Balas Dendam Giroud Kepada Arsenal di Europa League 2019

spot_img

Salah satu penyerang paling underrated di generasi ini, Olivier Giroud. Ia sudah lama dicintai oleh publik London. Dua sisi London bahkan. London Barat karena ia pernah bermain di Chelsea, dan juga sebelumnya, London Utara berkat jasanya selama di Arsenal.

Di atas kertas, ia termasuk sebagai penyerang terbaik di Premier League. Selama membela Chelsea dan Arsenal, ia telah menorehkan 90 gol dari 225 penampilan. Itu lebih banyak dari Cristiano ronaldo, Fernando Torres, Eden Hazard, bahkan Dennis Bergkamp.

Namun, Giroud tidak mendapatkan respect yang sepantasnya ia dapatkan. Justru sebaliknya, enam tahun bersama Arsenal, Giroud selalu mendapatkan kritik dari media. Setiap musim panas pun banyak yang meminta Arsenal untuk “mengupgrade” penyerang karena Giroud dinilai tampil tidak cukup bagus bersama the gunners.

Jadi Kambing Hitam

Label kambing hitam mulai terasa melekat di Giroud pada musim 2015/16. Musim 2015/16 memanglah musim yang sedikit aneh untuk Arsenal. Mereka berhasil finis di peringkat kedua Liga Inggris. Itu adalah sebuah peningkatan, tapi bagaimanapun, fans tetap merasakan kekecewaan yang luar biasa atas kurangnya prestasi yang gunners dapat.

Giroud di musim itu mencetak 16 gol di liga Inggris. Bukan catatan yang buruk sebenarnya. Bahkan, dengan 16 golnya itu Giroud menjadi pencetak gol terbanyak di klub. Lebih banyak daripada Alexis Sanchez yang mencetak 13 gol dan Theo Walcott yang hanya mencetak 5 gol.

Ia juga punya keunggulan yang jelas terlihat daripada penyerang lainnya di Premier League. Yaitu tidak ada pemain yang mencetak lebih dari tujuh gol sundulan seperti dirinya. Namun, kelemahannya juga sangat ketara. Yaitu Giroud sangat lambat dalam berlari. Jadi, sering kali pergerakan serangannya terbaca oleh pemain bertahan lawan.

Arsenal hanya mampu mendapatkan Community Shield di musim itu. The Gunners tersingkir dari Liga Champions setelah kalah menyedihkan dari Barcelona dengan agregat 5-1. Di FA Cup pun, mereka tersingkir setelah kalah dari Watford di putaran keenam.

Giroud sendiri mencetak total 27 gol di musim itu. Namun, dirinya malah jadi kambing hitam atas mandulnya lini serang Arsenal. Alasan utamanya adalah, Giroud seharusnya bisa mencetak banyak gol dengan adanya Ozil bermain di belakangnya. Ozil tampil fenomenal dengan menciptakan 144 peluang sepanjang musim.

Ozil bahkan sudah mencatatkan 16 assist di liga hanya dalam waktu setengah musim. Akan sangat mudah bagi Ozil untuk bisa memecahkan rekor assist terbanyak dalam satu musim Premier League. Jikalau Giroud tidak banyak menyia-nyiakan banyak peluang di depan gawang. Itu lah yang jadi kritikan keras Giroud dari para fans. Ia pun mulai mendapatkan label kambing hitam di Arsenal.

Tersia-siakan di Arsenal

Giroud memulai musim 2016/17 tidak terlalu baik di Arsenal. Arsene Wenger lebih suka menggunakan Alexis Sanchez, Denny Wallback, atau Alexandre Lacazette sebagai penyerang tengah. Giroud hanya mampu tampil tiga kali dalam sembilan laga pembuka Arsenal di Premier League. Dan tiga-tiganya itu ia bermain sebagai pemain pengganti.

Akan tetapi, ia masih bisa tampil maksimal meskipun hanya sebagai pemain cadangan. Dirinya justru menjadi seorang supersub. Kontribusinya di final Piala FA musim itu akan selalu teringat sepanjang ingatan. Ia memberikan umpan manis ke Aaron Ramsey lewat sentuhan kaki kirinya. Gol itu mengantarkan Arsenal jadi juara FA Cup 2016/17.

Catatannya di Premier League juga luar biasa. Giroud telah menyelesaikan musim dengan 12 gol di liga. Itu memang lebih sedikit daripada musim lalu ketika dirinya mencetak 16 gol. Tapi 12 gol itu diciptakan hanya dengan 11 kali tampil sebagai starting eleven. Rasio golnya terhadap waktu pertandingan juga luar biasa, 0,9 gol setiap 90 menit.

Giroud bahkan mencetak gol cantik di musim 2016/17, tepatnya pada 1 Januari 2017. Di laga melawan Crystal Palace, Giroud mencetak gol dengan scorpion kicknya. Itu jadi gol paling berkesan dari Giroud. Ia bahkan mendapatkan penghargaan Puskas atas golnya tersebut.

Dijual ke Chelsea

Tapi ini tidak cukup untuk Giroud. Piala Dunia 2018 akan segera digelar, dimana tim-tim nasional mulai melakukan seleksi pemain. Artinya, Giroud membutuhkan lebih banyak menit bermain untuk bisa masuk ke skuad Piala Dunia. Jika ia hanya menjadi pemain cadangan, maka dirinya tidak akan dilirik oleh les bleus.

Ia tahu kalau dirinya tidak akan mendapatkan waktu bermain yang ia pantas dapatkan di Arsenal. Apalagi setelah Arsenal mendatangkan Aubameyang dari Borussia Dortmund. Di musim 2017/18, dirinya bahkan hanya pernah sekali menjadi starter. Pada transfer musim dingin tahun 2018, ia pun dijual ke Chelsea.

Dikutip dari Independent, transfer Giroud ke Chelsea hanyalah alat Arsenal untuk mendapatkan Aubameyang. Jadi, Dortmund tidak mau melepas Aubameyang asal bisa mendapatkan Batshuayi dari Chelsea. Sedangkan Chelsea, membutuhkan penyerang pengganti untuk bisa melepas Batshuayi.

The Blues cukup senang mereka bisa mendapatkan Olivier Giroud. Dan dari sinilah, melepas Giroud ke Chelsea akan menjadi hal paling disesali oleh fans Arsenal. Sebab, setelah disia-siakan the gunners Giroud berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak bisa diremehkan.

Jadi Juara Dunia

Ketika skuad Piala Dunia diumumkan, dipanggilnya Giroud kedalam skuad membuat banyak orang mengangkat alis. Banyak orang meragukan kapasitasnya. Selain itu, Prancis dianggap punya banyak penyerang yang malah tidak dipanggil. Seperti Anthony Martial, Ben Yedder, atau bahkan Karim Benzema. Alexandre Lacazette yang tampil gemilang bersama Arsenal musim itu juga malah tidak dipanggil.

Terlebih lagi, Giroud adalah satu-satunya penyerang tengah yang dibawa di skuad Prancis. Pemain berusia 32 tahun itu tidak disukai Arsenal, sehingga dibuang ke Chelsea. The Blues di musim 2017/18 pun tidak tampil bagus. Hanya mampu finis di peringkat kelima Premier League.

Akan tetapi, Deschamps sangat mengandalkan Giroud di Piala Dunia 2018. Ia bisa memaksimalkan potensi yang Giroud miliki. Yaitu dengan memanfaatkan kepekaannya dalam bertahan. Giroud kerap kali bermain mundur ke belakang, menarik pemain bertahan lawan sehingga menciptakan ruang bagi Griezmann dan Mbappe untuk masuk.

Ia memang tidak menciptakan gol dengan peran seperti itu di Prancis. Tapi ia membawa les bleus keluar sebagai juara PIala Dunia 2018. Ia selalu tampil di setiap pertandingan Prancis di turnamen itu. Dan ini jadi tamparan bagi Arsenal. Giroud membuktikan bahwa tidak perlu selalu mencetak gol untuk memberikan pengaruh di lapangan.

Kalahkan Arsenal di Final Europa League

Cerita balas dendam Giroud tidak berhenti sampai situ. Jika menjuarai PIala Dunia setelah dibuang Arsenal belum cukup, ia membuat pesan pembuktiannya makin jelas di musim setelahnya. Atau tepatnya di musim 2018/19.

Di liga Inggris musim itu, Giroud mungkin bersaing dengan Alvaro Morata, Gonzalo Higuain, dan Eden Hazard sebagai starter. Tapi di kompetisi Liga Europa, ia adalah andalan Maurizio Sarri. Ia mencetak 10 gol, menjadikannya sebagai orang ketiga yang bisa mencetak gol sebanyak itu di satu musim kompetisi Europa League.

Sampai tibalah ia ke partai final melawan Arsenal. Ini mungkin partai final yang paling dramatis yang paling dramatis yang pernah ia jalani. Bahkan Giroud sendiri mengakui, baginya partai final ini adalah tentang pembalasan dendam.

“Ini adalah momen spesial bagi saya, tapi juga motivasi tambahan karena saya ingin buktikan kepada Arsenal bahwa saya masih punya energi dan waktu saya belum habis.”

Hanya butuh waktu 49 menit bagi Giroud untuk membuktikan omongannya. Ia mencetak gol pembuka setelah berhasil memanfaatkan umpan Emerson. Giroud tidak merayakan golnya dengan terlalu heboh. Ia hanya berlutut dan mengangkat kedua tangannya keatas.

Di menit ke-60, Pedro berhasil menggandakan keunggulan Chelsea menjadi 2-0. Di menit ke-64, Giroud kembali beraksi. Pergerakannya membuat the blues dihadiahi penalti oleh wasit. Hazard pun sukses mengkonversinya menjadi gol.

Iwobi sempat membuat gol spektakuler di menit ke-69. Tapi Giroud memberikan umpan manis ke Hazard di menit ke-72. Chelsea pun mampu menyegel kemenangan besar 4-1 di final. Dengan Giroud berkontribusi langsung di tiga gol pada pertandingan tersebut.

Masih Hormati Arsenal

Setelah pertandingan Giroud memberikan komentar betapa bahagianya ia saat itu. Ia mengaku bahwa itu terasa seperti mimpi. Dan bisa mengalahkan mantan klubnya membuatnya jadi lebih senang lagi.

Meskipun begitu, Giroud mengatakan bahwa dirinya masih menghormati Arsenal. Ia membuktikannya dengan menahan selebrasinya untuk gol pertama itu. Giroud berkata bahwa Arsenal adalah klub yang mengubah hidupnya. Giroud berterima kasih dengan meriam London yang sudah memberikannya kesempatan untuk bermain di Premier League.

“Saya meninggalkan teman saya di Arsenal. Klub ini sangat spesial buat saya. Mereka telah membuka kesempatan untuk saya bisa meraih mimpi. Mimpi saya adalah bermain di Premier League dan berkat Arsenal, itu tercapai. Saya berhutang banyak kepada mereka, tapi saya sangat bangga bisa memenangkan trofi ini bersama Chelsea.”

Setelah memperkuat Chelsea beberapa musim lagi, ia pun hengkang. Chelsea punya beberapa penyerang baru yang lebih menarik seperti Tammy Abraham dan Timo Werner. Giroud pun tersingkirkan dan pindah ke Italia untuk memperkuat AC Milan di musim 2021/22. Tidak butuh waktu lama baginya untuk mempersembahkan gelar Scudetto untuk Milan.

Di Piala Dunia 2022 pun ia masih menjadi andalan Deschamps di skuad Prancis. Ia sekali lagi membawa Prancis ke partai final Piala Dunia. Namun, kali ini Les Bleus kalah melawan Argentina. Setidaknya dari turnamen itu Giroud berhasil mengungguli rekor Thierry Henry. Yaitu sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas Prancis.

 

Sumber referensi: Mirror, B/R, B/R 2, Just Arsenal, Dream Team, Transfermarkt, Independent, Breaking the Line, Tribal

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru