Bersinar di Liga Champions, Sehebat Apa Giacomo Raspadori?

spot_img

Beringas adalah kata yang tepat untuk menyebut penampilan Napoli di Liga Champions musim ini. Pelatih mereka, Luciano Spalletti yang awalnya pesimis, justru menampilkan sepak bola yang luar biasa. Mereka melumat Liverpool dengan mudah 4-1. Dua kali menghajar Ajax dan meremukkan Rangers 3-0.

Tak butuh sampai fase grup selesai, pasukan Spalletti sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar Liga Champions musim ini. Kesuksesan Napoli ini orang cenderung akan melihat penampilan pemain berbakat dari Georgia, Khvicha Kvaratskhelia.

Betul dia memang main bagus di Napoli. Namun ada satu nama lagi yang, oleh Luciano Spalletti dibikin sebagai salah satu bomber berbahaya di lini depan Napoli. Orang itu adalah Giacomo Raspadori. Sosok yang menyelinap di antara Giovanni Simeone dan Kvaratskhelia.

Bersinar di Liga Champions

Sepeninggal Dries Mertens dan Lorenzo Insigne, Napoli sudah menemukan tak sedikit bakat penggantinya. Salah satunya Giacomo Raspadori. Pemain berpaspor Italia itu bisa menjawab kebutuhan mesin gol bagi Napoli.

Sejauh ini Raspadori menjadi salah satu pemain yang bersinar di Liga Champions. Oke, barangkali kamu tidak sepakat karena ada Erling Haaland dan Mohamed Salah. Tapi sungguh membosankan sekali membahas dua pemain itu yang sudah terbukti kualitasnya.

Namun Raspadori berbeda. Peminjamannya dari Sassuolo adalah pertaruhan bagi Napoli. Jika bapuk, bisa jadi remuk sudah performa Napoli. Tapi Raspadori menjawab kepercayaan itu dengan mencetak 4 gol dan 1 asis di Liga Champions.

Hebatnya, Raspadori hanya butuh 3 pertandingan untuk membuat catatan itu. Sebagai seorang pemain depan, angka itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Raspadori sangat produktif. Apalagi ia juga menjadi pemain Italia ketiga yang mampu mencetak gol dalam tiga pertandingan debutnya di Liga Champions, setelah Alessandro Del Piero dan Fabrizio Ravanelli.

Di Serie A, dari 8 laga Raspadori memang baru mencetak satu gol. Tapi satu gol itu penting bagi Napoli. Gol semata wayang Partenopei saat menaklukkan Spezia berasal darinya. Kemenangan 1-0 atas Spezia cukup untuk membawa Napoli memimpin puncak klasemen. Meski begitu, gol ini pun bisa menjadi awal dari gol-gol lainnya di Serie A.

Produk Sassuolo

Sekali lagi, Raspadori adalah pemain yang didatangkan dari Sassuolo. Il Partenopei kepincut dengan bakat asli tempaan Sassuolo tersebut. Benar, Raspadori adalah pemain asli binaan akademi Sassuolo.

Pemain yang lahir 18 Februari 22 tahun yang lalu di Bentivoglio itu bergabung ke akademi Sassuolo muda pada tahun 2009. Ketika itu, usianya baru 9 tahun. Ia sebelumnya memperkuat klub lokal, Progresso. Butuh waktu lama bagi Raspadori untuk menandatangani kontrak profesionalnya bersama Sassuolo.

Ia butuh waktu 9 tahun untuk mendapat kontrak profesional dengan Sassuolo. Raspadori akhirnya tanda tangan kontrak pada 9 Agustus 2018. Namun ia belum diberi kesempatan debut. Setidaknya, Raspadori harus menunggu setahun untuk menjalani debut pertamanya pada 26 Mei 2019, saat Sassuolo takluk atas Atalanta 3-1.

Permulaannya berseragam Neroverdi, Raspadori sebenarnya tampil biasa-biasa saja. Pada musim 2018/19, ia hanya bermain satu kali. Baru pada musim setelahnya, Sassuolo sepertinya mulai lebih sering mencoba Raspadori.

Ia bermain di 11 laga Serie A Sassuolo dan mencetak dua gol. Angka yang lumayan bagi pemuda yang baru matang. Raspadori meningkatkan level pada musim berikutnya. Pada musim 2020/21, ia bermain di 27 laga Serie A bersama Sassuolo. Kesempatan bermain yang lebih banyak membuat golnya bertambah.

Musim itu ia mencetak 6 gol dan sudah bisa menambahinya dengan 3 asis. Tentu bodoh jika Neroverdi tak memainkannya di musim berikutnya. Pada musim 2021/22, Raspadori bermain di 36 laga Serie A. Angka golnya pun kembali bertambah, yaitu 10 gol dan jumlah asisnya meningkat dua kali lipat menjadi 6 asis.

