Indonesia tak henti-hentinya mencetak sejarah di sepakbola Eropa. Terbaru, ada Dean James yang meraih trofi KNVB Cup musim 2024/25. Dengan prestasinya bersama Go Ahead Eagles itu, dirinya jadi pemain Indonesia pertama yang meraih gelar di kasta tertinggi Liga Belanda.
Sebetulnya, Kevin Diks dan Calvin Verdonk sudah pernah meraih trofi yang sama beberapa tahun lalu. Namun, kala itu mereka masih berpaspor Belanda, belum Indonesia. Maka dari itu, Dean James jadi pemain yang mengawali trah Indonesia di Eredivisie. Tapi, jika mau dibedah lebih dalam, James ternyata bukan pemain Indonesia pertama yang meraih gelar di negeri orang.
Ada pemain-pemain lain yang sudah lebih dulu melakukannya. Penasaran, siapa saja pemain itu? Mari kita cari tahu bersama.
Daftar Isi
Egy Maulana Vikri
Sama-sama berkaki kiri, namanya pernah disandingkan dengan Lionel Messi. Meski pada akhirnya karir Egy Maulana Vikri tak secemerlang Messi, kakak ipar dari Abidzar Al-Ghifari itu tetap layak untuk dipuji.
Bukan cuma soal gaya bermainnya, tapi juga soal keberaniannya untuk meninggalkan tanah kelahiran demi perjalanan karir yang lebih menantang. Pasca wisuda dari SKO Ragunan, Egy menolak pinangan banyak klub besar di Indonesia. Dirinya justru pilih merantau ke negeri yang warna benderanya hampir sama dengan Indonesia, yakni Polandia.
Di Polandia, ia bergabung Lechia Gdansk pada tahun 2018. Secara menit bermain, Egy Maulana tak bisa dikatakan sukses. Ia hanya mencatatkan 11 pertandingan. Namun, apabila yang menjadi tolok ukur adalah jumlah trofi, maka Egy bisa sedikit jumawa. Selama tiga tahun di sana, Egy mengantongi dua gelar. Satu Polish Cup pada musim 2018/19 dan satu Polish Super Cup setahun setelahnya.
Jay Idzes
Il Capitano, Jay Idzes pun pernah meraih trofi sesaat setelah menjadi pemain Timnas Indonesia. Bek keturunan Semarang itu bahkan meraih trofi di hari ulang tahunnya yang ke 24 tahun. Idzes sendiri berulang tahun pada 2 Juni. Tanggal ini tepat dengan berlangsungnya laga penentuan tiket promosi ke Serie A untuk musim 2024/25 antara Venezia vs Cremonese di Stadion Pier Luigi Penzo.
Menuai hasil imbang 0-0 di leg pertama, tim yang diarsiteki Paolo Vanoli mengamankan tiket promosi setelah menang 1-0 atas Cremonese pada final leg kedua babak playoff. Idzes merupakan salah satu pilar dalam suksesnya Venezia kembali bermain di Serie A musim ini. Ia mencatatkan 29 penampilan dan mencetak tiga gol di pentas Serie B musim 2023/24.
Di situs Transfermarkt, trofi yang dijunjung oleh rekan-rekan Idzes tak tercatat sebagai sebuah prestasi. Meski demikian, trofi berwarna silver itu diabadikan sebagai prestasi tersendiri oleh sang pemain. Dirinya bahkan sempat membagikan fotonya bersama trofi play off promosi itu sambil mengalungkan bendera Merah putih.
Jordi Amat
Masih dari posisi bek, ada Jordi Amat yang justru panen gelar usai membela Timnas Indonesia. Sebelum itu, Jordi dikenal sebagai bek papan atas Eropa. Dirinya pernah main di Liga Inggris bareng Swansea dan pernah berkiprah di Liga Spanyol bareng Rayo Vallecano serta Real Betis. Namun, di era itu Amat tak pernah meraih gelar.
Eks Espanyol itu justru baru meraih gelar setelah bergabung klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim pada tahun 2022. Selama kurang lebih tiga tahun membela klub sultan itu, Amat mengantongi enam trofi bergengsi. Dua trofi Liga Malaysia pada musim 2022/23 dan 2024/25, dua Malaysian FA Cup musim 2022/23 dan 2024/25, satu Malaysia Cup tahun 2022, dan satu Malaysian Super Cup musim 2022/23.
Dalam prosesnya, Jordi Amat bukan cuma numpang juara doang. Perannya cukup penting dalam dua tahun terakhir. Selain hampir selalu jadi pilihan utama, Amat juga ditunjuk sebagai kapten tim sejak musim 2022/23. Tahun ini adalah tahun terakhir dalam kontraknya. Belum jelas apakah ia akan memperpanjang kontraknya bersama JDT atau tidak.
Syahrian Abimanyu
Setelah ditelusuri, ternyata bukan cuma Jordi Amat yang berhasil meraih gelar bersama Johor Darul Ta’zim. Pemain kelahiran Banjarnegara, Syahrian Abimanyu juga pernah melakukannya. Jika kalian lupa, Abimanyu pernah dipinang JDT pada tahun 2020. Ia diboyong ke Malaysia usai kontraknya habis bersama Madura United.
Di JDT, Abimanyu tidak menjadi pilihan utama. Dirinya dipinjamkan lebih dulu ke klub Australia, Newcastle United Jets. Abim baru mencicipi bermain dengan seragam JDT pada paruh kedua musim 2020/21. Di sisa musim 2020/21, Abim mengemas dua penampilan saja. Itu terjadi pada pertandingan melawan Sabah dan PJ City.
Meski cuma dua penampilan, Syahrian Abimanyu berhak mendapat medali juara Liga Malaysia di akhir musim. Namanya tercatat dalam situs Transfermarkt sebagai bagian dari tim JDT yang menjuarai Liga Malaysia musim 2020/21. JDT kala itu finis di puncak klasemen dengan mengumpulkan 57 poin.
Bambang Pamungkas
Dari tadi, ngobrolin pemain-pemain di era sekarang doang nih. Padahal, budaya merantau ke negeri orang sudah sejak dulu mendarah daging di persepakbolaan Indonesia. Tak jarang, para pemain lawas juga menorehkan prestasi. Salah satunya adalah Bambang Pamungkas. Pemain yang menjadikan sundulan sebagai senjata mematikan itu pernah meraih gelar juara di Malaysia. Saat itu, ia meraihnya bersama Selangor FC.
Bambang pernah tercatat sebagai pemain Selangor pada tahun 2005 hingga 2007. Menurut Bambangpamungkas20.com, selama dua tahun di Negeri Jiran, Bepe mencetak 63 gol di semua kompetisi. Gol-golnya itu membawa Bambang meraih beberapa gelar di sana. Menurut sumber yang sama, total Bepe telah mengantongi lima gelar termasuk juara FA Cup dan Malaysia Cup tahun 2005.
Selain itu, Bepe juga menjadi pemain asing terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak (9 gol) di Piala FA Malaysia tahun 2005. Performa yang luar biasa itu membuat nama Bepe harum di kalangan publik Selangor. Setelah mengetahui Bambang pensiun, Selangor turut menyampaikan salam perpisahan. Klub berjuluk The Red Giants itu pun menjadikan Bambang sebagai legenda klub.
Andik Vermansah
Eits, jika kalian berpikir hanya Bambang Pamungkas saja yang pernah meraih trofi di Selangor FC, kalian salah. Karena beberapa tahun setelahnya, ada pemain kelahiran Jember, Andik Vermansah yang meneruskan tonggak kesuksesan Bepe di Selangor. Pemain didikan akademi Persebaya itu meraih gelar Piala Malaysia pada tahun 2015.
Sebetulnya, Andik pernah membela dua klub di Malaysia. Selain Selangor, ia juga pernah berseragam Kedah FA. Namun, Selangor dinilai jadi klub yang merasakan peak performa dari Andik. Menurut beberapa sumber yang ada, Andik mencatatkan 67 penampilan di semua kompetisi dalam kurun waktu tiga tahun.
Setelah mengantarkan Selangor meraih gelar Piala Malaysia, Andik mendapat kontrak eksklusif dari pihak klub. Akhir tahun 2015, ia menandatangani kontrak baru berdurasi dua tahun senilai Rp3 miliar per musim. Angka tersebut menjadikan Andik sebagai pesepakbola Indonesia dengan gaji tertinggi saat itu.
Rochy Putiray
Last but not least, ada Rochi Putiray. Pemain yang dikenal dengan gaya nyentriknya ini juga pernah mengharumkan nama Indonesia di negeri orang. Pemain kelahiran Situbondo ini tercatat beberapa kali mentas di luar negeri. Dirinya pernah bermain di Republik Ceko bersama Dukla Prague. Lalu, pernah membela beberapa klub di Liga Hongkong.
Dari banyaknya klub luar negeri yang dibela Rochy, Kitchee barangkali jadi yang paling ikonik. Bersama tim inilah cerita Rochy membobol gawang AC Milan bermula dan berakhir sebagai dongeng yang selalu diceritakan banyak orang di Indonesia. Namun, jika berbicara soal trofi, maka South China adalah saksinya.
Kala itu, Rochy mengantarkan klubnya menjuarai Hong Kong Senior Shield pada musim 2002/03. Nah, segitu dulu daftar pemain yang telah meraih gelar di negeri orang. Sebagai informasi tambahan, Kevin Diks bisa jadi nama berikutnya. Mengingat Copenhagen sedang diambang gelar juara Liga Denmark.
Sumber: Football Italia, Football Oranje, ESPN, Goal