Siapa Yang Terhebat? Inilah 10 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Era Shin Tae-yong

spot_img

Dalam sejarah timnas Indonesia, seringkali pemain naturalisasi didatangkan sebagai jalan pintas untuk membangun skuad yang berkualitas. Dan sama seperti pelatih-pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong juga melakukan itu.

Sudah ada 10 pemain naturalisasi yang ia gunakan di timnya. Sebagai catatan, Elkan Baggott nggak dihitung ya. Karena ia memang sudah memilih kewarganegaraan Indonesia sejak awal. well, jadi siapa saja 10 pemain itu dan siapa yang terbaik? Inilah 10 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Era Shin Tae-yong.

Victor Igbonefo

Pertama, ada Victor Igbonefo. Ia memang bukan pemain yang dinaturalisasi oleh Shin Tae-yong. Sebab Igbonefo sudah berada di Indonesia jauh sebelum era Shin Tae-yong. Tepatnya di tahun 2005, ia sudah bermain untuk Persipura.

Pemain kelahiran Nigeria itu juga sudah dinaturalisasi sejak tahun 2011. Tapi ia baru mendapatkan debutnya di timnas pada tahun 2013, dibawah asuhan Coach Rahmad Darmawan. Di era STY, Igbonefo pernah dipanggil untuk babak kualifikasi Piala Asia 2023.

Ia juga sempat ikut skuad STY di Piala AFF 2020. Sayangnya Igbonefo tidak bisa membuktikan kualitasnya. Usianya juga sudah tak muda. Sejak saat itu, pemain yang berposisi sebagai bek tengah tersebut tidak lagi dipanggil Shin Tae-yong ke timnas.

Jordi Amat

Satu lagi pemain berposisi bek tengah, Jordi Amat. Diantara para pemain naturalisasi era STY yang lain, mungkin Jordi Amat yang punya portofolio paling mentereng. Mengawali karir dari akademi Espanyol, Amat malang melintang di La Liga. Selain Espanyol, ia pernah bermain untuk Rayo Vallecano, Real Betis, dan beberapa klub Eropa lainnya. Saat ini ia bermain di Malaysia bersama Johor DT.

Ia sudah jadi pemilik paspor Indonesia sejak tahun 2022. Dan sejak saat itu, ia selalu jadi andalan lini pertahanan timnas Indonesia. Pemain kelahiran Spanyol tersebut terbukti jadi aset penting timnas setelah bermain bagus di Piala AFF 2022.

Hadirnya Jordi Amat memberikan warna baru di lini belakang timnas Indonesia. Ia juga memberikan pengalaman berharga yang bisa dibagikan kepada pemain Indonesia lainnya. Kecuali saat cidera, Amat tidak pernah absen dan selalu dipanggil oleh STY ke dalam skuadnya.

Shayne Pattynama

Dari bek tengah, beralih ke bek sayap kiri. Di posisi ini ada Shayne Pattynama. ia adalah salah satu yang paling baru dinaturalisasi oleh PSSI. Pemain kelahiran Belanda tersebut baru jadi warga negara Indonesia di bulan Januari 2023.

Sayangnya proses perpindahan asosiasinya berlangsung lebih lama sehingga ia baru bisa timnas di bulan Juni 2023. Tapi pemain berusia 25 tahun itu setidaknya bisa menjalani debut yang tak terlupakan karena saat itu bermain lawan timnas Argentina.

Laga yang tak terlupakan lainnya adalah di pertandingan putaran kedua babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak. Indonesia dibantai 5-1 saat itu. Tapi ia hadir di papan skor sebagai pencetak gol tunggal Indonesia. Itu juga jadi gol pertamanya di timnas Indonesia.

Sandy Walsh

Dari bek sayap kiri, ke bek sayap kanan. Di posisi ini ada Sandy Walsh. Pemain kelahiran Belgia pernah membela timnas Belanda dari kelompok usia U15 sampai U20. Tapi sudah sangat ingin dinaturalisasi dan bermain di timnas Indonesia sejak lama. Ia pun akhirnya dapat kewarganegaraan Indonesia bareng dengan Jordi Amat yaitu di tahun 2022.

Sayangnya debut Walsh baru datang di bulan Agustus tahun 2023 di pertandingan persahabatan melawan Turkmenistan. Ia bermain sejak menit awal dan Indonesia bisa menang 2-0 di laga itu.

Yang membuat Sandy Walsh spesial untuk Indonesia adalah keserbagunaannya. Posisi naturalnya adalah bek kanan. Tapi ia bisa bermain di posisi bek tengah bahkan gelandang.

Ivar Jenner

Beralih ke gelandang tengah, ada Ivar Jenner. Pemain FC Utrecht U21 itu sebetulnya diproyeksikan untuk ikut Piala Dunia U20. Sayanya hajatan itu gagal digelar di Indonesia dan timnas U20 pun gagal main.

Meskipun begitu, Jenner pun lompat ke timnas senior. Debutnya datang di pertandingan melawan Palestina bulan Juni kemarin. Ia juga ikut dalam skuad laga persahabatan melawan Argentina.

Meskipun begitu, pertandingan yang membuat pemain berusia 19 tahun itu jadi sorotan adalah penampilannya bersama timnas U23. Di kualifikasi piala AFC U23 itu, ia mencetak satu gol dan dua assist melawan Turkmenistan dan China Taipei.

