Bidone D’oro, Penghargaan Pemain Terburuk Serie A & Siapa Saja Pemain Yang Pernah Mendapatkannya

spot_img

Jika biasanya sebuah penghargaan diberikan kepada yang terbaik, seperti pemain terbaik, pencetak gol terbanyak, pelatih terbaik dan lainnya, namun di Italia ada sebuah penghargaan yang justru diberikan kepada pemain terburuk.

Gelar tersebut bernama Bidone D’Oro atau Golden Bin, sebuah penghargaan yang diberikan kepada pemain paling mengecewakan di Serie A. Meski faktanya award ini merujuk kepada pemain bintang yang dianggap gagal. 

Gelar yang merupakan plesetan dari Ballon d’Or ini juga sering disebut dengan istilah ‘Sampah Emas’ atau ‘Keranjang Sampah Emas’.

Trofi Bidone D’Oro mulai dikenalkan pada tahun 2003 dan dipelopori oleh radio Italia, Catersport Radio 2. Pemenangnya akan dipilih melalui pemungutan suara oleh pendengar acara Catersport di Rai Radio 2. Dan, diumumkan pada setiap akhir tahun kalender.

Bintang asal Brasil, Rivaldo, menjadi orang pertama yang meraih Bidone d’oro pada 2003 ketika membela AC Milan. Sejak saat itu, sejumlah pemain mendapatkan penghargaan serupa. Alasan utamanya adalah performa yang tidak sesuai ekspektasi. 

Rivaldo sendiri menerima penghargaan tersebut karena tampil buruk bersama Milan. Padahal, status Rivaldo adalah pemenang piala dunia bersama Brasil serta masuk ke dalam tim terbaik turnamen tersebut. 

Petinggi AC Milan kala itu, Silvio Berlusconi bahkan mengatakan tidak ada pemain lain yang sebaik Rivaldo. Namun, pada kenyataannya, pemain 30 tahun tersebut gagal bersaing dengan Rui Costa, Clarence Seedorf, Jon Dahl Tomasson dan beberapa pemain lainnya.

Sepanjang berkarir di Milan selama 18 bulan, Rivaldo hanya mencetak 8 gol serta membuat 6 assist dari 40 penampilan. Meskipun berhasil mempersembahkan trofi Liga Champions, itu tidak menghentikan pihak Catersport untuk memberikan trofi Bidone D’oro kepada Rivaldo.

Pemain selanjutnya yang merengkuh trofi Bidone D’oro adalah Nicola Legrottaglie dari Juventus.  Bek tengah itu didatangkan Juventus pada tahun 2003. Si Nyonya Tua kepincut penampilan Legrottaglie bersama Chievo Verona. Legrottaglie sempat moncer pada awal karirnya bersama Juventus karena mencetak gol pada laga keduanya di Bianconeri. Akan tetapi kemudian performanya tidak semanis di awal, di mana ia banyak melakukan blunder, salah satunya saat Juventus kalah dari Fiorentina dengan skor 0-2 dalam laga krusial.

Pada tahun 2005, giliran Christian Vieri yang meraih trofi Bidone D’oro. Vieri memang tampil mengecewakan kala merumput di Inter dan AC Milan. Musim 2004/05, Vieri yang masih membela Inter,mencetak 13 gol dari 27 laga, namun setelah ditransfer ke Milan di musim panas 2005, performa Vieri makin mengecewakan. Vieri hanya memperkuat Milan selama setengah musim dengan mencetak 2 gol dari total 14 penampilan. Ia kemudian langsung pindah dan bergabung ke AS Monaco setengah musim selanjutnya.

Pemain bintang selanjutnya yang menjadi korban Bidone D’Oro adalah Adriano. Bomber Inter tersebut mengejutkan banyak pihak ketika menerima penghargaan tersebut pada 2006. Pasalnya, semusim sebelumnya, Adriano sedang berada di puncak karirnya dengan sukses menceploskan 42 gol di semua kompetisi. Namun, karir Adriano berubah akibat sikap buruknya di luar lapangan. Ia kedapatan sering berpesta sampai larut malam hingga mempengaruhi performanya di atas lapangan. 

Pada tahun 2007, Adriano kembali mempertahankan gelar tersebut. Meski timnya, Inter Milan juara Serie A musim 2006/07, tapi tidak banyak kontribusi dari Adriano. Pada tahun tersebut, Adriano juga pernah absen dari latihan karena merayakan ulang tahunnya sampai pagi. Pada November 2007, I Nerrazurri memberlakukan unpaid leave kepada Adriano karena sering cedera dan meminjamkannya ke Sao Paulo.

Inter Milan lagi-lagi menyumbang pemainnya meraih trofi Bidone D’oro. Kali ini adalah Ricardo Quaresma pada 2008. Pemain Portugal itu diboyong Inter dari FC Porto pada bursa transfer musim panas 2008. Selain karena kurang disiplin, di bawah asuhan Jose Mourinho, penampilan Quaresma juga tidak sebagus seperti saat di Porto. Pada tahun itu, Quaresma mendapatkan waktu unjuk gigi di Serie A sebanyak 13 pertandingan. Quaresma yang tampil buruk terpaksa dipinjamkan ke Chelsea pada januari 2009. 

Setelah Quaresma, peraih penghargaan Bidone D’oro tahun berikutnya adalah Felipe Melo. Gelandang bertahan Brazil ini didatangkan Juventus dari Fiorentina dengan nominal 25 juta euro. Melo sebenarnya tidak bermain buruk-buruk amat bersama Juventus. Bahkan, Melo menjadi salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Bianconeri di musim itu. Namun, karena penghargaan ini berdasarkan voting pendengar radio, penilaian performa pemain tak selalu jadi bahan pertimbangan. 

Kemungkinan besar alasan Melo mendapatkan penghargaan ini adalah karena ia menyikut dengan kasar kepada Mario Balotelli dalam kemenangan 2-1 melawan Inter Milan.

Setelah Melo, pemain selanjutnya yang mendapatkan Bidone D’oro adalah Adriano. Ini merupakan gelar ketiga bagi penyerang asal Brasil tersebut. Setelah sebelumnya bersama Inter Milan, Adriano meraihnya lagi saat berseragam AS Roma. Setelah sempat membela Flamengo, karir Adriano di AS Roma tidak berjalan mulus. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan di ruang perawatan. Alhasil, Adriano hanya tampil dalam lima laga di Serie A, tak mengherankan jika ia kembali dianugerahi Bidone D’oro.

Pemain berikutnya peraih Bidone D’oro adalah Diego Milito. Pasca membawa Inter Milan meraih treble winners tahun 2010, Milito harus menerima kenyataan pahit karena dianugrahi Bidone D’oro pada 2011. Padahal di musim 2009/10, Milito berhasil mengemas 30 gol dalam 52 pertandingan. Bahkan, ia juga menjadi penentu pada setiap laga yang menghasilkan gelar bagi Inter.

Sayangnya, badai cedera yang menimpanya pada 2011 membuat performa Milito merosot tajam. Sang bomber hanya mengemas delapan gol plus sembilan assist dari 34 laga. Tak heran, karena perbedaan kinerja yang mencolok, Milito terpilih memenangi Bidone d’oro.

Lalu, setelah Milito, gelar Bidone D’oro kembali menghinggapi pemain Brasil, yakni Alexandre Pato. Pato, yang sebelumnya digadang-gadang bakal jadi bintang besar meraih gelar ini pada tahun 2012 ketika berseragam AC Milan, ternyata hanya tampil 4 kali di liga domestik tanpa mencetak gol sekali pun. Pada akhirnya ia pulang kampung ke Corinthians pada tahun 2013.

Setelah Pato, perjalanan trofi Bidone D’oro berakhir, karena acara Catersport berhenti mengudara pada 2012.

 

 

Sumber Referensi : Peluitpanjang, Kaskus, Footballnews

 

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru