Setelah tim nasional Indonesia dipegang oleh Shin Tae-yong, semakin banyak pemain keturunan yang mau pulang untuk membela tim nasional tanah kelahiran nenek moyangnya. Namun, proyek ini tak selamanya berjalan mulus. Ada beberapa pemain yang menolak ketika mendapat panggilan kehormatan untuk membela Skuad Garuda.
Contohnya Tijjani Reijnders yang menolak karena memprioritaskan Timnas Belanda. Keputusannya cukup disayangkan oleh fans Indonesia, tapi tepat untuk masa depannya. Kini karirnya melesat bersama De Oranje dan AC Milan. Namun, tak banyak yang seperti Tijjani. Beberapa justru bernasib apes setelah menolak Timnas Indonesia. Siapa saja ya pemain itu?
Daftar Isi
Emil Audero
Pemain pertama adalah Emil Audero Mulyadi. Shin Tae-yong sempat meminta PSSI untuk menggoda lagi sang pemain. Coach Shin yakin dengan adanya Emil pertahanan Timnas Indonesia akan semakin naik level.
Pada awal tahun 2022, perwakilan PSSI sempat kembali menemui Emil untuk menawarkan kesempatan dinaturalisasi. Perlu diketahui, Emil sendiri merupakan pemain yang lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat dari ayah asli Indonesia. Jadi, bukan suatu hal yang sulit untuk mencari garis keturunan Emil. Tapi ia menolak dan itu disampaikan langsung oleh sang ayah.
Upaya untuk membujuknya sebetulnya sudah dilakukan sejak 2016. Namun, setelah beberapa kali percobaan, Emil selalu menolak. Alasannya selalu soal harapannya untuk membela Timnas Italia. Tapi hingga sekarang Emil belum pernah membela Italia. Sialnya lagi, timnya yakni Sampdoria justru terdegradasi ke Serie B dan kini ia cuma jadi cadangan mati di Inter Milan.
Justin Hubner
Selanjutnya ada pemain Wolves, Justin Hubner. Pemain berusia 20 tahun itu jadi salah satu pemain keturunan yang masuk radar federasi sepakbola Indonesia untuk dinaturalisasi. Meski lahir di Belanda, pemain yang berposisi sebagai bek ini memiliki darah Indonesia dari sang kakek yang merupakan orang Makassar.
Awalnya Justin terbuka untuk membela tim nasional Indonesia. Terlebih kala itu Indonesia akan bermain di Piala Dunia U-20. Namun setelah event itu gagal digelar di Indonesia, ia minta proses naturalisasinya dihentikan. Ia mendapat panggilan dari Timnas Belanda U-20. Ia merasa memiliki potensi untuk tetap tampil di Piala Dunia U-20.
Sialnya, setelah mengabaikan Indonesia, Justin tetap gagal tampil di Piala Dunia U-20 karena Belanda juga tak lolos ke putaran final. Akhirnya ia mulai nyepik PSSI lagi dengan alasan ingin melanjutkan proses naturalisasi.
Tapi nama baiknya sempat tercoreng setelah diisukan meminta syarat uang tunai senilai Rp16 miliar kepada PSSI. Entah itu benar atau tidak, proses naturalisasinya kini resmi dilanjutkan.
Ragnar Oratmangoen
Sama halnya dengan Justin Hubner, Ragnar Oratmangoen juga menjilat ludahnya sendiri. Bedanya, pada tahun 2022 sebetulnya Ragnar sempat menerima tawaran untuk membela Timnas Indonesia. Tapi itu hanya sebatas kontak saja tidak ada kelanjutan. Melihat ketidakjelasan dari PSSI, Ragnar mengurungkan niat untuk membela Skuad Garuda.
Jadi, di kasus Justin, dia yang php. Kalau di kasus Ragnar, PSSI-nya yang nge-ghosting sehingga sang pemain ragu ketika ada tawaran kedua yang datang. Setelah awalnya menolak, pemain yang memiliki darah Indonesia dari kakek-neneknya yang berasal dari Maluku itu melanjutkan karirnya di Belanda bersama Groningen.
Sayangnya, ia jarang dimainkan dan timnya justru terdegradasi akhir musim 2022/23. Kini, ia berstatus sebagai pemain pinjaman di Fortuna Sittard. Lama tak terdengar, tiba-tiba pemain yang berposisi sayap itu muncul di postingan Erick Thohir untuk memulai proses naturalisasi. Kabarnya, bergabungnya Jordi Amat dan Shayne Pattynama jadi pertimbangan Ragnar menerima pinangan Indonesia.
Jayden Oosterwolde
Pada tahun 2020 kemarin, Shin Tae-yong dikabarkan pernah tertarik dengan pemain yang kini berseragam Fenerbahçe, Jayden Oosterwolde. Coach Shin ingin menaturalisasi pemain tersebut agar bisa memperkuat Timnas Indonesia U-19. Namun, ajakan Shin Tae-yong itu dimentahkan begitu saja oleh sang pemain.
Pemain yang berposisi bek itu justru lebih memprioritaskan Timnas Belanda yang situasinya belum jelas mau memanggilnya atau tidak. Dilansir Suara.com, Coach Shin kecewa dengan keputusan sang pemain, mengingat Jayden merupakan salah satu pemain idamannya. Seakan kualat atau bagaimana, saat dirinya menjalani peminjaman di Parma dari FC Twente, Jayden justru tak mendapat banyak menit bermain.
Makin sialnya lagi, Timnas Belanda tak kunjung membuat panggilan kepada Jayden. Sampai saat ini, ia masih belum mencatatkan satu caps pun untuk tim nasional Belanda atau tim nasional mana pun. Jayden justru disibukan dengan bagaimana caranya memperbaiki karirnya di Liga Turki bersama Fenerbahce.
Pascal Struijk
Berikutnya adalah pemain yang pernah bermain di Premier League bersama Leeds United. Ia adalah Pascal Struijk. Pemain yang berposisi sebagai bek ini memiliki keturunan Indonesia dari kakeknya yang dikabarkan orang asli Indonesia yang pindah ke Belanda saat masih jaman penjajahan.
Ketika PSSI menawarkan kewarganegaraan Indonesia kepada Pascal pada akhir tahun 2020, ia menolak. Dengan statusnya sebagai salah satu pemain penting di Leeds, ia masih memprioritaskan tim nasional Belgia atau Belanda. Karena sang pemain juga memiliki keturunan dari negara-negara tersebut.
Namun, ternyata Pascal memprioritaskan negara yang salah. Hingga detik ini, Pascal sama sekali belum mendapat panggilan tim nasional, baik dari Belgia maupun Belanda. Pemain berusia 24 tahun itu tercatat hanya pernah membela Timnas Belanda U-17 pada tahun 2016 silam. Makin apesnya lagi, karirnya di Leeds gitu-gitu aja. Leeds justru mengalami degradasi ke Championship musim lalu.
Mees Hilgers
Mees Hilgers sebetulnya tertarik untuk membela Timnas Indonesia, tapi orang tuanya tak merestui sang pemain untuk pindah dari kewarganegaraan dari Belanda ke Indonesia. Padahal darah Indonesia mengalir di diri Hilgers melalui sang ibu yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
Dilansir Suara.com, hal itu dikonfirmasi langsung oleh salah satu EXCO PSSI, Hasani Abdulgani. Orang tuanya mengizinkan apabila Hilgers bisa memegang dua paspor sekaligus. Tapi Indonesia hanya mengenal paspor tunggal, bukan dwi-kewarganegaraan seperti Belanda.
Selain itu, Hilgers juga sedikit masih mengharapkan pemanggilan Timnas Belanda karena musim 2021/22 ia tampil cukup apik. Tapi, setelah menolak panggilan Indonesia, pemain yang kini berusia 22 tahun itu justru cedera parah dan akhirnya harus absen lama sehingga tidak dipanggil Timnas Belanda U-21 untuk Kualifikasi Piala Eropa U-21 2023.
Andri Syahputra
Pemain terakhir adalah Andri Syahputra, Ia lahir di Lhokseumawe, Aceh dari keluarga asli Indonesia. Tapi pada usia 15 tahun, ia sudah tinggal di Qatar guna meningkatkan kemampuan sepakbolanya. Jadi, namanya ya Indonesia banget. Bahkan saking Indonesianya beberapa dari kalian pasti punya teman yang mirip-mirip sama pemain yang satu ini.
Pada tahun 2017, PSSI sempat menawarkan kesempatan untuk membela Timnas Indonesia. Namun, Andri menolak dan memprioritaskan Timnas Qatar yang kala itu juga kepincut ingin menaturalisasinya. Dan benar saja, Andri tak berpikir dua kali guna membela Timnas Qatar. Apalagi pada saat itu Qatar sedang mempersiapkan skuad menuju Piala Dunia 2022.
Meski sudah diklarifikasi oleh sang ayah, penolakan itu sempat viral di media sosial. Andri bahkan sempat dicap sebagai seorang penghianat karena mengabaikan Timnas Indonesia. Namun, akhirnya Andri terkena getahnya. Ia tak masuk dalam skuad Timnas Qatar yang tampil di Piala Dunia. Ia tercatat hanya pernah membela Timnas Qatar U-23.
Sumber: Suara.com, Inews, CNN, Bola Okezone