Firman Utina berdiri 40 meter di depan gawang Bahrain. Posisinya ideal untuk melepas tembakan. Dan benar saja, pemain kelahiran Manado itu melakukannya. Sayang, bolanya cuma mencium tiang.
Namun, Bambang Pamungkas yang berada dekat kotak penalti mengejar bola rebound sontekan Firman. Kiper Bahrain yang belum siap gagal mengantisipasi tendangan Bambang Pamungkas. Gol tersebut sekaligus mengantarkan kemenangan Indonesia atas Bahrain di laga pertama Piala Asia 2007 silam.
Mungkin ada yang tidak ingat momen tersebut. Tapi bagi pencinta Timnas Indonesia, sangat mustahil tidak mengingat sosok pencetak gol di laga itu. Ya, Bambang Pamungkas.
Bepe sosok striker tajam yang pernah dimiliki Indonesia dan Persija Jakarta. Sosok yang memberikan hatinya untuk Timnas Indonesia. Bahkan ketika ia sudah tidak lagi berseragam Merah Putih. Seperti apa kisahnya?
Daftar Isi
Berkarier di Kabupaten Semarang
Sebelum memperkuat Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas tumbuh dan dibesarkan tim ibu kota, Persija Jakarta. Kendati begitu, Bepe mengawali kariernya di dunia sepak bola dari lingkup yang paling kecil. Lahir di Kabupaten Semarang, 10 Juni 43 tahun lalu, Bepe menghabiskan waktu mudanya di Kabupaten Semarang.
Masuk SSB Hobby Sepak bola Getas tahun 1988. Bepe kemudian masuk SSB Ungaran Serasi. Lalu memasuki tahun 1993, Bepe memperkuat Persada Utama Ungaran. Setelah itu, karier mudanya berlanjut di tim Persikas Kabupaten Semarang tahun 1994.
Hingga Diklat Salatiga memakainya antara tahun 1996-1999. Saat masih muda, Bepe berjuang keras untuk menjadi pesepakbola profesional. Memang, sejak kecil Bepe bermimpi untuk menjadi pemain bola. Mimpinya itu ia coba raih dengan bersungguh-sungguh berlatih.
Bepe bahkan sudah masuk SSB sejak usianya baru delapan tahun. Saat anak-anak seusianya masih senang menyeka ingus. Perjalanannya menjadi pesepakbola tidaklah semulus apa yang dibayangkan. Tapi Bepe muda rutin berlatih. Hasilnya, setiap kali bermain, Bepe selalu menonjol di antara pemain lainnya.
Dari Tim Muda Timnas Indonesia ke Persija Jakarta
Oleh sebab itulah, Bepe yang usianya masih muda sudah dilirik Timnas Indonesia. Tahun 1998, Bepe masuk skuad Timnas Indonesia U-18 di kompetisi pelajar Asia di Korea. Lalu, pada tahun yang sama, Bepe juga tergabung di Timnas Indonesia U-19. Berbekal pengalamannya itu, Bepe kemudian direkrut oleh Persija Jakarta tahun 1999.
Usianya masih 19 tahun. Tapi Bepe waktu itu menjadi sorotan karena langsung menembus skuad senior Persija. Tidak hanya menembus tim utama. Bepe juga makin produktif dalam mencetak gol. Total 24 gol ia cetak di Liga Indonesia musim 1999/2000. Jumlah gol itu sekaligus menjadikannya top skor kompetisi.
Usianya saat itu bahkan belum 21 tahun. Sayangnya, musim itu Bepe tidak mengantarkan trofi untuk Persija. Baru pada musim berikutnya, gelar Liga 1 diraih bersama Macan Kemayoran. Bepe pun makin gemilang. Ia tak berhenti melesakkan gol. Meski saat itu tingginya tak lebih dari 170 senti, tapi Bepe sering mencetak gol lewat sundulan.
Debut di Timnas Senior
Nah, sebelum mempersembahkan trofi pertama bagi Macan Kemayoran, Bepe sudah menjalani debutnya di Timnas Senior Indonesia. Hal itu terwujud ketika Timnas Indonesia melawat ke Estonia untuk melakoni laga uji coba pada 2 Juni 1999. Usianya belum genap 19 tahun.
Kelak laga menghadapi Estonia itu akan diingat olehnya. Sebab di laga itulah Bepe mencetak gol debutnya untuk Timnas Indonesia. Tidak hanya mencetak gol, bakat Bepe waktu itu sudah tercium oleh tim-tim Eropa. Ingat, Bepe belum 19 tahun saat itu.
Tim asal Belanda, Roda JC tertarik menawarkan percobaan. Bepe juga mendapat tawaran dari dua tim Jerman: FC Koln dan Borussia Monchengladbach. Namun, pilihannya justru jatuh pada tim divisi tiga Belanda saat itu, EHC Norad. Tahun 2000, Bepe dipinjam Norad. Ia mengemas tujuh gol dari 11 laga selama berseragam tim Belanda tersebut.
Setahun sebelum Bepe menjalani percobaan di EHC Norad, ia sudah menjalani kompetisi pertamanya bersama Timnas Indonesia, yakni SEA Games 1999 di Brunei Darussalam. Setahun setelahnya Bepe masuk Timnas Indonesia asuhan Nandar Iskandar untuk melakoni Piala Asia di Lebanon. Namun, di kompetisi itu Bepe tidak dimainkan.
Baru pada edisi 2004, Bepe mencicipi atmosfer Piala Asia. Setelah sukses mengantarkan Indonesia ke final Piala Tiger 2002, Bepe ikut terbang ke Tiongkok untuk membela Indonesia di Piala Asia. Di turnamen itu, Ivan Kolev menurunkan Bepe di dua laga. Sayangnya ia tidak mencetak gol dan Indonesia gagal ke fase gugur.
Sempat ke Luar Negeri, tapi Balik Lagi ke Indonesia
Setelah Piala Asia 2004, Bepe memutuskan berkarier di Malaysia, membela Selangor FC. Kiprah Bepe di Malaysia makin luar biasa. Bepe yang terbentuk sebagai seorang striker dengan insting mencetak gol di atas rata-rata penyerang lokal hari ini, membukukan setidaknya 42 gol dari 63 laganya bersama Selangor.
Tak hanya torehan gol. Liga Utama Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia juga direngkuhnya selama memperkuat Selangor. Hanya dua tahun Bepe berkarier di Negeri Jiran. Ia kembali ke tanah air. Pulang ke pangkuan Persija Jakarta.
Setelah pulang ke Indonesia, tugas internasional menantinya. Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Asia 2007, bersama tiga negara ASEAN lainnya. Mengusung jargon “Ini Kandang Kita!” Timnas Indonesia tentu tak mau menyerah begitu saja di Piala Asia 2007. Di turnamen ini Bepe mencetak satu gol.
Membela Timnas Adalah Panggilan Hati
Pesona Bepe belum memudar. Tahun 2008, tim dari Inggris, Derby County menginginkan jasanya. Tapi Bepe memutuskan bertahan di Indonesia. Ia pun masih membela Persija dan Timnas Indonesia di beberapa ajang. Salah satunya di Piala AFF 2008.
Kala itu Timnas Indonesia dilatih mendiang Benny Dollo. Bepe sukses mencetak dua gol. Tapi sayang, Indonesia cuma bisa melaju ke semifinal setelah gagal melewati hadangan Thailand.
Dua tahun setelah Piala AFF itu, Bepe berpeluang untuk memperkuat tim Jerman, FC Ingolstadt. Akan tetapi, setelah menjalani percobaan di Jerman, tidak ada kontrak yang disodorkan untuknya. Bepe pun masih tetap di Indonesia dan masih tetap di Persija.
Jelang Piala AFF 2012, muncul generasi baru Timnas Indonesia. Di saat itu pula, pemain-pemain naturalisasi mulai bermunculan. Bambang Pamungkas juga masuk di dalamnya. Namun, masuknya Bepe ke timnas kala itu diiringi kabar kurang sedap. Bepe dituding masuk timnas karena desakan dari beberapa orang.
Namun, pelatih Timnas Indonesia saat itu, Nil Maizar segera menepisnya. Dilansir Kompas, Nil Maizar mengatakan, Bepe bergabung Timnas Indonesia karena panggilan hati. Bukan desakan dari pihak mana pun. Nil Maizar berencana menduetkan Bepe dengan Irfan Bachdim di turnamen itu.
Tetap Memperhatikan Sepak bola Indonesia
Namun, Indonesia justru bernasib malang di turnamen tersebut. Jangankan juara, lolos ke fase gugur saja tidak. Indonesia yang tergabung Grup B, bersama Laos, Malaysia, dan Singapura hanya mampu finis di peringkat ketiga. Kegagalan di Piala AFF 2012 menutup karier Bepe di Timnas Indonesia dengan kepiluan.
Ya, setelah itu Bepe tak lagi memperkuat Timnas Indonesia. Ia sempat berseragam Pelita Bandung Raya setelah Piala AFF 2012, tapi kembali ke Persija pada 2015 dan gantung sepatu di sana tahun 2019. Sampai hari ini Bepe masih memperhatikan Timnas Indonesia.
Melalui tulisan-tulisannya di blog BambangPamungkas20.com, Bepe kerap mengkritik Timnas Indonesia. Sepanjang kiprahnya untuk timnas, nasionalisme pemain yang identik nomor 20 itu tidak perlu diragukan. Namun, Bepe tetaplah orang yang rendah hati.
Saat terjadi polemik di mana klub-klub tak mau melepas pemainnya untuk Timnas Indonesia, Bepe tak mau menghina rasa nasionalisme seorang pemain apabila si pemain tak membela tim nasional. Bagi Bepe, nasionalisme bukan hanya sekadar mau membela timnas atau tidak.
Menurutnya, nasionalisme adalah ketika seseorang mempunyai kesempatan untuk melukai bangsa kita sendiri, tetapi ia memutuskan tidak melakukannya. Padahal kalaupun melakukannya tidak ada siapa pun yang tahu.
“Nasionalisme itu seperti iman. Kita semua bisa saja menjadi seseorang yang nasionalis dan tidak nasionalis dalam waktu bersamaan,” kata Bambang Pamungkas dalam salah satu tulisannya.
Sumber: Viva, Bolacom, Bolanet, Kumparan, Juaranet, Kompas, BambangPamungkas20