Usianya masih 19 tahun dan masa depannya masih panjang. Pemain kelahiran Utrecht, Belanda itu diharapkan bisa jadi bagian dari masa depan skuad Garuda nantinya.

Marc Klok

Sama-sama pernah bermain untuk tim muda FC Utrecht, ada Marc Klok. Gelandang tengah kelahiran Belanda satu ini juga proses naturalisasinya sangat panjang. Dari gagal membuktikan garis keturunan, sampai tidak memenuhi kuota lama tinggal di Indonesia untuk bisa jadi WNI.

Tapi setelah akhirnya ia bisa membela timnas, Marc Klok langsung jadi andalan lini tengah tim Shin Tae-yong. Coach STY memang sudah jadi penggemar Klok setelah melihat performa apiknya bersama Persib Bandung. Klok juga dikirim ke slot pemain senior timnas U23 untuk SEA Games 2021.

Klok juga jadi andalan coach STY di timnas senior. Sejauh ini, ia telah memainkan 18 pertandingan dan mencetak 4 gol. Klok adalah salah satu pemain matang penuh pengalaman yang diperlukan timnas saat ini.

Stefano Lilipaly

Sama seperti Victor Igbonefo, Stefano Lilipaly sudah melanglang buana di kancah sepak bola tanah air jauh sebelum STY datang ke Indonesia. Pemain keturunan Belanda itu sudah bermain di Indonesia sejak tahun 2015 bahkan sudah tampil bersama timnas sejak tahun 2013, tapi baru jadi reguler sejak tahun 2016.

Di level klub, lilipaly adalah pemain yang sangat konsisten. Ia adalah pemain kunci dan pemain andalan saat berada di Bali United maupun di Borneo FC. Gaya mainnya yang eksplosif, gocekan apik, dan akselerasi yang mumpuni membuatnya jadi aset berharga klubnya.

Tapi peruntungan Lilipaly di level timnas tidak begitu bagus. Ia tidak tampil sebagus di klub ketika berada di timnas. Di era Coach STY, ia sempat dipanggil di kualifikasi Piala Asia, juga mencetak assist di pertandingan persahabatan melawan Burundi dan Turkmenistan. Tapi ia tidak dipanggil lagi di kualifikasi Piala Dunia melawan Brunei dan Irak

Ilija Spasojevic

Beralih ke posisi striker, ada Ilija Spasojevic. Kisah mantan pemain timnas Montenegro U21 itu kurang lebih mirip dengan Stefano Lilipaly. Ia sudah pernah debut di timnas Garuda sebelum Coach STY datang. Tepatnya di tahun 2017 saat timnas asuhan Luis Milla melawan Guyana di laga persahabatan. Ia cetak dua gol di laga itu.

Spasojevic juga sangat konsisten di tingkat klub. Dari 2019 sampai 2023, ia selalu mencetak dua digit gol. Di musim 2022/23 kemarin saja, bersama Bali United ia mencetak 17 gol dari 27 pertandingan di Liga 1. Tapi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, nasib Spasojevic mirip dengan Lilipaly.

Di era STY, ia sempat ikut dalam skuad Piala AFF 2022 dan hampir bermain di semua laga. Tapi itu pun ia tampil hanya sebagai pelapis. Setelah AFF 2022, Spasojevic tidak lagi dilirik oleh STY. Shin Tae-yong pernah mengaku tidak suka dengan stamina Spasojevic yang cepat habis. STY juga pernah mengatakan tidak suka bermain dengan striker murni seperti Spasojevic.

Rafael Struick

Di posisi sayap kiri ada pemain muda kelahiran Belanda, Rafael Struick. Sama seperti Ivan Jenner, Struick sebenarnya diproyeksikan untuk Piala Dunia U20. Meskipun begitu, ia juga jadi harapan masa depan timnas senior

Usianya yang masih muda membuatnya tak kenal lelah. Ia punya daya jelajah yang sangat tinggi. Pemain ADO Den Haag itu baru memainkan 3 pertandingan bersama timnas senior dan belum mencetak gol. Jadi masih terlalu dini untuk menilai. Tapi di timnas U23, ia sempat mencetak 1 gol dalam dua pertandingan ajang kualifikasi Piala Asia.

Ezra Walian

Pemain lain ada Ezra Walian. Ia memang sudah debut di timnas sejak tahun 2017 dibawah asuhan Luis Milla. Tapi setelah debut ia tidak pernah dipanggil ke timnas lagi. Baru di tahun 2021, STY kembali memanggilnya ke timnas senior.

Pemain naturalisasi asal Belanda itu pernah jadi andalan di skuad STY. Ia adalah penyerang andalan STY di Piala AFF 2020. Dimana ia selalu bermain dari fase grup sampai semifinal. Ia juga mencetak dua gol di turnamen tersebut.

Tapi memang penampilan Ezra di AFF 2020 tidak bisa dibilang terlalu spesial. Setelah turnamen itu berakhir, ia pun tidak lagi dipanggil ke timnas oleh STY.

Itulah 10 pemain naturalisasi timnas di era Shin Tae-yong. Menurut kalian, siapa yang paling hebat? Tulis pendapatmu di komentar ya.

Sumber referensi: Bola, Goal, Oke, Pandit, Indosport, Viva, Liputan6, Inews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru