Para pemain Argentina telah pulang dengan membawa trofi Piala Dunia setelah laga final hari minggu kemarin. Para pemain tampak berseri-seri ketika mereka turun dari pesawat. Bak seorang pahlawan yang pulang setelah memenangkan peperangan, mereka disambut meriah setibanya di bandara kota Ezeiza, Argentina.
Waktu itu jam 3 pagi, tapi mereka masih semangat untuk membawa trofi itu ke tanah air. Yang pertama keluar dari pesawat adalah Lionel Messi. Sang kapten yang membawa piala tersebut di tangannya. Sembari diiringi oleh sang pelatih, Lionel Scaloni mereka berjalan melewati tandan yang bertuliskan “selamat datang, juara.”
Mereka kemudian naik ke bus menuju ke markas federasi sepak bola Argentina atau AFA. Messi CS direncanakan untuk beristirahat dulu di sana. Untuk menghilangkan penat di perjalanan sebelum melakukan parade besar-besaran keesokan harinya. Di perjalanan menuju tempat istirahat malam itu pun, mereka disambut dengan kembang api oleh para pendukung yang ternyata sudah menunggu disana.
Daftar Isi
Hari Libur Nasional
Setelah bermalam di markas AFA, mereka bersiap untuk bertemu dengan jutaan fans di Buenos Aires, Ibukota Argentina. Tapi sebelum itu, di pagi harinya Messi mengunggah sebuah foto, dimana ia tidur dengan memeluk trofi Piala Dunia disampingnya.
Setelah itu, mereka bersiap menuju Buenos Aires. Lebih tepatnya ke monumen Obelisk dimana jutaan fans sudah turun ke jalan. Memenuhi jalan-jalan di sekitar monumen untuk merayakan kemenangan bersama para pahlawannya. Monumen tersebut memang sudah sering digunakan untuk merayakan kemenangan tim olahraga. Tapi kali ini lebih spesial dari biasanya.
Pemerintah Argentina sudah menetapkan bahwa hari selasa kemarin adalah hari libur nasional. Itu dilakukan supaya masyarakat Argentina bisa dengan puas merayakan kemenangan Piala Dunia ini.
“Pada 18 Desember 2022, tim nasional Argentina yang mewakili negara ini telah memenangkan piala dunia di Qatar. Berdasarkan hal tersebut, sudah sepantasnya Untuk menyatakan 20 Desember 2022 sebagai hari libur nasional. Sehingga rakyat Argentina bisa mengekspresikan kegembiraan dan kepuasan terdalam mereka terhadap tim nasional” Itulah bunyi pernyataan resmi dari pemerintah Argentina.
Pawai yang Meriah
Warga Argentina tentu bersenang hati di hari itu. Terlebih lagi kemenangan ini seolah menjadi pelipur lara. Sebab Argentina sedang terserang inflasi selama bertahun-tahun yang membuat 4 dari 10 orang hidup di bawah garis kemiskinan. Tapi itu tidak menghentikan mereka untuk berkumpul di Obelisco.
Suhu panas 30 derajat celcius pun tidak menghalangi mereka untuk merayakan kemenangan bersama para pemain Argentina. Bahkan dilaporkan ada ribuan orang yang sudah mendirikan kemah sejak malam sebelumnya.
Messi CS tiba ke pawai dengan menggunakan bus atap terbuka. Itu memudahkan mereka untuk menyapa para penggemar yang ada di jalanan. Dan tentu saja mereka membawa trofi Piala Dunia untuk dipertontonkan ke warga Buenos Aires. Piala yang terakhir kali dibawa oleh Maradona di tahun 1986.
Para pemain tersenyum lebar dan memasang wajah gembira. Seolah tidak ada perasaan lelah dari raut wajah mereka. Yang ada hanyalah kegembiraan dan perasaan lega di dada. Mereka senang melihat pendukung yang berkumpul dan bersorak bersama. Diperkirakan terdapat sekitar empat sampai lima juta orang yang berkumpul di situ. Bahkan ada beberapa yang berusaha sedekat mungkin dengan bus pawai.
Beberapa penggemar juga memberikan penghormatan kepada Maradona. Sang kapten Argentina yang telah membawa Piala Dunia ke Argentina di tahun 1986. Sayangnya ia meninggal dua tahun lalu, sehingga tidak bisa menyaksikan perayaan ini. Degan bendera bertulis nama dan wajahnya, para fans berteriak “ini untuk Diego, yang melihatnya dari surga”
Pawai yang Berujung Air Mata
Tapi tidak ada yang menyangka jika perayaan kemenangan bisa berubah menjadi tragedi mengerikan. Pawai ini berakhir dengan air mata setelah salah seorang fans dikabarkan meninggal dunia. Selain itu juga dikabarkan bahwa pawai ini berujung kerusuhan. Polisi anti huru hara sampai harus dikerahkan untuk mengendalikan masa di jalanan.
Semua ini bermula ketika bus yang menampung rombongan anak asuh Lionel Scaloni berjalan lambat melalui bawah jembatan. Bus itu sendiri memang berjalan sangat lambat karena banyaknya orang yang berada di sekitar bus tersebut.
Ketika melewati bawah jembatan yang sudah penuh oleh para fans, ada dua orang penggemar yang nekat untuk lompat ke atas Bus. Satu orang bisa selamat setelah degan tepat mendarat di atas bus yang berisikan para pemain Argentina. Tapi seorang lagi yang nekat lompat meksi sudah terlambat, tidak bisa mendarat dengan tepat. Ia pun jatuh ke aspal dari atas bus yang berjalan.
Pria berusia 24 tahun itu sebenarnya sempat dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Benturan yang mengenai kepalanya terlalu parah. Kementerian kesehatan Buenos Aires pun mengumumkan bahwa ia meninggal dunia di rumah sakit.
Insiden itu dilaporkan hanyalah satu dari banyaknya insiden lain yang tidak terlihat. Pihak keamanan pun akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan pawai. Para pemain pun tidak dianjurkan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus. Mereka dipulangkan ke markas federasi Argentina menggunakan helikopter.
Momen Kemeriahan Parade
Padahal direncanakan tim tango melakukan pawai sampai ke monumen Obelisco yang hanya berjarak beberapa kilometer lagi. Disitulah ratusan ribu para pendukung sudah berkumpul menunggu bus pawai datang. Tapi karena insiden itu, pawai pun dihentikan.
Alberto Criscenti, kepala medis darurat di Buenos Aires mengkonfirmasi setidaknya ada delapan insiden saat pawai pada hari Selasa. Itu membuat delapan orang mengalami luka di tengah kemeriahan pawai.
“Setidaknya ada delapan orang yang terluka. Beberapa mengalami patah tulang di lengan dan kaki yang disebabkan oleh memanjat lampu lalu lintas dan tempat-tempat yang berbahaya lainnya” Ia kemudian kembali mengkonfirmasi bahwa yang terluka menjadi 340 orang.
Presiden AFA, Claudio Tapia menyalahkan pihak keamanan atas kejadian ini. Ia menyayangkan pawai tidak bisa dilanjutkan sampai ke monumen Obelisk. Ia juga meminta maaf atas nama para pemain.
“Mereka tidak membiarkan kami ke Obelisk untuk menyapa semua orang yang telah menunggu kami. Pihak keamanan tidak memperbolehkan kami untuk melanjutkannya. Beribu maaf untuk para pendukung atas nama para juara, sangat disayangkan.”
Sangat disayangkan pawai perayaan kemenangan yang awalnya meriah dan membahagiakan harus berujung air mata. Sampai-sampai menelan korban jiwa. Terlepas dari itu, perayaan kemenangan ini memang sangat meriah. Jutaan warga Argentina berkumpul bersama merayakan kemenangan di Piala Dunia yang sudah dinanti-nantikan. Sangat disayangkan ini berakhir menjadi tragedi.
Sumber referensi: Daily, Talk, Independent, As