Adebayor dikenal sebagai penyerang mematikan pada masanya. Bermain dengan beberapa klub top Eropa, pria berusia 34 tahun sudah menciptakan lebih dari 100 gol. Dikenal sebagai penyerang tajam, Emmanuel Adebayor kerap mengandalkan kecepatan dan kekuatan tubuhnya untuk berduel dengan pemain lawan.
Namun dibalik gemerlap karier sepak bolanya, Adebayor pernah mengalami masa-masa sulit yang nyaris mengancam nyawa hidupnya. Hal itu terungkap sekitar tahun 2015 silam.
Emmanuel Adebayor, lahir pada 26 Februari 1984 di Lome, Togo. Saat baru lahir, Adebayor sempat mengalami kelainan misterius. Dirinya tidak bisa berjalan hingga usianya menginjak empat tahun. Sang ibu yang merawat Adebayor merasa sedih karena anaknya itu tak kunjung sembuh meski telah melakukan pengobatan berkali-kali.
Hingga pada akhirnya, sebuah mukjizat seakan datang. Adebayor mulai bisa berjalan saat ada bola yang menghampiri kakinya. Adebayor mengungkap bahwa saat dirinya sedang ikut orang tuanya ke Gereja, ia terbaring disana sekitar pukul 10 pagi.
Tiba-tiba, dirinya mendengar suara anak-anak yang bermain bola di luar Gereja. Setelah beberapa saat, bola yang dimainkan itu masuk kedalam gereja. Karena penasaran dan ingin menggapai bola, Adebayor memaksakan diri untuk bangun. Lalu, keajaiban pun datang, Adebayor terbangun dan bisa meraih bola itu dengan kakinya.
Ia merasa sangat senang dan tersadar bahwa dirinya lahir untuk bermain bola.
Setelah mulai memainkan si kulit bundar, Adebayor masuk ke akademi OC Agaza sebelum akhirnya bergabung dengan Metz. Setelah bakatnya berkembang dan diketahui banyak pihak, Adebayor bergabung dengan Monaco hingga menginjakkan kaki di Inggris.
Perjalanan kariernya terbilang cukup gemilang. Ia mampu menjadi andalan di lini serang bagi tiap klub yang dibelanya. Semua berjalan sesuai rencana sebelum dirinya mengungkap fakta yang amat mengejutkan.
Hal itu terjadi pada tahun 2015.
Adebayor yang kala itu masih membela Spurs, mengungkapkan perseteruannya dengan keluarga sehingga menyebabkan dirinya berkali-kali ingin bunuh diri.
“Aku sempat ingin bunuh diri dalam berbagai kesempatan. Aku menyimpan hal ini sendiri. Aku merasa sangat sedih, tetapi aku lega bisa membicarakannya.”
Pemain asal Togo itu bahkan mengungkap jika saudara laki-lakinya, Peter dan Kola, pernah mengancam akan menusuk tenggorokannya dengan pisau.
“Aku sangat lelah dan memutuskan tidur siang. Ketika aku bangun, tiba-tiba ada pisau di leherku,”
“Peter berlaku gila dan didukung oleh Kola. Aku tanya kepada mereka, apakah ini jalan keluar untuk memecahkan segala persoalan? Jika ya, bunuhlah aku dan ambil semua uang. Selanjutnya, mereka meletakkan pisaunya.”
Tindakan tersebut ternyata didasari oleh beberapa anggota keluarga yang ingin memanfaatkan kekayaan Adebayor. Ia bahkan sering mengganti nomor teleponnya demi menghindari kontak dengan keluarganya.
Terkait hal itu, Adebayor merasa sangat kecewa. Dirinya sudah merasa bekerja keras untuk mengeluarkan keuarganya dari kemiskinan. Akan tetapi, mereka seakan tak pernah puas dan terus menggerogoti kekayaan yang dimilikinya.
Spurs yang menjadi tim Adebayor saat itu pun mengizinkannya untuk pergi. Pihak klub memberikan kesempatan baginya untuk menyelesaikan permasalahan pribadinya tersebut.
Pasca hengkang dari Spurs, Adebayor sempat bergabung dengan Crystal Palace sebelum akhirnya membela klub Turki, İstanbul Basaksehir.