Gaya Bermain Raspadori

Giacomo Raspadori sebetulnya memang seorang pemain yang serba bisa di lini depan. Ia bisa menjadi striker tengah maupun penyerang lubang. Tidak hanya itu, Raspadori adalah sosok pemain yang gampang beradaptasi.

Itulah mengapa ia dianggap menjadi tokoh penting dalam kegemilangan Sassuolo pada musim 2020/21. Ketika itu Neroverdi bisa finis di peringkat kedelapan dalam dua musim berturut-turut sejak musim sebelumnya. Kala itu kita mengenal kecemerlangan Sassuolo karena Roberto De Zerbi dan kehadiran pemain seperti Manuel Locatelli dan Domenico Berardi.

Namun, Raspadori punya kualitasnya sendiri. Ia yang juga menjuarai EURO bersama Timnas Italia adalah pemain yang tidak pernah letih bergerak. Pergerakan inilah yang membuatnya bisa membuka ruang untuk rekan-rekannya. Raspadori mampu menutup pertahanan dari lini depan, menyerang dengan kualitas dribelnya, dan sanggup mengidentifikasi ruang dengan cepat.

Kemampuan itulah yang juga ia bawa ketika berseragam Napoli. Raspadori, sekali lagi, adalah pemain yang adaptif. Ia bisa bermain dalam skema 4-2-3-1 maupun 4-3-3 sebagaimana yang sering dipakai Spalletti. Ia bisa bermain di striker tengah maupun berada di belakang penyerang.

Berbahaya di Lini Depan

Raspadori bisa sangat berbahaya di lini depan. Ia selain memiliki kualitas fisik dan teknis, juga punya naluri untuk membobol gawang lawan dengan kecakapan dribel seorang winger. Maka wajar menurut Fbref, kualitas dribel suksesnya mencapai 71,4%. Ia sudah melakukan 5 kali dribel sukses dari 7 kali percobaan di Serie A.

Ketika menjadi seorang second striker, Raspadori juga terkadang mundur sedikit ke belakang. Ia mendaulat diri sebagai sosok penghubung antara gelandang, pemain sayap, dan striker tengah. Uniknya, Luciano Spalletti kerap menempatkan Raspadori di penyerang tengah, tapi sang pemain masih bisa melakukan peran itu.

Maka tidak aneh jika akurasi umpan suksesnya mencapai 78,1%. Sejauh ini di Serie A, Raspadori sudah melakukan 153 operan sukses. Raspadori mengerti bahwa dirinya tidak tinggi, maka yang ia lakukan adalah menjadi striker yang bisa mencari ruang tembak. Tidak sekadar itu, Raspadori juga kerap berlari mengejar bola dan bisa menyusup ke tengah pertahanan lawan.

Jadi ia tidak berduel lewat udara, tapi bergerak menyusup seperti kutu. Dengan cara itulah Raspadori bisa memperdaya bek-bek lawan. Pergerakannya yang licin juga ditopang dengan naluri sebagai seorang finisher yang oke.

Tak ayal Raspadori bisa menciptakan rata-rata 1,87 tembakan ke arah gawang per 90 menit di Serie A. Dengan itu, nilai expected goals-nya pun menyentuh angka 1,4. Dari situ ia sudah mencetak satu gol di Serie A musim ini. Dengan kata lain, Raspadori benar-benar bisa memanfaatkan peluang yang ia dapatkan.

Pengganti Dries Mertens

Kualitasnya itulah membuat Juventus sebenarnya juga tertarik dengan Raspadori. Ia dianggap sesuai untuk menggantikan Paulo Dybala. Tapi Raspadori memilih Napoli. Il Partenopei meminjamnya dari Sassuolo dengan biaya 5 juta euro (Rp75,2 miliar).

Napoli juga mempunyai opsi mempermanenkan Raspadori dengan biaya 30 juta euro (Rp451,5 miliar). Dan itu kemungkinan akan terwujud. Raspadori bisa menjadi sosok yang tepat untuk menggantikan Dries Mertens. Tak hanya itu, ia digadang-gadang menjadi pemain yang menyerupai legenda Manchester City, Sergio Aguero.

Raspadori sendiri mengakui bahwa ia terinspirasi dengan Aguero. Pemain Argentina itu menjadi panutan Raspadori di atas lapangan. “Saya suka cara Aguero terlibat dalam tim, dan itu mempengaruhi saya bermain,” kata Raspadori.

https://youtu.be/RbVRJovAKQA

Sumber: Tribune, BreakingTheLines, Footheball, KeepUp, OldJuve, Transfermarkt, Bolanet

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru