Brutalnya Zlatan Ibrahimovic! Divock Origi Dibuang ke Tim Bocil AC Milan

spot_img

Fans Liverpool membentangkan spanduk bertuliskan: Football Without Origi is Nothing. “Origi adalah seorang legenda,” kata Jurgen Klopp, “Orang-orang akan menulis buku tentangnya. Jika tidak, maka saya akan melakukannya.”

Sayangnya, belum juga menulis buku tentang Origi, Klopp sudah pergi. Tidak ada buku lain yang secara khusus membahas kehebatan Divock Origi. Menjadi legenda? Ah, tentu berlebihan. Origi toh sudah tidak lagi di Liverpool. Fans The Reds bahkan mungkin mulai menghapus memori tentangnya.

Nasib Origi tak semanis perkataan Klopp. Alih-alih terus meroket, sampai pada titik layak disebut legenda, Origi terjungkal dan terlempar jauh dari garis edar. Keputusannya untuk membela AC Milan ternyata jalan ninja yang keliru ditempuh. Disebut-sebut jadi pelapis Olivier Giroud, nasibnya malah semrawut.

Origi tak dipakai lagi. Ia dibuang ke tim bocil AC Milan. Siapa yang membuangnya? Tiada lain adalah Zlatan Ibrahimovic. Bagaimana kisah pemain yang dulu disebut “pembeda” di Liverpool ini menjadi pemain pertama yang menjadi korban kebrutalan Zlatan? Mari membuka pintu ceritanya.

Sang Pembeda di Liverpool

Kita, atau sebagian dari kita mengenal Divock Origi bukan sebagai pemain utama. Ia pelapis. Pemain yang sering duduk di bangku cadangan ketimbang turun sebagai starter. Origi bukan pilihan utama dan bukan sungai gol Liverpool. Lebih sering memulai pertandingan dari bangku cadangan, Origi punya kelebihan waktu untuk mengamati jalannya pertandingan.

Oleh karena itu, saat Jurgen Klopp menurunkannya, Origi bisa langsung memberi dampak, menjadi seorang supersub. Origi acap kali menciptakan momen tak terduga. Misalnya, di perjalanan Liverpool merengkuh gelar Liga Champions 2018/19.

Fans Liverpool harusnya ingat bagaimana Origi mencetak brace ke gawang Barcelona di semifinal Liga Champions 2018/19. Kedua gol Origi itu membawa Liverpool comeback 4-0, setelah pada leg pertama kalah 3-0 di Camp Nou. Dari sana julukan “si pembeda” pun tersemat pada diri Divock Origi.

Liverpool yang berhasil comeback melangkah ke final. Di hadapan 63 ribu penonton di Wanda Metropolitano, Origi tidak turun sejak menit awal. Ia duduk di bangku cadangan. Setelah gol penalti Mohamed Salah di dua menit laga berjalan, The Reds kesulitan membobol gawang Tottenham Hotspur. Sebaliknya, Spurs coba mencetak gol.

Di tengah situasi itu, Klopp butuh gol tambahan. Setidaknya buat mengunci kemenangan. Masuklah Origi menit 58 menggantikan Roberto Firmino. Memasuki tiga menit jelang laga bubar, Origi mencetak gol setelah berhasil mengendus bola di kotak penalti Spurs. Gol itu mengunci gelar Liga Champions. Liverpool akhirnya meraih gelar yang 14 tahun gagal diperoleh.

Dibeli AC Milan

Merujuk tulisan Okky Ardiansyah di The Flanker, keputusan Origi pindah ke AC Milan pada tahun 2022 lalu, bisa jadi salah satu jalan ninja terbaik. Konteksnya saat itu, AC Milan dan Origi sama-sama kesengsem. Milan inginkan Origi. Origi pun, yang kontraknya habis di akhir musim 2021/22, bersedia terbang ke Milan.

Origi pada akhirnya mengemasi barangnya, mengambil penerbangan ke Italia, meneken kontrak dengan Milan. Origi senang dapat tim baru. Rossoneri senang mendapat pemain baru tanpa mengeluarkan biaya transfer. Namun, mirisnya, pergi ke Kota Mode, Origi justru bergandengan tangan dengan keapesan.

Selama musim 2022/23, Origi turun di 27 pertandingan AC Milan di Serie A. Namun, ia hanya mencetak dua gol saja. Selain seret gol, Origi juga terkendala cedera. Cedera yang didapatkannya saat membela Liverpool kambuh di AC Milan, memaksanya sulit buat beradaptasi. Beberapa kali ia mesti absen membela Rossoneri karena cedera.

