Bobroknya City dan Pep Guardiola Jadi Bukti Kebenaran Ramalan Ten Hag

spot_img

Melihat situasi Manchester City saat ini, mengingatkan kita pada sabda Erik Ten Hag. Ketika pertama kali menginjakan kaki di Manchester, Erik pernah berkata bahwa era Pep Guardiola akan berakhir “Era’s Come To an End” katanya. Meski era meneer Belanda sudah berakhir duluan, kalimat tersebut bak sebuah gambaran di masa depan yang sedang ingin ditunjukan oleh Ten Hag.

Dan tampaknya, prediksi tersebut mulai terbukti benar musim ini. Meski sudah berakad untuk tinggal lebih lama lagi di Etihad Stadium, Pep kini mulai tantrum dengan performa klubnya yang makin anjlok. Lantas, apakah kini sudah saatnya Pep kibarkan bendera putih dan jadi “Ten Hag” jilid dua?.

Ada Masalah

Sang juara bertahan mengawali musim baru Liga Inggris dengan tiga kemenangan beruntun melawan Chelsea, Ipswich dan West Ham. Persepsi bahwa juara Liga Inggris musim ini “akan City pada waktunya”, kembali digaungkan.

Seiring waktu berjalan, meski The Citizens terus meraih kemenangan di Liga Inggris, secara performa City kurang meyakinkan. Mereka kerap keteteran dan tercatat hanya bisa menang tipis atas musuhnya. Seperti halnya saat melawan Brentford, Fulham, Wolves, bahkan saat melawan klub promosi Southampton.

Ada hal-hal yang membuat City secara performa, keteteran, tak seperti musim-musim sebelumnya. Termasuk badai cedera, dan kualitas individu pemain yang menurun. Kehilangan Rodri, maupun Kevin De Bruyne sangat berpengaruh pada implementasi permainan di lapangan. Sampai-sampai ada yang beranggapan bahwa City tanpa mereka berdua bak klub medioker.

Tidak adanya sosok gelandang bertahan mumpuni, serta kreator kelas wahid, membuat Pep garuk-garuk kepala. Kepalanya yang plontos itu disuruh berpikir keras, bagaimana caranya agar tim ini berjalan tanpa “ruh” dua pemain tersebut.

Sayangnya, tak cuma Rodri dan De Bruyne saja yang masuk dalam daftar list cedera. Pemain City lain yang kerap bisa memecah kebuntuan seperti Jack Grealish, Jeremy Doku, John Stones, Nathan Ake, hingga Ruben Dias, silih berganti keluar masuk meja perawatan. City bahkan harus mengkorek-korek skuad akademi demi mendapat pemain tambahan.

Awal Periode Buruk

Jika biasanya Pep Guardiola selalu punya jalan pintas untuk mengakhiri paceklik yang dialami, kali ini justru berakhir lain. Ia lebih banyak mengeluh ketimbang bertaruh. Minim opsi di daftar pemain selalu dikambing hitamkan oleh Pep. Sikap seperti ini sejatinya bukan karakter Pep. Pep yang dikenal publik adalah pelatih yang cerdas dan selalu mempunyai banyak terobosan bagi timnya. Bukan pria yang selalu menyalahkan keadaan.

Namun celakanya, beberapa terobosannya yang terus dicoba tak kunjung menemui hasil. Akibatnya, The Citizens malah semakin rungkad. Tren buruk City musim ini diawali dengan kekalahan perdana mereka di awal bulan November ketika melawan Spurs di 16 besar Carabao Cup. Kekalahan tersebut seakan menjadi cambuk, sekaligus cermin bagi Pep dan pasukannya. Bahwa selama ini mereka menang bukan berarti mereka superior secara permainan.

Rekor Buruk Pep

November 2024, menjadi bulan yang penuh kelabu bagi Pep dan The Citizens. Kesialan yang menimpa City di Carabao Cup ternyata menular di laga-laga berikutnya. Di Liga Inggris, mereka takluk beruntun ketika menghadapi Bournemouth, Brighton, hingga kembali dibantai Tottenham Hotspurs.

Tak hanya di Liga Inggris saja, Di UCL pun mereka mengalami hal yang sama. Mereka dibantai Sporting CP asuhan Ruben Amorim. Yang terbaru, Pep Guardiola dibuat frustrasi karena gagal menang saat melawan Feyenoord.

Rentetan hasil buruk ini membuat Pep mencatatkan rekor terburuk sepanjang kariernya sebagai pelatih, yakni enam laga beruntun tak pernah meraih kemenangan. Tak hanya itu, skor mencolok empat gol tanpa balas di Etihad Stadium saat melawan Spurs, adalah kekalahan terbesar di kandang sendiri selama karir kepelatihannya.

Pep Bertahan

Ironisnya, ditengah rentetan hasil buruk tersebut, Pep justru diberi kontrak baru oleh manajemen Manchester City. Masa pengabdian pelatih kelahiran Santpedor itu diperpanjang hingga dua tahun.

Pep punya alasan ketika ia menandatangani kontrak. “Saya merasa bahwa saya tidak bisa pergi sekarang, sesederhana itu. Mungkin kekalahan beruntun adalah alasan yang membuat saya merasa tidak bisa pergi. Saya merasa klub masih menginginkan saya. Itulah alasan saya kembali menandatangani kontrak ini” Kata Pep.

Bertahannya Pep, disambut antusias oleh publik Etihad dan para anak asuhnya. Kontrak baru Pep dianggap mampu menjadi suntikan semangat guna bangkit dari keterpurukan.

Mesin gol City, Erling Haaland, juga terlihat sangat bahagia dengan bertahannya sang juru taktik asal Spanyol tersebut. Menurutnya, tetap berada di bawah naungan Pep Guardiola akan meningkatkan semangat bermainnya di lapangan.

Pep Tantrum

Namun apa hasilnya?, justru rentetan hasil buruk itu masih saja menghantui City. Semangat yang ditunjukan Haaland tak diikuti oleh rekan-rekan yang lain. Di luar dua gol Haaland, seluruh pemain City terlihat kurang semangat juang. Loyonya pasukan Pep terlihat nyata saat laga UCL melawan Feyenoord. Alih-alih bisa membantai lawan tiga gol, margin gol yang lumayan jauh itu justru terkejar di babak kedua.

Pep belum meraih kemenangan lagi setelah menandatangani kontrak. Pep pun terlihat makin frustrasi. Saking frustrasinya, Pep seperti tak tahu lagi alasan apa yang akan ia sampaikan ke publik. Alhasil, pelatih botak itu kembali mengulangi alasan klasik yakni “krisis pemain”, pasca hasil imbang kontra Feyenoord.

Disamping alasan klasik tersebut, Pep juga terlihat berbeda ketika tampil di konferensi pers pasca laga melawan Feyenoord. Perhatikan deh, hidung Pep tampak berdarah dan penuh goresan. Pep ternyata mengaku mulai stress dan frustrasi dengan kondisi yang dialami tim. Maka dari itu ia dengan sengaja melukai dirinya sendiri dengan kukunya.

Aksi ini cukup mengejutkan. Tak biasanya pelatih sekaliber Pep melakukan hal konyol tersebut. Sikapnya pun sempat dinilai oleh seorang pakar bahasa tubuh, Darren Stanton.

Dilansir dari Goal, Darren menyebutkan bahwa bahasa tubuh Pep menunjukkan dia kehabisan ide karena performa buruknya terus berlanjut. “Pep Guardiola adalah sosok orang yang sedang hancur. Ada kombinasi antara kemarahan, frustrasi, dan kehancuran,” kata Darren.

Pep Ikuti Jejak Ten Hag?

Pep tak seharusnya terus-terusan menyalahkan keadaan. Ia harus segera keluar dari fase terpuruk ini. Ia juga harus memutar otak bagaimana timnya bangkit lagi dari rentetan hasil minor. Kalau pelatih bisanya hanya tantrum dan sambat, apa bedanya dengan Ten Hag?

Pep kini banyak dijadikan bahan perbandingan dengan Ten Hag. Sama-sama berkepala plontos, banyak yang menyindir bahwa Pep kini sedang terjangkit “virus Ten Hag”. Lantaran, ia membawa City tampil buruk setelah memperbaharui kontrak seperti halnya dulu Ten Hag di Manchester United.

Yang makin memalukan, bukan hanya nasibnya saja yang disamakan dengan Ten Hag. Pep juga diejek di media sosial bahwa ia tak lebih baik dari Ten Hag. Ketika melatih MU, ternyata Ten Hag belum pernah menelan lima kekalahan secara beruntun seperti Pep. Aishhh, Pep harusnya malu mendengar hal ini. Lantas sekarang pertanyaannya adalah, apakah Pep akan bernasib sama seperti Ten Hag?Jawabannya tentu saja akan ada di hasil-hasil laga City berikutnya.

Omongan Ten Hag Benar?

Kini, Pep dan City sedang mengalami krisis yang tak biasanya dialami. Seburuk-buruknya City asuhan Pep, kondisi kekalahan beruntun seperti ini tak pernah terjadi. Ya, kondisi ini membuat publik Etihad bertanya-tanya, kenapa City bisa seperti ini?

Pep harus segera menjawab pertanyaan publik itu dengan performa seperti halnya City yang dulu. Superior dan selalu mendominasi lawan. Kalau tidak, ia bisa jadi “Ten Hag jilid 2”, yang didepak dari klub setelah memperbaharui kontrak. Pep pastinya tak mau itu terjadi. Sebab, ia punya cita-cita tugasnya paripurna saat pengabdiannya menyentuh “satu dekade” (2016-2026).

Tapi apalah artinya mimpi satu dekade, jika City masih main ancur-ancuran seperti ini. Pep harus segera buktikan kualitasnya di tengah keterbatasan. Kalau sudah tak mampu lagi, berarti omongan Ten Hag akan segera menjadi kenyataan. Bahwa era seorang Pep Guardiola akan segera berakhir.

https://youtu.be/WHF7HLNywoI

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru