Selain Lionel Messi, Indonesia juga sering dijuluki anak emas FIFA. Bukan hanya para netizen dalam negeri yang mengatakan itu, media Vietnam juga pernah nyinyirin Indonesia sebagai anak emas FIFA. Frasa “Indonesia adalah anak emas FIFA” bukan guyonan semata, tapi sudah menjadi semacam istilah yang sering digunakan.
Lihat saja, bahkan akun X Mata Najwa turut menuliskan, “Kalau kata netizen, Indonesia anak emas FIFA setelah Messi” di postingan kala Najwa Shihab mewawancarai Ketum PSSI kesayangan kita, Erick Thohir. Pertanyaannya kemudian, benarkah Indonesia anak emas FIFA?
Mengapa istilah itu kemudian muncul dan menjadi bahan pembicaraan? Mari kita mengulasnya.
Daftar Isi
Gianni Infantino Dekat dengan Ketum PSSI
Terlepas dari apakah Indonesia anak emas FIFA atau bukan, presiden FIFA sekarang, Gianni Infantino memang dekat dengan ketua umum PSSI. Entah itu di era Mochamad Iriawan maupun kala PSSI dipimpin bekas pemilik Inter Milan. Kita mulai di era Iwan Bule. Hubungan Infantino dan Iwan Bule terasa begitu hangat dan akrab.
Keduanya juga beberapa kali kedapatan foto bersama. Salah satu yang cukup menarik perhatian publik adalah ketika Gianni Infantino main fun football bareng Iwan Bule. Kita menyaksikan kedua petinggi sepak bola tingkat nasional dan tingkat dunia main bola bareng seperti karyawan kantor main mini soccer.
Menurut Sekjen PSSI Yunus Nusi, agenda Fun Football di Stadion Madya tadi malam adalah ajakan dari Presiden FIFA Gianni Infantino.
“Ini bagian dr keinginan beliau: apapun bs terjadi di dunia tetapi sepak bola diharapkan tetap jalan,” (YUNUS NUSI). pic.twitter.com/m6TiVoi8LJ
— mohammed ali mahrus (@AlionelMessi_) October 19, 2022
Hebatnya lagi keduanya asyik-masyuk bermain bola di tengah kondisi sepak bola dalam negeri yang sedang kusut. Waktu itu, sepak bola Indonesia baru saja berduka setelah Tragedi Kanjuruhan yang kalau tidak salah, kelak diumumkan angin adalah salah satu pelakunya. Tentu saja aksi nirempati ini menimbulkan kecaman dari warganet Indonesia.
Itu di era Iwan Bule. Di masa kepemimpinan Erick Thohir sangat mudah untuk mengetahui bahwa hubungannya dengan Infantino lengket. Coba saja ketikkan “Erick Thohir Gianni Infantino” di mesin pencari. Kamu pasti akan disuguhi puluhan atau bahkan mungkin ratusan berita yang mengabarkan bahwa kedekatan keduanya.
Pak Erick Thohir hari ini tadi bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, membahas sepak bola Indonesia.
Foto: Grup WhatsApp PSSI Pers pic.twitter.com/FVc4ExUsqa
— mohammed ali mahrus (@AlionelMessi_) October 5, 2022
Mengutip Suara, hubungan Erick Thohir dan Gianni bahkan sudah terjalin sejak keduanya belum menduduki jabatan yang sekarang. Tepatnya saat Bung Erick jadi bos Inter dan Bang Gianni jadi Sekjen FIFA.
Jokowi Beri Penghargaan pada Gianni Infantino
Tadi soal hubungan Ketum PSSI dengan Gianni. Lalu entah apa yang membuat Infantino lebih layak dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama oleh Presiden Jokowi, ketimbang Kas Hartadi yang membawa Sriwijaya FC juara Liga Indonesia.
Namun, dilansir dari berbagai sumber, pria berkepala licin itu dianggap telah berkontribusi besar dalam sepak bola Indonesia. Mengutip Detiksport, Gianni Infantino mengatakan, penganugerahan tanda kehormatan ini akan mempererat hubungan antara FIFA dan Indonesia.
✅ RESMI : Presiden Jokowi memberikan penghargaan Bintang Jasa Pratama kepada presiden FIFA, Gianni Infantino di Istana Negara pagi tadi. ⭐
Ia dianggap berjasa dalam membantu perkembangan sepak bola Indonesia terutama saat Tragedi Kanjuruhan pada 2022 serta menunjuk Indonesia… pic.twitter.com/0bm6YYSrqz
— Extra Time Indonesia (@idextratime) November 10, 2023
“Ini negara yang cukup unik yang paling sering saya kunjungi dalam waktu singkat,” kata Gianni Infantino.
Infantino sudah merasakan sendiri betapa uniknya Indonesia. Kalau saja Indonesia tidak unik, tanda kehormatan itu tidak akan diberikan padanya, tapi mungkin akan dianugerahkan pada Ratu Tisha Destria atau Danurwindo atau Shin Tae-yong atau Indra Sjafri.
Infantino juga sepertinya benar soal hubungan Indonesia dan FIFA kian erat setelah penganugerahan itu. Namun, lebih tepatnya bukan hubungan Indonesia dan FIFA, tapi hubungan antara Indonesia dengan Gianni Infantino itu sendiri.
Pertemuan bilateral dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Bangkok. Terima kasih atas penunjukan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.
Sebagai tuan rumah, Indonesia menyambut baik jika Tim Pendahulu FIFA datang untuk berkoordinasi dengan PSSI. pic.twitter.com/1mSABUxN6e
— Joko Widodo (@jokowi) November 2, 2019
Mendirikan Markas di Jakarta
Indikatornya lumayan banyak mengapa Gianni Infantino dianggap berkontribusi pada sepak bola Indonesia. Salah satunya menurut laporan Detiksport adalah, FIFA turut membantu sepak bola Indonesia dengan mendirikan kantor perwakilan di Indonesia.
Ini kebijakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Bahkan saat FIFA dipimpin manusia problematik bernama Sepp Blatter, selain di Zurich, Swiss, FIFA tak punya markas di negara lain. Hanya di era Gianni Infantino FIFA membuka markas di negara lain, dan itu di Indonesia, negara yang bahkan masih bermimpi lolos ke Piala Dunia.
Kantor FIFA di Jakarta diresmikan langsung oleh Bapak Presiden @jokowi dan Presiden FIFA Gianni Infantino. Kepercayaan FIFA membuka kantor di Indonesia menjadi bukti sepak bola kita memiliki harapan dan potensi besar untuk mencetak prestasi yang lebih tinggi lagi. Ayo kita kawal… pic.twitter.com/jUIaXG1nr2
— Erick Thohir (@erickthohir) November 10, 2023
Mengutip Bolasport, alasan mengapa FIFA berkantor di Indonesia adalah demi membantu transformasi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan. Infantino juga mengatakan bahwa Indonesia adalah negara penting di Asia Tenggara yang mana penggemar sepak bolanya nomor satu.
Peresmian kantor FIFA di Jakarta terjadi pada penghujung tahun 2023. Namun, jelang penutupan tahun 2024, yang tersisa dari Tragedi Kanjuruhan hanya tangis dan trauma. Sementara kasusnya seperti asap knalpot: menguap, dan sampai dengan naskah ini dibuat, masih nyasar entah ke mana. Transformasi sepak bola Indonesia? Silakan nilai sendiri.
Hukuman FIFA yang Tidak Berat
Semenjak FIFA menjadi mainan Gianni Infantino, dan ia sering terlihat bersama ketua umum PSSI, baik era Iwan Bule maupun Erick Thohir, Indonesia beberapa kali terhindar dari sanksi berat. Misalnya saja dari Tragedi Kanjuruhan. Indonesia, dalam hal ini PSSI tidak mendapat hukuman yang berat dari FIFA. Padahal Tragedi Kanjuruhan meregang tak kurang dari 135 nyawa.
Besar kemungkinan FIFA tak menghukum berat Indonesia akibat Tragedi Kanjuruhan setelah ada lobi-lobi antara pihak Indonesia dan Gianni Infantino. Bahkan komunikasi itu melibatkan Presiden Jokowi dan Menteri BUMN, Erick Thohir yang waktu itu belum rangkap jabatan menjadi Ketum PSSI.
🚨Presiden Joko Widodo mengonfirmasi bahwa FIFA tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Presiden Jokowi juga menambahkan bahwa FIFA akan berkantor di Indonesia dan berkolaborasi dgn AFC & Pemerintah utk mentransformasi sepak bola Indonesia.
— United Focus Indonesia (@utdfocusid) October 7, 2022
Itu satu. Kemudian ketika Piala Dunia U-20 2023 batal di Indonesia, FIFA juga tidak memberikan hukuman berat. FIFA hanya menjatuhkan “sanksi administrasi” berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI.
Sayangnya, kita tidak tahu apakah sanksi itu sungguh-sungguh dijatuhkan atau tidak. Justru berita yang muncul, beberapa bulan setelah menyatakan bakal menjatuhi sanksi administrasi, FIFA mendirikan kantor di Jakarta.
Selain itu, FIFA menggelontorkan dana Rp85,6 miliar untuk membangun pusat pelatihan bagi tim nasional di IKN, yang entah beneran jadi atau akan menjadi proyek mangkrak. Kabar hukuman FIFA itu tak lagi terdengar.
Tuan Rumah Rumah Piala Dunia U-17
Ajaibnya, meski diberi sanksi administrasi oleh FIFA akibat batal menggelar Piala Dunia U-20, tak berapa lama, sekitar tiga bulan kemudian, Indonesia malah ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Coba bayangkan, sedang disanksi karena tidak menyelenggarakan Piala Dunia U-20, ini justru ditunjuk jadi tuan rumah untuk Piala Dunia yang lain?
Kendati keputusan FIFA menunjuk Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 menggantikan Peru tetaplah disambut meriah. Pada akhirnya Timnas Indonesia U-17 pun bisa bermain di Piala Dunia U-17 2023 lalu. Sesuatu yang langka. Kapan lagi bisa bermain di Piala Dunia tanpa melalui kualifikasi, ya kan?
Mirisnya, kesempatan menjadi tuan rumah tak dimanfaatkan dengan baik. Arhan Kaka dan kolega tak mampu berbicara banyak. Bergabung dengan Panama, Ekuador, dan Maroko; Indonesia terhenti di babak grup. Hanya mencetak tiga gol dan tak memetik satu pun kemenangan.
✅ RESMI : Indonesia tersingkir dari ajang Piala Dunia U-17. 👋🏻 pic.twitter.com/DQ4dvvHN3E
— Extra Time Indonesia (@idextratime) November 18, 2023
Memenangkan Sengketa Maarten Paes
Hubungan PSSI dan FIFA boleh jadi memang sangat rekat bagai tokek kawin. Lihat saja kemarin dalam kasus Maarten Paes. FIFA sejatinya menolak banding Indonesia untuk memindahkan Paes dari KNVB ke payung PSSI. Oleh karena itu pihak Erick Thohir mengajukan banding ke pengadilan arbitrase atau CAS.
Lihat postingan ini di Instagram
Lama sekali sidang Maarten Paes ini. Bahkan jadwal sidang tak kunjung keluar. Di tengah proses Paes yang tak kunjung menemui hilalnya, Erick bertemu Presiden FIFA pada akhir Juli 2024 di Paris. Eh, setelah pertemuan yang disebut Erick Thohir sebagai makan siang bersama itu, belum genap sebulan, Paes sudah bisa membela Timnas Indonesia.
Selengkapnya soal kasus Maarten Paes ini kamu bisa menonton video di Starting Eleven Story. Jadi, apakah Indonesia memang anak emas FIFA? Wallahu A’lam. Kita tidak akan tahu sampai FIFA sendiri memberi pernyataan bahwa Indonesia memang anak emas mereka.
https://youtu.be/cxLxjkNwrMc
Sumber: CNNIndonesia, Bolasport, Indozone, Kemenpora, Detik, BBC, Kompas