Beberapa hari lalu sempat mencuat kabar hoaks yang mengatakan bahwa PSSI tidak akan mengirimkan tim untuk berlaga di Piala AFF 2024. Isu ini muncul di tengah pemberitaan tentang Erick Thohir yang sudah tidak akan memprioritaskan kompetisi dua tahunan itu karena target yang dipasang lebih tinggi.
Meski pada akhirnya dikonfirmasi kalau berita itu hoaks, banyak yang belum bisa move on dari perkataan Erick Thohir yang mulai mengesampingkan Piala AFF. Sikap ini memunculkan respons beragam, tak terkecuali dari negara tetangga yang menganggap Indonesia sudah kelewat sombong. Tapi, memangnya salah ya jika Indonesia tidak menargetkan juara di Piala AFF?
Daftar Isi
AFF 2024 Bukan Target Utama
Soal mengesampingkan turnamen AFF, itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Erick Thohir menyampaikan kalau turnamen dua tahunan itu hanya akan menjadi target antara bagi Timnas Indonesia. Mantan bos DC United itu enggan terlalu membebani tim nasional dengan target maksimal di semua ajang.
Bahkan, PSSI telah sepakat dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk tidak meliburkan kompetisi Liga Indonesia ketika Piala AFF berlangsung, yakni antara November hingga Desember 2024. Dilansir CNN Indonesia, hal ini diputuskan setelah beberapa pertemuan dengan PT Liga Indonesia Baru. Mereka pun telah menetapkan kalender selama tiga musim kedepan.
Piala AFF dikorbankan lantaran tidak masuk kalender FIFA. Akan tidak fair jika kembali menghentikan kompetisi cuma gara-gara turnamen receh seperti itu. Meski begitu, Erick Thohir memastikan bahwa Indonesia akan tetap mengirimkan tim untuk ikut Piala AFF. Pernyataan ini sekaligus membantah hoax yang beredar di masyarakat tentang Indonesia yang dikabarkan tidak akan ikut Piala AFF.
Namun, materi pemainnya saja yang akan berbeda. Tergabung dengan Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos di Grup B, PSSI tidak akan mengirimkan skuad utama yang berisikan para pemain diaspora. Erick Thohir membuka kans untuk mengirimkan skuad “lapis kedua” yang berisikan pemain-pemain pilihan dari Liga Indonesia.
Respon Negara Tetangga
Nah, sikap PSSI yang tidak memprioritaskan Piala AFF dipahami dengan maksud lain oleh negara-negara tetangga. Terutama calon lawan Indonesia di turnamen tersebut. Salah satu yang koar-koar adalah media Malaysia. Mereka merasa Indonesia terlalu jumawa mentang-mentang jadi wakil Asia Tenggara di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Melalui akun X @OnefootballM, mereka menekankan bahwa ajang Piala AFF bukanlah sesuatu yang pantas dianggap remeh. Karena di sisi lain Indonesia punya riwayat buruk di kompetisi tersebut. Timnas Indonesia belum pernah menjuarai ajang dua tahunan ini. Prestasi terbaik Timnas Indonesia adalah menjadi runner-up sebanyak enam kali.
Di sisi lain, Vietnam dan Thailand selalu serius berkompetisi di Piala AFF dengan menurunkan pemain terbaik, meskipun mereka lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia dan mencapai semifinal Piala Asia U-23. Sementara itu, media Vietnam memandang keputusan ini sebagai celah.
Menurut media Vietnam, Znews yang dikutip Bola.Okezone, jika Indonesia mengirimkan skuad lapis kedua, tandanya kekuatan Indonesia akan melemah di Piala AFF nanti. Situasi ini jelas akan menguntungkan skuad asuhan Kim Sam-sik yang memang berada dalam grup yang sama dengan Indonesia. Upaya balas dendam pun mulai direncanakan.
Fokus Piala Dunia 2026
Ya namanya juga lagi sensi karena kalah saing sama Indonesia, jadi ya kompor gitu. Padahal PSSI memiliki maksud lain di balik keputusan yang cukup kontroversial tersebut. Memang, Indonesia belum bisa menjuarai Piala AFF. Tapi urgensinya kini telah berbeda. Prioritas Indonesia di tahun 2024 bukan lagi kompetisi regional.
Di rentang waktu yang sama, Indonesia akan disibukkan dengan pertandingan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Berada di Grup C bersama Arab Saudi, Jepang, Australia, Bahrain, dan China, Indonesia akan memainkan sepuluh pertandingan yang akan diselenggarakan dari bulan September 2024 hingga Juni 2025.
Dari banyaknya laga tersebut, ada dua laga yang akan diselenggarakan pada bulan November, bulan yang sama dengan pelaksanaan Piala AFF. Di waktu itu, Indonesia akan melakoni dua laga kandang melawan Jepang dan Arab Saudi. Laga ini dirasa sangat penting untuk mendulang poin agar bisa mengamankan posisi empat besar Grup C.
Erick Thohir pun enggan memaksa para pemain senior untuk terus memperkuat Timnas Indonesia. Terlebih, seperti yang sudah disampaikan di awal kalau Piala AFF itu bukan agenda FIFA. Maka dari itu, pemain-pemain seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk dan Ragnar Oratmangoen kemungkinan tidak akan tersedia.
Panggung Bagi Pemain Lokal
Untuk mengatasi regulasi tersebut, PSSI akan membuka kesempatan bagi para pemain-pemain lokal untuk memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 nanti. PSSI percaya, kualitas pemain-pemain lokal tidak begitu jauh dengan pemain-pemain diaspora. Dengan komposisi yang pas, maka pemain lokal tetap bisa bersaing di kancah Asia Tenggara.
Pemain-pemain yang kurang mendapat menit bermain di Kualifikasi Piala Dunia juga bisa masuk dalam skuad ini. Contohnya seperti Ricky Kambuaya, Yance Sayuri, atau Nadeo Argawinata. Mereka bisa mendapat menit bermain di Piala AFF. Masalahnya, kompetisi Liga 1 akan tetap bergulir. Apakah klub akan mengizinkan pemainnya untuk pergi?
Soal ini, Ketua Badan Tim Nasional PSSI, Sumardji punya jawabannya. Dilansir CNN Indonesia, Sumardji memastikan sudah ada kesepakatan yang tercapai antara PSSI dan pihak klub sepakbola Indonesia perihal pemanggilan pemain. Meski liga tidak diliburkan, klub bersedia melepas pemain-pemain yang diinginkan oleh Coach Shin.
Wacana Kirim U-20
Meski sudah ada kesepakatan, belum ada keputusan final soal kerangka tim model apa yang akan dikirimkan oleh PSSI. Erick Thohir bahkan memberikan isyarat bahwa PSSI bisa saja memberangkatkan pemain U-20 asuhan Indra Sjafri ke kompetisi yang telah resmi berganti nama menjadi ASEAN Championship itu.
Saat jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat beberapa saat lalu, Erick Thohir berkata bahwa kemungkinan itu cukup besar, mengingat Indonesia memiliki agenda SEA Games tahun depan. Piala AFF bisa jadi ajang persiapan sekaligus menakar sejauh mana level permainan Skuad Garuda Muda.
Tapi, sebelumnya pernah nggak sih ada tim nasional yang ngirim skuad muda ke Piala AFF? Thailand hampir melakukannya di Piala AFF 2022. Namun, wacana itu dibatalkan karena target mereka adalah juara. Paling, pada tahun 2018 Thailand sempat menurunkan “Tim B” karena di situ tidak diperkuat oleh pemain-pemain inti seperti Teerasil Dangda, Chanathip Songkrasin, dan Theerathon Bunmathan.
Target Utama PSSI
Jika bukan Piala AFF, lantas apa target PSSI sebenarnya? Setelah memperpanjang kerjasama dengan Shin Tae-yong, Erick telah menyusun beberapa target baru yang harus dicapai oleh Timnas Indonesia dalam tiga tahun kedepan. Salah satunya adalah mendulang prestasi di SEA Games 2025 yang diselenggarakan di Thailand.
Selain untuk persiapan menuju SEA Games 2025, memainkan tim U-20 di ajang sekelas Piala AFF dapat membentuk kerangka baru. Kerangka tim yang jauh lebih muda, kuat, dan tahan lama. Jangan mikir yang engga-engga dulu. Dalam hal ini, tahan lama dapat diartikan sebagai kerangka tim yang bisa bermain dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.
Selain itu, menurut Kompas, target terbesar yang disepakati PSSI dengan Shin Tae-yong adalah perihal peningkatan peringkat FIFA Indonesia. Erick Thohir menuntut STY untuk membawa Indonesia tembus 100 besar ranking FIFA. Minimal di urutan 90-an.
Itu bukan hal yang mustahil, mengingat Indonesia memiliki kans untuk mengumpulkan poin-poin besar di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan situasi sekarang yang jauh lebih baik dari tahun-tahun kemarin, nggak ada salahnya jika Indonesia ingin menomor sekiankan Piala “Ciki”.
https://youtu.be/ggt2_TniiXg
Sumber: Jawapos, Score.id, Bola, CNN Indonesia