Bernd Leno merupakan salah satu penjaga gawang potensial asal Jerman. Disaat tim panser memiliki beberapa penjaga gawang hebat, Leno terbilang mampu bersaing dengan para koleganya itu.
Rekan setimnya di Arsenal, Shkodran Mustafi, bahkan menyampaikan rasa kagumnya terhadap kehebatan yang dimiliki Leno,
“Aku sangat mengenal Bernd karena kami bermain bersama sejak tim Jerman U-15, jadi aku sudah mengenalnya sejak lama,”
“Ia adalah seorang penjaga gawang yang brilian. Ia memiliki segalanya yang dibutuhkan penjaga gawang modern seperti kaki yang baik, tangan yang baik serta kepribadian baik,” ujarnya pada London Evening Standard.
Bernd Leno, lahir pada 4 Maret 1992 di Bietigheim-Bissingen, Jerman. Leno tumbuh di kota kecil yang berada di Jerman selatan dekat dengan Stuttgart. Sedari kecil, Leno dikenal sebagai bocah yang sangat enerjik. Ketita itu, ia sering memanfaatkan enerjinya untuk bermain bola. Leno mengaku sering bermain bola dari kecil karena keluarganya juga sangat menyukai sepak bola.
Mengetahui bakat sang anak, kedua orang tuanya mengirim Leno ke akademi sepak bola saat usianya baru menginjak enam tahun. Kala itu, Leno bergabung dengan akademi SV Germania Bietigheim. Memulai karier sepakbolanya, Leno menempati posisi gelandang tengah. Dirinya terus bermain baik hingga bakatnya berlanjut ke akademi VfB Stuttgart pada tahun 2003.
Leno yang saat itu berusia 11 tahun masuk diantara 200 anak yang terpilih untuk melakukan seleksi. Mampu tampil gemilang, Leno beserta lima anak lainnya diterima di akademi tersebut.
Bermain sebagai gelandang, Leno terbilang cukup berbakat. Dirinya sering berlari dan tak jarang mundur kebelakang untuk membantu pertahanan. Namun pada sebuah pertandingan, penjaga gawang timnya saat itu tidak bisa hadir.
Pelatih Leno pun bertanya siapa yang mau menjadi penjaga gawang. Dengan percaya diri, Leno menjawab jika dia ingin mencoba menjadi kiper. Setelah bertanding, banyak yang memuji bahwa penampilannya sangat baik. Dengan perasaan senang, Leno kembali kerumah dan langsung meminta kedua orang tuanya untuk membeli sarung tangan.
Sejak saat itu, Leno terus menempati posisi sebagai penjaga gawang.
Keinginannya untuk terus menjaga gawang juga terinspirasi oleh Iker Casillas. Ketenangan yang ditampilkan Casillas membuat Leno mengaguminya.
Mampu menembus skuat VfB Stuttgart, Leno tampil apik dan hijrah ke Bayern Leverkusen. Di usia 19 tahun, Leno bahkan tampil membela Leverkusen saat berlaga di ajang Liga Champions Eropa. Pertandingan tersebut menjadi catatan gemilang baginya. Saat itu, dirinya yang masih berusia 19 tahun 193 hari menjadi pemain termuda yang berlaga di Liga Champions.
Menjalani sekitar tujuh musim luar biasa bersama Bayern Leverkusen, Leno menarik minat tim London, Arsenal. The Gunners mendatangkan Leno dengan banderol hingga 22 juta euro atau setara dengan 355 miliar rupiah. Leno menjadi rekrutan kedua Arsenal setelah Stephan Lichtsteiner.
Meski sempat menjadi penghangat bangku cadangan, Leno tampil menjanjikan saat diplot sebagai pengganti Cech yang sedang mengalami cedera. Banyak yang berpendapat jika Leno benar-benar mampu menjadi kiper andalan tim meriam London.
Hal itu juga diutarakan oleh salah satu legenda Arsenal, Paul Merson,
“Leno melakukannya dengan sangat baik. Dia terlihat seperti penjaga gawang yang baik, dia juga terlihat seperti memiliki temperamen yang baik. Dia membuat beberapa penyelamatan hebat,”
“Ini adalah soal membaca situasi di level tertinggi. Leno luar biasa, sangat luar biasa.” kata Merson seperti dilansir dari 90min football.
Melihat kemampuan serta kontribusi besarnya terhadap Arsenal, bukan hal mustahil bagi Leno untuk terus menjadi kiper andalan Arsenal.