Club Brugge vs Benfica: Tim Kejutan UCL Saling Jegal!

spot_img

Datang dari Belgia, Club Brugge jadi salah satu elemen paling mengejutkan di Liga Champions musim ini. Klub yang identik dengan mahkota di logonya ini sudah mengamankan satu tiket ke babak 16 besar meski babak penyisihan grup masih menyisakan dua laga.

Club Brugge mencatatkan sejarah dengan memastikan lolos dari penyisihan grup untuk pertama kalinya sejak format Liga Champions berubah pada tahun 1992. Brugge mengalahkan klub-klub seperti Atletico Madrid dan Bayer Leverkusen untuk mengamankan peringkat dua Grup B. Itu merupakan pencapaian luar biasa bagi klub di luar lima liga top Eropa. 

Namun, lajunya di babak 16 besar bakal dihadang oleh tim kejutan lainnya, Benfica. Pertengahan minggu ini, Brugge akan menjamu wakil Portugal di Stadion Jan Breydel. Mungkin laga ini bakal kalah pamor dengan pertandingan antara PSG dan Bayern Munchen. Tapi laga ini bakal jadi laga yang patut dinanti, siapa yang akan memberikan kejutan selanjutnya di Liga Champions musim ini?

Head To Head

Yang membuat semakin menarik adalah, kedua tim ini baru pertama kali bertemu di kompetisi Eropa semacam ini. Karena pertandingan 16 besar Liga Champions musim 2022/23 bakal jadi pertemuan pertama, maka cukup sulit untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan duel ini.

Namun, kita bisa melihat dari performa masing-masing tim di kompetisi domestik. Dewi Fortuna tampaknya sedang tak berpihak pada tim tuan rumah. Club Brugge tengah menghadapi masa-masa paceklik pasca pergantian pelatih anyar. Dalam lima pertandingan terakhir saja, Laskar Biru Hitam hanya memenangkan satu laga. Sisanya, hanya berakhir imbang.

Itu berbeda 180 derajat dengan keadaan tim tamu. Benfica justru tampil superior di Liga Portugal. Dari 20 pertandingan liga yang sudah dimainkan, anak asuh Rodger Schmidt baru menelan satu kekalahan saja. Dalam lima pertandingan terakhir, statistik Benfica nyaris sempurna. The Eagles hanya kehilangan poin kala bermain imbang 2-2 dengan Sporting Lisbon.

Secara statistik, Club Brugge kalah telak. Tim tuan rumah patut mewaspadai kekuatan wakil Portugal ini. Pasalnya, Benfica datang dengan status tim yang belum terkalahkan di Liga Champions. Juventus saja dilibas oleh Alex Grimaldo cs, apalagi Club Brugge?

Performa di Champions League

Meski demikian Club Brugge juga cukup mengesankan apabila bermain di kompetisi Eropa. Dari enam pertandingan di babak penyisihan grup, Brugge baru menelan sekali kekalahan. Sisanya, Club Brugge berhasil mengantongi tiga kali kemenangan dan dua hasil imbang. 

Meski berhasil mengalahkan Atletico Madrid dan Bayern Leverkusen dengan skor yang cukup meyakinkan. Satu-satunya kekalahan yang diderita Club Brugge berasal dari klub Portugal, yakni FC Porto. Sementara itu, yang akan dihadapi Brugge di babak 16 besar nanti merupakan wakil Portugal juga.

Benfica asuhan Roger Schmidt sendiri tampil luar biasa di babak penyisihan grup. Tergabung dalam salah satu grup yang berisikan tim-tim raksasa, Benfica tampil pede. Dua kali menang saat melawan Juventus, hingga berhasil menahan imbang Paris Saint-Germain dalam dua laga berturut-turut.

Klub yang bermarkas di Stadion da Luz ini juga unggul dalam segi produktivitas gol. Dalam enam pertandingan saja, Benfica berhasil mencetak 16 gol, itu statistik yang sama dengan PSG yang memiliki penyerang-penyerang papan atas macam Neymar, Kylian Mbappe, hingga Lionel Messi. Sedangkan Club Brugge hanya mencetak tujuh gol dari enam pertandingan.

Jika The Eagles unggul dalam urusan mencetak gol, Laskar Biru Hitam unggul dalam urusan bertahan. Club Brugge hanya kebobolan empat gol saja dari enam pertandingan. Itu jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan Benfica yang sudah kebobolan tujuh gol. Ini akan menjadi pertandingan yang menarik antara tim yang jago menyerang melawan tim yang piawai menjaga keperawanan gawangnya.

Brugge Tak Berambisi

Tapi masalah Brugge bukan hanya performa buruk di kompetisi domestik, melainkan keputusan manajemen yang terbilang cukup kontroversial. Di tengah performa yang oke di Liga Champions, Brugge justru memutus kontrak Carl Hoefkens, pelatih yang sudah meloloskan tim ke babak 16 besar.

Anehnya lagi, Brugge justru menunjuk Scott Parker sebagai suksesor Hoefkens. Perlu kita ketahui, Parker merupakan pelatih gagal di Liga Inggris. Setelah meloloskan Bournemouth ke kasta tertinggi, Parker tak mampu membawa The Cherries bersaing di Premier League dan menjadi manajer pertama Liga Inggris yang dipecat musim ini. Bahkan untuk mendobrak papan tengah pun Parker sangat kewalahan.

Kabarnya, Club Brugge tak berharap banyak pada Scott Parker soal Liga Champions. The Sportsman bahkan mewartakan, Brugge memprioritaskan untuk menjaga tradisi sebagai juara Liga Belgia ketimbang memperjuangkan posisinya di Liga Champions. 

Ucapan dari manajemen Club Brugge ini bisa jadi pegangan buat skuad asuhan Rodger Schmidt. Tentu akan jauh lebih mudah apabila Benfica menghadapi tim yang tak memiliki target di Liga Champions.

Secara Permainan

Meski tak menargetkan apa pun, Parker diyakini tak akan mengendurkan kekuatan. Lantas, bagaimana secara permainan di lapangan? Meski skema awal yang dipakai Scott Parker dan Carl Hoefkens tak jauh berbeda, tapi Parker lebih mengedepankan penguasaan bola dan high press daripada sepakbola pasif. 

Parker menggemari pola permainan keluar untuk menekan daripada menunggu bola masuk ke sepertiga pertahanan tim. Parker biasanya akan mengandalkan kecepatan dari Noa Lang dan Tajon Buchanan untuk memberikan rasa tak nyaman bagi para pemain belakang Benfica. 

Tentu ini akan jadi pertandingan yang menarik, karena Benfica merupakan tim yang gemar membangun serangan dari bawah. Namun Roger Schmidt tak sebodoh itu, ia selalu menginstruksikan timnya untuk menjaga keunggulan jumlah pemain bila sedang menguasai bola. Siasat itu akan dipakai untuk meloloskan diri dari skema high press yang diusung Scott Parker.

Misalnya, ketika tiga pemain lawan menekan bek Benfica, duo gelandang yang biasanya diisi Joao Mario dan Enzo Fernandez akan turun untuk menciptakan keunggulan 5 vs 3. Dengan gerakan cerdas, posisi tubuh, dan passing yang akurat, mereka mampu memanfaatkan keunggulan ini untuk menjauhkan bola dari jangkauan lawan.

Sayangnya, kini Benfica datang tanpa Enzo Fernandez yang baru saja teken kontrak dengan Chelsea. Meski demikian Schmidt tak kehabisan akal. Ia menurunkan Florentino untuk menggantikan peran Enzo yang juga lumayan baik di posisi itu. Pasca kemenangan 3-0 atas Arouca, pelatih asal Jerman itu bahkan menegaskan kepada Daily Post bahwa timnya bisa bermain lebih baik meski tanpa Enzo.

Siapa yang akan Memenangkan Duel?

Jika melihat situasi sekarang, Benfica masih jadi yang diunggulkan dalam duel dua tim kejutan ini. Meski pemain-pemain bintangnya terus digembosi oleh klub-klub top Eropa, Benfica tak pernah kehabisan stok pengganti. 

Sang top skor, Goncalo Ramos kabarnya diragukan tampil, tapi Benfica masih memiliki nama-nama lain macam Goncalo Guedes, David Neres, Rafa Silva hingga Joao Mario yang tampil gacor meski berposisi sebagai gelandang. Jumlah gol Mario di liga bahkan menyamai Ramos, yakni 12 gol.

Sedangkan situasi tim tuan rumah sedang kacau. Meski bermain di kandang, kondisi Club Brugge era Scott Parker sangat tidak meyakinkan untuk menang. Dari tujuh laga yang dipimpinnya saja, Blauw-Zwart baru mengantongi satu kemenangan. Apalagi pelatih asal Inggris itu belum berpengalaman di kompetisi sebesar Liga Champions.

https://youtu.be/dlZzO_2KQ_Y 

Sumber: Daily Post, The Sportsman, Total Football Analysis, Footystats, Goal

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru