Mempertimbangkan bahwa Indonesia sempat mendapat sanksi dari FIFA kurang dari tiga tahun lalu, pencapaian dua tahun belakangan boleh dibilang lumayan impresif.
Posisi runner-up di Piala AFF 2016, diikuti oleh sejumlah penampilan meyakinkan di berbagai turnamen kelompok umur, sudah cukup meyakinkan publik bahwa Indonesia tetap salah satu negara terkuat di Asia Tenggara.
Namun, rasa penasaran akibat selalu gagal di lima final Piala AFF membuat negara ini ingin segera berbenah dan naik level ke tingkat Asia.
Jadwal
9 November, Singapura v Indonesia (National Stadium, Singapura)
13 November, Indonesia v Timor Leste (Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta)
17 November, Thailand v Indonesia (Rajamangala, Bangkok)
25 November, Indonesia v Filipina (Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta)
Penampilan Masa Lalu
Indonesia memegang rekor dengan total sebelas kali menembus babak final, tidak ada yang punya catatan lebih banyak kecuali Vietnam dan Thailand. Selain itu, tim Garuda juga menjadi tim dengan catatan terburuk di babak final, yakni lima kali berlaga tanpa pernah menjadi pihak yang mengangkat trofi.
Di turnamen terakhir pada 2016, tim Merah Putih meraih simpati pihak netral setelah berjuang mati-matian di laga terakhir grup kontra Singapura, lalu secara dramatis menyingkirkan Vietnam di semifinal, dan mengalahkan Thailand di leg pertama babak final meski kalah agregat di leg kedua.
Pertandingan yang Tak Boleh Dilewatkan
Laga ulangan final 2016 melawan Thailand di Bangkok pada 17 November mungkin perlu disaksikan dengan persiapan senam jantung.
Namun, dengan asumsi Indonesia belum menentukan kelolosan hingga pertandingan ketiga, maka pertandingan keempat kala bersua Filipina di SUGBK amat mungkin disesaki penonton. Bila pertandingan level U-19 mampu menyedot hingga 60.000 penonton, jangan terkejut bila di laga yang mempertemukan Bima Sakti dengan Sven Goran-Eriksson tersebut boleh jadi akan membuat SUGBK penuh oleh 75.000 penonton yang terus menyanyi sepanjang laga.
Pemain Kunci
Stefano Lilipaly – sang gelandang serang menjadi aktor utama tim ini pada edisi 2016, menjadi penyedia kecepatan dan kreativitas sekaligus meneror gawang lawan dengan koleksi dua gol. Di Asian Games 2018 lalu, Fano dipasang sebagai second striker yang memberi efek kejut bagi lawan yang terlalu fokus menjaga Alberto Goncalvez.
Evan Dimas – dalam usia 23 tahun, Evan sudah memanggul berbagai beban negeri ini sejak lima tahun lalu dan terlihat lebih berpengalaman dari pemain seusianya. Ia akan menjalani Piala AFF ketiganya pada tahun ini. Setelah memenangi Liga 1 bersama Bhayangkara dan tampil bagus di musim debut bersama Selangor, Evan terlihat akan memegang kunci di sisi dalam lini tengah Indonesia.
Hansamu Yama – salah satu penampil paling mengejutkan di skuad dua tahun lalu semakin mematenkan posisinya di lini belakang dengan menjadi pilihan utama di turnamen-turnamen yang diikuti Indonesia dua tahun ini. Ban kapten yang melingkar di tim U-22 membuatnya bisa tampil solid dengan Fachrudin Aryanto, yang juga seorang kapten di klubnya.
Prediksi
Menembus babak final lagi sepertinya jadi target minimum bagi Indonesia. Bahkan, dengan kepercayaan diri setelah menjalani tahun 2018 dengan baik, target juara sebenarnya tak terlalu jauh dari jangkauan.