Arsenal Dikutuk Nggak Juara Liga Inggris Apa Gimana Sih?! 3 Tahun Cuma Jagain Trofi

spot_img

Kalian pernah nggak berada di situasi “Cuma jagain jodoh orang”? Ungkapan ini cukup erat kaitannya dengan situasi di mana ada seorang pria yang sudah menjalin hubungan lama dengan wanita. Tapi pada akhirnya yang menikahi wanita tersebut justru orang lain, bukan si pria malang itu.

Jika pernah, maka kalian bernasib sama dengan klub sepakbola asal London, Arsenal. Bedanya, Arsenal bukan jagain jodoh orang, tapi jagain trofi orang. Memang, selama beberapa tahun terakhir, Meriam London asuhan Mikel Arteta telah menjelma sebagai klub yang mampu bersaing di papan atas. Namun, di sisi lain, mereka cuma bersaing aja. Nggak pernah juara beneran.

Arsenal mentok cuma jadi runner up, setidaknya untuk tiga musim terakhir. Gelar juara Liga Inggris masih jadi hal yang sulit diwujudkan oleh Mikel Arteta. Hmmm… jadi yang kedua aja udah sakit. Apalagi, selama tiga tahun ya?. Tapi, kalau boleh bertanya, kenapa ya hal ini bisa terjadi? Apa yang salah dari Arsenal sampai terus jadi yang kedua? Jika kalian punya pertanyaan yang sama, mari kita ulas bersama. 

Liverpool Selangkah Lagi

Kompetisi Liga Inggris musim 2024/25 memang belum usai, tapi hampir bisa dipastikan bahwa Liverpool yang akan jadi juaranya. Pekan lalu, The Reds baru saja menang 1-0 atas Leicester City. Tambahan 3 poin mengukuhkan status Liverpool di puncak klasemen dengan torehan 79 poin. Unggul 13 poin dari Arsenal yang berada di urutan kedua.

Secara matematis, dengan lima laga tersisa, Liverpool hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menyegel gelar juara. 82 poin cukup mengamankan title buat Liverpool, mengingat Arsenal hanya bisa meraup maksimal 81 poin hingga akhir musim.

Skuad racikan Arne Slot pun kabarnya bisa dinobatkan sebagai kampiun Inggris pada matchday ke-34. Mohamed Salah cs dijadwalkan bentrok dengan Tottenham Hotspur di Anfield. Jika mereka meraih hasil positif, maka Arsenal bisa dipastikan gagal menjuarai Premier League untuk kesekian kalinya. Hasil maksimal yang bisa diraih cuma runner up.

Musim 2022/23

Jika Liverpool benar-benar mengunci gelar juara di laga melawan Spurs, itu artinya Arsenal berpeluang besar untuk finis di urutan kedua dan kembali menyegel slot Liga Champions musim depan. Jika dilihat sekilas, mungkin itu adalah prestasi yang patut diapresiasi. Namun, bagi manajemen Arsenal, hasil ini justru bikin emosi. 

Sebab, ini jadi kali ketiga secara beruntun Arsenal cuma jadi juara dua di Inggris. Ini sangat membosankan. Liga Inggris bukan olimpiade yang selalu ada medali perak untuk juara kedua. Tak ada yang bisa dirayakan dari sebuah juara dua di Inggris. Rangkaian hasil yang tak bisa dibanggakan ini dimulai pada musim 2022/23.

Di awal musim, semua berjalan dengan semestinya. Arsenal tampil mempesona. Semua manajemen puas dengan kinerja tim kala itu. Mereka merasa bahwa keputusan untuk mempercayakan tim sepenuhnya kepada Mikel Arteta adalah keputusan yang brilian. Punya kendali penuh atas tim, Arteta mampu membangun tim yang solid.

Dengan durasi 247 hari, Arsenal jadi tim yang paling lama berada di puncak klasemen Premier League 2022/23. Namun, petaka baru datang di pekan ke-30-an, di mana Arsenal mencatatkan tiga kali imbang secara beruntun. Kelalaian itu pun dihukum oleh Manchester City di pekan ke-33. 

Arsenal kalah 4-1 dan membiarkan posisi puncak klasemen jatuh ke tangan City. Sejak kekalahan itu, Arsenal gagal bangkit. Mereka hanya meraih tiga kemenangan dalam sembilan pertandingan terakhir. Sementara City, terus tancap gas. Mereka hanya kalah sekali dan menyegel gelar di pekan terakhir.

Musim 2023/24

Skenario yang hampir sama terulang kembali di musim 2023/24. Penampilan Arsenal tidak terlalu superior di awal musim. Namun cukup konsisten. Tak cuma itu, Arsenal juga sempat membuat tim-tim macam Chelsea, Manchester United, Liverpool kesulitan. Sehingga, tim yang masih dilatih oleh Mikel Arteta bisa menjadi juara paruh musim di Hari Natal.

Juara di paruh musim telah membangkitkan kepercayaan diri tim untuk menuai hasil positif di akhir musim nanti. Tapi, semakin dipuji, Arsenal justru semakin terlena. Belum berganti bulan, Arsenal langsung menelan dua kekalahan beruntun di minggu terakhir Bulan Desember. Yang bikin malu, kekalahan itu didapat dari tim-tim medioker macam Fulham dan West Ham United.

Dua kekalahan itu langsung membuat Arsenal terlempar ke urutan keempat klasemen sementara. Merasa bersalah, Arsenal langsung bangkit di awal tahun 2024. Mereka tak terkalahkan di sepuluh pertandingan. Arsenal bahkan mampu menahan imbang Manchester City di pekan ke-30.

Mencuri poin dari City membuat Meriam London kembali ke puncak klasemen sementara. Nahas, keunggulan itu tak bertahan lama. Di pekan ke-33, Arsenal yang harus menjaga jarak poin dengan City justru kalah 2-0 dari Aston Villa. Di pekan yang sama, City yang menang 5-1 atas Luton Town pun akhirnya merebut kembali puncak klasemen.

Kendati terus menang hingga pekan terakhir, Arsenal gagal menjadi juara Liga Inggris 2023/24 dan harus puas mengakhiri musim sebagai runner-up. Itu karena City mengamankan titel dengan keunggulan dua poin atas Martin Ødegaard cs

Inkonsisten di pekan ke-30

Dari dua musim tersebut, bisa kita simpulkan bahwa Arsenal sangat bermasalah dengan konsistensi. Mereka seperti terlalu ngegas di awal, alhasil di akhir musim saat memasuki pekan-pekan krusial, Arsenal justru kehabisan bensin. Polanya sama, Arsenal selalu kehilangan konsentrasi setelah memasuki pekan 30. 

Selama delapan pertandingan terakhir, Arsenal sering kehilangan poin. Yang bikin makin heran, kadang Arsenal justru direpotkan oleh tim-tim non unggulan. Contohnya di musim 2022/23, Arsenal ditahan imbang oleh West Ham dan Southampton di pekan ke 31 dan 32. Lalu kalah dari Brighton dan Nottingham Forest di pekan ke-36 dan 37.

Masalah Komposisi Skuad

Selain konsistensi, komposisi skuad juga jadi masalah yang masih sulit untuk diperbaiki. Arsenal tidak memiliki kedalaman skuad yang baik seperti Manchester City. Arteta memang telah membangun skuad yang solid, tapi tidak dengan bangku cadangannya. Kualitas pemain cadangan Arsenal tidak sebanding dengan skuad utama.

Hal ini membuat Arteta kesulitan jika ada pemain inti yang mengalami cedera. Dalam beberapa pertandingan, Arsenal tidak bisa menampilkan level permainan yang sama baiknya jika kehilangan pemain-pemain pentingnya. Jika mau memberikan contoh, musim ini bisa dijadikan tolok ukur.

Saat tampil tanpa Bukayo Saka yang mengalami cedera hamstring, Arsenal jarang menang. Dari pekan ke-26 hingga 29, Arsenal cuma menang sekali dalam empat pertandingan. Momen ini dimanfaatkan dengan baik oleh Liverpool untuk memperlebar jarak poin. Di jangka waktu yang sama, Liverpool tak terkalahkan. Mereka hanya kehilangan poin saat ditahan imbang Aston Villa di pekan ke-29.

Komposisi di lini depan Arsenal yang buruk jadi yang paling berdampak. Dalam tiga musim terakhir, Arsenal tak memiliki striker haus gol. Mendatangkan Gabriel Jesus dari Manchester City pada tahun 2022 pun dirasa kurang maksimal. Sang pemain justru lebih sering menghabiskan waktu di ruang perawatan ketimbang bermain di lapangan.

Pada tahun 2023, Arsenal pun mendatangkan Kai Havertz. Tapi Kai telat panas. Saat performanya mulai apik di musim 2024/25, sang pemain justru cedera. Lantas, apakah ada gantinya? Ya nggak ada. Karena Gabjes juga cedera. Arsenal bahkan bermain tanpa striker di sisa musim ini.

Masih Percaya Arteta?

Gelar Liga Inggris dan Arsenal memang seperti belum berjodoh. Semakin keras usaha Arsenal, semakin banyak uang yang diinvestasikan oleh Arsenal, gelar juara justru semakin sulit untuk didapat. Bahkan, saat Manchester City sedang loyo, Arsenal masih sulit untuk juara karena ada Liverpool yang tampil mamayo bersama Arne Slot.

Kata Mikel Arteta sih, fans harus percaya sebuah proses. Tapi, kok proses terus. Ini sudah lima tahun lebih. Kapan hasilnya? Daripada terus bersabar dengan Arteta, mending minta manajemen untuk muhasabah diri. Kalau tujuannya trofi, ganti pelatih bisa jadi solusi.

Sumber: BBC, Premier League, This is Anfield, Tempo

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru