Ada yang mengejutkan di klasemen Ligue 1 Prancis musim ini. Juara bertahan PSG memang masih kokoh di puncak klasemen. Namun, yang membuntuti tepat di belakang mereka bukanlah tim-tim semacam AS Monaco, Lille, ataupun Marseille, melainkan dua tim kuda hitam RC Lens dan FC Lorient.
Hingga pekan ke-12, RC Lens dan FC Lorient telah mengoleksi 27 poin dari 12 pertandingan, membuntuti PSG dengan jarak 5 poin. Lens dan Lorient punya catatan kemenangan dan kekalahan yang identik. Keduanya sama-sama telah mencatat 8 kali menang, 3 kali imbang, dan 1 kali kalah dalam 12 pertandingan. Hanya selisih gol yang memisahkan keduanya di peringkat 2 dan 3.
📈📉 Here’s how the league table looks after last night’s action! — How did your team do? 👇 pic.twitter.com/1nobPHrl4L
— Ligue 1 English (@Ligue1_ENG) October 24, 2022
Performa Unik Lorient Bersama Regis Le Bris
Jika kita mundur ke belakang, RC Lens dan FC Lorient sebenarnya hanyalah tim medioker di Liga Prancis. Menariknya, keduanya sama-sama promosi ke Ligue 1 di musim 2020/2021.
Sejak promosi di tahun 2020 lalu, FC Lorient menghabiskan 2 musim berikutnya dengan ancaman degradasi. Di 2 musim tersebut, Lorient hanya mampu mengakhiri liga di peringkat 16.
Secara historis, klub dari kota pelabuhan dan gudang senjata maritim itu memang bukanlah tim yang sarat prestasi. Hanya ada 1 trofi divisi 3, 1 trofi Ligue 2, dan 1 trofi Coupe de France yang terpajang di lemari mereka.
Hasil terbaik Lorient di Ligue 1 hanyalah finish di peringkat 7 pada musim 2009/2010. Maka dari itu, wajar jika hasil yang Lorient torehkan di Ligue 1 musim ini sangatlah mengejutkan. Apalagi, mereka adalah salah satu tim dengan tagihan gaji terendah di Liga Prancis.
Pergantian pelatih di awal musim jadi kuncinya. Christophe Pélissier dipecat kemudian digantikan oleh Régis Le Bris, sosok yang sudah begitu mengenal FC Lorient.
Régis Le Bris took his first ever Managerial Job at Ligue1 outfits FC Lorient 🟠
Hs innovative style is refreshing to see.
Sensible recruiting to getting the best out of his playersFCL have battled relegation past 2 years but started this season (6W, 1D, 1L)
Remarkable https://t.co/qiouHonYm1 pic.twitter.com/6RCeaorzHH— Antonio Mango (@AntonioMango4) September 19, 2022
Sejak tahun 2012, Regis Le Bris sudah bekerja di tim akademi Lorient sebelum naik pangkat pada bulan Juni kemarin. Sebelumnya, pelatih berusia 46 tahun itu pernah mengantar tim U-17 Lorient menjadi juara nasional.
Di bawah kendali Le Bris, FC Lorient melakukan transfer borongan untuk merombak tim. 17 pemain dilepas dengan berbagai skema dan menghasilkan pemasukan 14,15 juta euro. Dana 5,7 juta euro kemudian dibelanjakan untuk mendatangkan 12 pemain baru dengan rataan usia 22 tahun.
Aktivitas transfer dan pergantian pelatih yang tepat adalah kunci keberhasilan Lorient saat ini. Selain menghuni peringkat 3 sementara dengan koleksi 27 poin, Lorient juga tampil subur dengan torehan 23 gol.
Di bawah asuhan Regis Le Bris, klub berjuluk “Ikan Hake” itu sebenarnya tergolong sebagai tim yang pasif. Bermain dengan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3, Lorient bertahan dengan sistem low-block defense. Alhasil, rataan penguasaan bola mereka hanya sebesar 43,8% terburuk ketiga di Ligue 1.
Namun, soal urusan mencetak gol, Lorient sangat menarik ditonton. Anak asuh Regis Le Bris mengandalkan serangan langsung tanpa banyak melakukan umpan dan penetrasi di sepertiga pertahanan lawan. Expected Goals (xG) mereka juga hanya 17,3, tetapi Laurent Abergel dan kolega berhasil mencetak 23 gol, hanya kalah subur dari PSG, Rennes, dan Lille.
Memiliki deretan penyerang berbakat, seperti Terem Moffi yang jadi top skor sementara dengan 8 golnya, Dango Ouattara dengan sumbangan 4 gol dan 4 asis, serta Ibrahima Kone dengan sumbangan 2 golnya, Lorient menyerang dengan efektif.
Back-to-back braces for Terem Moffi in Ligue 1 💪🏽
⚽⚽ vs. Clermont
⚽⚽ vs. LensHitman 🎯 pic.twitter.com/nJhQSzQPxD
— Soar Super Eagles (@SSE_NGA) August 31, 2022
Selain kedua penyerang tadi, Lorient juga sangat terbantu dengan penampilan apik Enzo Le Fee yang sudah mencetak 2 gol dan 1 asis. Gelandang serba bisa berusia 22 tahun itu adalah salah satu pemain dengan rating tertinggi dalam tim.
Mengandalkan skema bola mati juga jadi senjata Lorient, terbukti dengan 7 dari 23 gol mereka yang tercipta dari bola mati. Tim yang lebih difavortikan seperti Rennes, Lyon, dan Lille sudah pernah merasakan betapa efektifnya serangan anak asuh Regris Le Bris.
Tampil menghibur tanpa basa-basi, Lorient yang memiliki skuad dengan rataan usia 24 tahun 345 hari adalah salah satu tim yang patut ditonton di Ligue 1 musim ini. Meski ini adalah musim pertamanya melatih tim senior di liga profesional, tetapi Regis Le Bris telah sukses membuat FC Lorient tampil melebihi ekspektasi dalam segala hal.
Setia Mengorbitkan Pemain, RC Lens Makin Bersinar Bersama Franck Haise
Sementara itu, RC Lens yang menghuni peringkat kedua dengan koleksi poin yang sama dengan FC Lorient punya kisah yang berbeda. Sejak dilatih Franck Haise di awal tahun 2020, juara Liga Prancis musim 1998 itu sukses promosi ke Ligue 1 di tahun 2020 dan setelahnya sukses 2 kali finish di peringkat ketujuh.
Sejak menangi Lens, Haise memang telah melakukan pekerjaan yang istimewa. Hasil mengejutkan yang mereka raih di musim ini juga dicapai setelah Lens kehilangan beberapa pemain terbaiknya.
Franck Haise took Lens from Ligue 2 to 2nd in Ligue 1 behind PSG.
All in his first senior role in management.
Who says no?#lufc pic.twitter.com/EtyuZOR3Ra
— Jacques (@jacqueslufc) October 23, 2022
Dana segar sebesar 52,09 juta euro berhasil Lens kantongi setelah melepas 16 pemainnya. Di antara 16 pemain tersebut ada top skor musim lalu, Arnaud Kalimuendo yang kembali ke PSG setelah menjalani 2 musim masa peminjaman.
Lens juga kehilangan 2 pilar penting mereka musim lalu, yakni Cheick Doucouré yang hijrah ke Crystal Palace dan Jonathan Clauss yang dibajak Marseille. Selain mereka, Lens juga melepas secara gratis Gael Kakuta, top skor Lens di musim 2020/2021.
Klub yang bermarkas di Stade Bollaert-Delelis itu memang dikenal sebagai pencetak pemain berbakat. Namun, RC Lens juga dikenal sebagai tim yang cerdik dalam merekrut pemain.
Klub berjuluk “The Blood and Gold” itu mendatangkan pemain baru di awal bursa transfer musim panas, sehingga pelatih Franck Haise punya banyak waktu untuk mempersiapkan tim. Total ada 10 pemain baru yang didatangkan Lens dengan banderol 32,15 juta euro.
Di antara para pemain baru yang datang, ada Loïs Openda yang direkrut sebagai suksesor Arnaud Kalimuendo. Sejauh ini, Openda sudah mencetak 4 gol.
Di sektor gelandang bertahan, ada Salis Abdul Samed yang didatangkan dari Clermont Foot sebagai ganti Cheick Doucouré. Kemampuan bertahannya sukses membuat gelandang andalan Lens sekaligus kapten tim, Seko Fofana bergerak lebih leluasa.
Meski kehilangan beberapa pemain pilarnya, Lens bisa menggantinya dengan pemain yang tak kalah hebat. Selain itu, dalam skuad mereka masih ada beberapa pemain underrated yang sukses Franck Haise orbitkan.
Seperti bek tengah Jonathan Gradit. Direkrut dari Caen yang terdegradasi di musim 2019, Gradit menjelma jadi bek tengah ciamik dengan catatan 2 sapuan, 1,8 intersep, dan 1,5 tekel per 90 menit di musim ini.
Pelatih berusia 51 tahun itu memang pandai memaksimalkan bakat yang ada pada timnya dan mengembalikan performa terbaik anak asuhnya. Florian Sotoca adalah bukti terbaiknya. Mantan top skor Lens di Ligue 2 itu kini kembali jadi penyerang tersubur dalam skuad. Dalam 12 pertandingan, ia sudah mencetak 6 gol, menyamai pencapaiannya di sepanjang musim lalu.
🎉 Joyeux anniversaire à l’inusable, l’infatigable, l’intarissable, Florian Sotoca qui fête ses 32 ans ! 🎂
Dédicace à notre speaker @Syl_va_No pour le texte 😍🔥 #RCLens pic.twitter.com/VFA9csZDUP
— La beauté du public lensois (@lbpubliclensois) October 25, 2022
Di bawah asuhan Franck Haise, RC Lens bermain dengan formasi dasar 3-5-2 atau 3-4-2-1. Lens adalah kebalikan dari Lorient. Mereka tak terlalu subur, tapi memiliki pertahanan yang kokoh.
Sejauh ini, gawang Lens baru tembus 8 kali, terkokoh kedua setelah PSG. Alhasil, meski hanya mencetak 1,6 gol perlaga, tetapi gawang Lens rata-rata hanya kebobolan 0,7 gol per laga. Dengan rataan skuad 26 tahun 55 hari, RC Lens asuhan Franck Haise adalah salah satu tim paling solid di Liga Prancis.
Dua Sahabat di Balik Keberhasilan RC Lens dan FC Lorient
Itulah yang jadi kunci keberhasilan RC Lens dan FC Lorient mampu bertengger di papan atas dan membuntuti PSG dengan ketat. Kinerja Franck Haise dan Regis Le Bris patut diacungi jempol. Fakta menariknya, dua figur tersebut adalah sahabat karib.
🇨🇵 1999 rok – Wspólna gra w barwach Stade Lavallois 🟠⚫
2006 rok – Spotkanie po latach w Rennes
2022 rok – Pisanie swojej własnej historii w Ligue 1 (Lorient – Lens, aktualnie na miejscach pucharowych)
Régis Le Bris i Franck Haise przeszli razem daleką drogę ✊ pic.twitter.com/Et4kadhvEN
— Maciej Szełęga (@SzelegaMaciek) September 12, 2022
Haise dan Le Bris sudah berteman lama sejak keduanya pertama kali berjumpa pada tahun 1999 saat masih bermain untuk Stade Laval. Haise bermain di lini tengah, sementara Le Bris di pertahanan. Keduanya bermain di klub tersebut selama 3 tahun.
Setelah itu, keduanya dengan cepat meniti karier sebagai pelatih dan kembali bertemu sekitar tahun 2008 ketika sama-sama bekerja di tim akademi Rennes. Haise menjadi pelatih tim U-17, sementara Le Bris menangani tim U-18.
Haise dan Le Bris juga sempat bekerja sama di akademi FC Lorient. Le Bris adalah sosok yang menggantikan Haise menjadi pelatih tim cadangan Lorient di tahun 2015 silam.
Singkat cerita keduanya kini telah sama-sama menangani tim utama di kasta teratas Liga Prancis. Hebatnya, kedua sahabat karib ini sukses mengantar anak asuhnya menjadi tim kuda hitam di Ligue 1 musim ini.
🤝 Retrouvailles entre notre coach, Régis Le Bris, et Franck Haise.#RCLFCL pic.twitter.com/ZCbfuRhhFu
— FC LORIENT 🐟 (@FCLorient) August 31, 2022
Haise dan Le Bris sudah bertemu sekali di musim ini. Pertemuan RC Lens vs FC Lorient terjadi di pekan kelima. Laga yang diwarnai hujan 7 gol itu dimenangani anak asuh Franck Haise dengan skor 5-2.
Menarik untuk dinanti akan melaju sejauh apa kedua tim tersebut di Ligue 1 musim ini. Saat ini, RC Lens dan FC Lorient layak disebut sebagai tim kuda hitam. Jika mereka konsisten hingga akhir musim, bukan tak mungkin keduanya bakal naik level menjadi pesaing juara.
***
Referensi: Ligue 1, Transfermarkt, Fotmob, The Analyst, Transfermarkt, The Guardian, Fotmob, Ligue 1, Ligue 1.