Pernahkah kalian terbakar api cemburu karena masalah asmara? Hmmm.. gedek sih pasti rasanya. Perumpamaan tersebut tampaknya cocok jika disematkan kepada kondisi Timnas Malaysia sekarang ini.
Malaysia bawaannya cemburu melulu dengan prestasi menawan Timnas Indonesia. Harimau Malaya bahkan ingin sekali menjadi perkasa seperti Timnas Indonesia. Mereka tak malu lagi mengakui keberhasilan Timnas Garuda. Kini, mereka bahkan sudah menyiapkan cara untuk merevolusi sepakbolanya agar menyamai pencapaian Indonesia. Lalu, caranya bagaimana?
🇲🇾 Malaysia’s Football Revolution to Launch in December ✨
🔥The Football Association of Malaysia (FAM) is preparing to unveil a groundbreaking project aimed at restructuring Malaysian football and elevating the Harimau Malaya (Malaysian National Team) to new heights.
🎯FAM is… pic.twitter.com/OZw3PreXmJ
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) November 24, 2024
Daftar Isi
Dari Benci Jadi Memuji
Sudah sewajarnya sebagai rival, persaingan antara Indonesia dan Malaysia di dunia si kulit bundar nggak akan ada habisnya. Namanya seteru abadi, sampai kapanpun mereka akan tetap bermusuhan demi sebuah gengsi.
Tak terkecuali di media sosial. Netizen dari kedua negara tersebut pun sering berbalas ejekan demi membela timnas-nya masing-masing. Namun anehnya, di saat Timnas Indonesia sedang meroket prestasinya, netizen sepakbola Malaysia yang tadinya sering mengolok-olok, tiba-tiba berbalik memuji.
Akun X fans sepakbola Malaysia, One Football My misalnya. Ia tak malu memberikan pujian ketika Indonesia menang 2-0 atas Arab Saudi. Mereka mengatakan bahwa Indonesia terbukti sudah layak untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Tak hanya netizen, pengamat sepakbola Malaysia yang juga mantan pelatih Selangor, Zakaria Rahim, mengatakan bahwa Indonesia levelnya sudah Asia, bukan ASEAN lagi.
Desakan Publik Malaysia
Di balik pujian publik sepakbola Malaysia itu, mereka juga ingin segera meniru apa yang dilakukan PSSI untuk membangkitkan sepakbola Indonesia. Program naturalisasi pemain ala Indonesia, disebut akan ditiru oleh Presiden Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM), Datuk Hamidin. Namun apa yang terjadi? Proses naturalisasi pemain yang dilakukan oleh FAM sempat mengalami kegagalan. Contoh saja Matts Deijl.
Kegagalan itu membuat publik sepakbola Negeri Jiran makin muak dengan FAM. Orang-orang FAM dianggap tak becus melakukan proses naturalisasi pemain. Tak hanya soal naturalisasi, ketidaklolosan Harimau Malaya ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, juga membuat fans tambah geram terhadap FAM.
Pemimpin Melawan
Mantan pemain Malaysia, Safee Sali, sampai ikut terjun dan berani frontal mendesak Presiden FAM untuk mundur. Sampai akhirnya, Datuk Hamidin pun menyatakan siap mundur pada September lalu.
Namun ternyata, omongan Datuk Hamidin tersebut hanya manis di bibir saja. Hamidin tetap bertahan sebagai Presiden FAM hingga sekarang. Datuk Hamidin berani mengatakan bahwa, yang bisa menentukan dirinya melepas jabatan Presiden FAM adalah anggota federasi melalui sebuah kongres.
Sekjen FAM, Datuk Noor Azman Rahman, juga membela dengan mengatakan bahwa sepak bola Malaysia masih bergerak ke arah yang benar dibawah Hamidin. Menurut Rahman, roadmap sepakbola Malaysia hingga tahun 2030, masih berada pada jalur yang tepat.
Azman juga mengatakan bahwa FAM juga mendapat banyak pengakuan keberhasilan dari FIFA. Seperti pada tahun 2023, ketika FAM dianugerahi AFC Pro Level Convention Coaching, yang mana FAM kini dapat menyelenggarakan kursus kepelatihan tingkat Pro Diploma. Azman juga mengatakan bahwa peringkat FIFA Malaysia di bawah kepemimpinan Hamidin selama ini jauh melesat dari peringkat 178 ke 132.
Ingin Sosok Seperti Erick Thohir
Namun, prestasi yang digembar-gemborkan Hamidin nyatanya masih jauh dari harapan. Apalagi prestasi itu tak sebanding atau bahkan ketinggalan dengan prestasi Timnas Indonesia. Sang rival sudah melesat jauh ke posisi 125. Selain itu, Indonesia juga bermain hingga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan menjadi sorotan dunia.
Hal inilah yang belum sanggup ditiru oleh Malaysia. Publik pun mendesak adanya perubahan di tubuh FAM. Mereka mendesak agar FAM dipimpin oleh orang yang punya kapabilitas sebagaimana Erick Thohir di PSSI.
Eks pelatih Malaysia, Raja Isa termasuk yang mengamini hal itu. Menurut Raja Isa, Malaysia harus punya sosok seperti Erick Thohir yang memiliki jaringan Internasional dan punya akses yang dekat dengan pemerintahan.
Munculnya Sosok Tunku Ismail idris
Tak hanya Raja Isa yang menginginkan sosok seperti Erick Thohir di tubuh FAM. Pemilik klub sukses di Malaysia, Tunku Ismail Idris juga menginginkan sosok seperti Menteri BUMN Indonesia itu.
Bertemu dengan Putra Mahkota Johor, Mayor Jenderal Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim yang juga pemilik klub raksasa Malaysia, Johor Darul Takzim. Beliau punya visi besar untuk sepak bola Asia Tenggara bahkan Asia.
Sangat menarik berdiskusi dengan beliau tentang kualitas… pic.twitter.com/DkNh0j3azK
— Erick Thohir (@erickthohir) November 13, 2024
Menurut Ismail, orang-orang di tubuh FAM tidak ada visi, komitmen, serta pengetahuan yang mumpuni. Ismail Idris memberikan contoh Erick Thohir, yang dinilainya memiliki banyak kelebihan di dunia sepakbola. Mulai dari dana, pengetahuan, relasi mancanegara, dan passion.
Penilaian Tunku Ismail Idris itu seketika membuat heboh publik sepakbola Malaysia. Pemilik klub Johor Darul Takzim itu dianggap bisa jadi juru selamat sepakbola Malaysia. Terlebih Ismail sukses mengelola JDT sebagai salah satu klub terbaik di Asia Tenggara. Senada dengan publik sepakbola Malaysia, Raja Isa juga beranggapan demikian. Di mata Isa, Tunku Ismail bisa membawa sepak bola Negeri Jiran ke pentas dunia.
Lagi pula Tunku Ismail juga pernah jadi presiden FAM pada tahun 2017 hingga 2018. Fans sepakbola Malaysia pun kian mendesak agar bos JDT pun kembali menduduki jabatan tersebut, menggeser baginda Datuk Hamidin. Namun, Ismail menolak bergabung dengan FAM selagi ada Datuk Hamidin dan kroninya.
“Saya tidak akan bergabung dengan FAM. FAM yang akan bergabung dengan saya,” kata Ismail.
Revolusi Sepakbola Malaysia
Sebagai tindak lanjut keruhnya sepakbola Malaysia ini, FAM pun akhirnya mencari jalan tengah dengan mengadakan sebuah pertemuan dengan berbagai pihak. FAM pada pada Desember 2024 mendatang, berniat menciptakan “fenomena” baru berupa proyek restrukturisasi alias revolusi sepakbola.
Pertemuan yang akan membahas proyek revolusi sepakbola tersebut akan diselenggarakan pada 15 hingga 18 Desember 2024. Pertemuan tersebut juga akan melibatkan Tunku Ismail, bersama perwakilan dari asosiasi sepakbola negara bagian.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyelesaikan struktur dan kerangka operasional manajemen baru yang ada di tubuh FAM. Muncul isu juga bahwa pertemuan tersebut mengarah pada perombakan kepemimpinan dalam tubuh FAM.
Mantan manajer Timnas Malaysia yang ikut dalam diskusi proyek revolusi tersebut, Datuk Kamarul Ariffin Mohd Shahar, mengatakan bahwa pertemuan Desember itu akan menjadi game-changer untuk sepak bola Malaysia.
Nama PresidenFAM, Datuk Hamidin Mohd Amin, menjadi sorotan para penggemar belakangan ini.
Sebab, nama tersebut kerap dijadikan sasaran ketika Timnas Malaysia tak mampu memberikan hasil terbaik.https://t.co/0MX27atNgA
— SuperBall.id (@tribunSUPERBALL) November 27, 2024
Meniru Untuk Berhasil
Revolusi sepakbola yang akan dilakukan Malaysia ini kemudian disikapi sinis oleh sejumlah netizen di Indonesia. Banyak tanggapan miring karena Timnas Malaysia hanya bisa meniru cara Timnas Indonesia dalam membangun sepakbola. Bahkan netizen tanah air menganggap Malaysia sebagai bangsa peniru. Hmmm.. emang nggak salah sih.
Bagaimanapun proyek revolusi sepakbola Malaysia ini memang berawal dari melihat kesuksesan Timnas Indonesia yang dibangun oleh Erick Thohir. Menurut media Malaysia Harian Metro, jika revolusi sepakbola yang dilakukan tersebut sukses, akan bisa membuat proyek naturalisasi Timnas Malaysia berjalan dengan lancar. Pemain keturunan akan lebih banyak tertarik untuk bergabung, seperti halnya di Indonesia.
Kita tunggu saja, apakah proyek revolusi sepakbola Malaysia ini akan berhasil, atau justru akan sama saja?
Sumber Referensi : bola.com, tvonenews, superball, bola.com, superball, bola.com, beritasatu