Total, selama musim 2022/23, merujuk Transfermarkt, Origi turun di 36 laga AC Milan secara keseluruhan. Namun, tidak ada gol lain selain satu golnya ke gawang Monza dan satu golnya ke gawang Sassuolo kala menghadapi dua tim itu di Serie A. Origi pun akhirnya dipulangkan ke Inggris. Tidak, bukan ke Liverpool, melainkan Nottingham Forest.

Makin Tak Karuan di Nottingham Forest

Forest yang bermain di Liga Inggris musim 2023/24 meminjam Origi. Malangnya, kembali berlaga di Premier League, justru nasib Origi kian amblas. Betul bahwa ia turun di 20 laga Premier League bersama Forest, namun tak ada satu pun gol yang dicetak. Merujuk Pulse Sports, masalahnya soal adaptasi.

Origi kurang bisa menyesuaikan sistem yang berbeda dengan sistem yang diterapkan Jurgen Klopp. Kekurangan arahan yang taktikal juga mempengaruhi performanya di atas lapangan. Di Liverpool, Klopp begitu mempercayainya, sedang di tim lain, baik itu di Forest maupun Milan, kepercayaan kepadanya berkurang.

Hal-hal itu bikin potensi Origi tak keluar. Tingkat kepercayaan dirinya pun melemah. Hasilnya itu tadi, Origi kian terperosok. Tim seperti Nottingham Forest saja hanya memakainya semusim.

Sekembalinya ke Milan, Origi seperti terjun ke liang kuburannya sendiri. Sudah jatuh tertimpa beton. Setelah musim yang buruk bersama Forest, Origi harus bertemu sosok temperamental yang jadi petinggi Rossoneri. Sosok inilah yang membuang Origi dari level tertinggi ke level yang mustahil mendapat atensi.

Zlatan Ibrahimovic Jadi Penasehat AC Milan

Beberapa bulan sebelum musim 2024/25 bergulir, sebuah kejutan datang dari mantan pemain AC Milan. Zlatan Ibrahimovic kembali. Namun, tidak untuk capek-capek lari di atas lapangan. Milan tak membutuhkan kakinya lagi, melainkan kali ini mulutnya. Redbird Capital, perusahaan yang menaungi AC Milan memintanya menjadi penasehat.

Gerry Cardinale, bos AC Milan, seperti dikutip Anadolu Agency mengatakan, keputusan untuk merekrut eks pemain Timnas Swedia itu merupakan keputusan mudah. Siapa pun yang mengenal AC Milan, jatuh hati pada tim ini, pasti mengenal sosok Zlatan Ibrahimovic. Gerry percaya Zlatan punya kemampuan untuk mengembangkan Milan.

Dari sisi Zlatan, ia tidak dapat menolak tawaran dari Redbird. “Ketika kesempatan ini datang,” kata Zlatan, “Saya merasa memiliki banyak hal untuk diberikan.” Jadilah ia penasehat khusus dewan direksi. Zlatan tidak hanya diberikan wewenang untuk bicara, tapi juga dapat menentukan arah klub, termasuk siapa-siapa yang bakal terlibat di tim utama.

Membuang Divock Origi ke Tim Muda

Setelah diberi jabatan sebagai penasehat khusus dewan direksi, Zlatan Ibrahimovic dalam sekejap menancapkan pengaruhnya di AC Milan. Tak terkecuali pengaruh di tim utama. Kebetulan korban pertamanya adalah Divock Origi. Zlatan tidak akan memasukkan mantan pemain Liverpool itu ke tim utama AC Milan.

Mengutip Mozzart Sport, Ibra menjelaskan bahwa Origi tetap menjadi bagian AC Milan, namun ia tidak masuk rencana tim utama musim depan. Alih-alih, Divock Origi justru dibuang ke Milan Futuro, atau skuad AC Milan U-23 yang bermain di divisi ketiga.

Pernyataan itu dikatakannya berbarengan dengan peresmian Paulo Fonseca sebagai pelatih baru il Diavolo Rosso. Ini menjadi ironis, karena Origi adalah salah satu pemain dengan gaji tertinggi di AC Milan. Gajinya 4 juta euro (Rp70,6 miliar) per tahun. Mungkin gaji dan performa yang tidak seiringan menjadi alasan mengapa Ibra tak memasukkan Origi ke skuad utama.

Lebih dari itu, ini menjadi semacam sinyal bahwa Origi mungkin akan dilepas pada akhir musim depan. Selain Origi, Zlatan Ibrahimovic juga membuang Fode Ballo-Toure ke tim U-23. Duh, Ibra baru dapat jabatan sudah main buang-buang pemain gitu, ya? Ngeri, nih!

https://youtu.be/g2EGHFpWayU

Sumber: Goal, PulseSports, AA, MozzartSport, Sportbibble, ThisIsAnfield, TheFlanker

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru