van Dijk. Ketangguhannya membuat The Reds meraih 99 poin. Tidak cuma itu, Liverpool hanya kebobolan 33 gol. Setelah meraih gelar, ambisinya adalah mempertahankannya.
Liverpool meraih tiga kemenangan beruntun di awal musim 2020/21. Tapi kalah di pekan keempat oleh Aston Villa 7-2. Kekalahan itu mungkin tak akan berpengaruh apabila pada pekan berikutnya, Liverpool tak kehilangan Virgil Van Dijk. Di Derby Merseyside, Van Dijk ditekel oleh Jordan Pickford.
It is understood that the damage to Virgil van Dijk’s right knee is perhaps worse than initially expected and extends beyond the ACL. (Source: The Athletic)#EFC pic.twitter.com/Ur33lJaM5J
— The Everton End (@TheEvertonEnd) October 21, 2020
Setelah menjalani pemeriksaan, Van Dijk divonis cedera ACL. Cedera itu memaksanya mengakhiri musim lebih cepat. Kehilangan Van Dijk membuat Jurgen Klopp mesti berkutat pada pemain muda dan memanfaatkan transfer Januari.
Namun, segala daya dan upaya tak membuahkan hasil. Kehilangan sang komandan mengubah segalanya. Di akhir musim, Liverpool malah finis di posisi ketiga. Berakhir di posisi ketiga sebenarnya tidak cukup buruk. Setidaknya untuk juara bertahan, ia tidak lebih buruk dari Chelsea. Tapi Roy Keane tetap menyebut Liverpool sebagai juara bertahan terburuk.
https://youtu.be/2fO4SEovF9w
Sumber: PlanetFootball, Yahoo, SportsJoe, Liverpool, TheGuardian