Jika diingat, tidak banyak orang Britania yang dilirik oleh Real Madrid. Dari sekian banyak bakat yang bertaburan di tanah Britania, ternyata hanya sedikit yang mampu menarik perhatian raksasa asal Spanyol itu. Tercatat hanya ada enam yang sudah menyelesaikan karirnya di Bernabeu. Lalu, bagaimana cerita mereka? Berikut nasib 6 pemain Britania yang pernah gabung Real Madrid.
Daftar Isi
Gareth Bale
Nama pertama adalah Gareth Bale. Ia merupakan salah satu dari sedikit nama yang meraih kesuksesan setelah pindah ke Real Madrid. Namun sayang, banyaknya trofi yang didapatkan Bale bersama los blancos belum mampu memenangkan hati para fans. Ia selalu jadi kambing hitam bagi publik Bernabeu sampai akhir karirnya di Madrid.
Awalnya Bale diboyong Florentino Perez untuk menyaingi Barcelona yang mendatangkan Neymar. Tidak tanggung-tanggung Los Merengues rela mengeluarkan uang sebesar 100 juta euro demi memboyongnya dari Tottenham Hotspurs di tahun 2013. Jumlah itu lebih mahal daripada ketika mereka membeli Ronaldo dari MU beberapa tahun sebelumnya.
Banyak momen penting yang ia ukir selama berseragam los blancos. Seperti gol salto nya yang fenomenal melawan Liverpool di final Liga Champions. Tendangan itu menghasilkan La Decimotercera atau gelar yang ketiga belas bagi Los Galacticos. Kemudian golnya di final Liga Champions melawan Atletico Madrid yang mengantarkan Real Madrid ke gelar La Decima.
On this day in 2014, Gareth Bale scored the winning goal in the #UCLfinal to secure La Décima for Real Madrid. pic.twitter.com/qrlFOymFMx
— SupportingBale (@SupportingBale) May 24, 2016
Itu hanya dua dari 106 gol dan momen-momen lainnya yang diciptakan bersama Real Madrid. Sayang, banyaknya gol yang ia ciptakan sebanding dengan masalahnya di Madrid. Sering menderita cedera, dan ketidakmauannya merangkul budaya Spanyol membuat kehidupannya di ibu kota negara itu jadi sulit.
Oh iya, ia juga terkesan lebih mencintai hobinya bermain golf daripada bermain bersama los merengues. Kalian tentu masih ingat ketika Bale mengibarkan bendera Wales bertuliskan “Wales. Golf. Madrid.” Itu dianggap sebagai candaan yang kelewatan bagi fans Madrid.
Ia pun pindah ke LAFC di musim panas 2022, setelah tidak mendapatkan tempat di skuad utama karena cedera. Meskipun tidak memenangkan hati fans, Bale adalah orang Britania paling sukses di Madrid untuk masalah trofi. Bale sudah mendapatkan 5 Champions League, 4 Piala Dunia antarklub, 3 UEFA Super Cup, 3 La Liga, 3 Piala Super Spanyol, dan 1 Copa del Rey.
Jonathan Woodgate
Ketika Jonathan Woodgate dibeli Real Madrid dari Newcastle seharga 18 juta euro, itu membuat banyak orang mengangkat alis. Sebelumnya, ia memang sempat dianggap sebagai bakat menjanjikan ketika masih jadi pemain muda Leeds United.
Woodgate bukanlah bek yang buruk, fans Newcastle dan Leeds bahkan bisa bilang ia pemain yang bagus. Tapi jelas tidak cukup bagus untuk bergabung dengan Real Madrid.
Real Madrid signing Jonathan Woodgate is very surreal 😂 pic.twitter.com/4ZT4dFYi92
— Football Daily (@footballdaily) April 18, 2020
Diperkenalkan Real Madrid pada bulan Agustus 2004, ia justru baru bisa menjalani debut La Liga setahun setelahnya atau tepatnya pada bulan September 2005. Alasannya, ia mengalami cedera setibanya di Bernabeu. Setelah penantian satu tahun, debutnya malah jadi bencana terbesar dalam karirnya.
Di pertandingan melawan Athletic Bilbao, ia sudah mencetak gol bunuh diri hanya dalam waktu 25 menit. Lalu di menit ke-66, ia kembali membuat blunder fatal. Ia membuat pelanggaran yang tidak perlu dengan menyikut pemain Bilbao di tengah lapangan.
#OnThisDay 2005
Jonathan Woodgate made his eagerly anticipated Real Madrid debut. It didn’t go very well…Own goal ⚽️
Sent off 🔴🤦♂️pic.twitter.com/TAP261A9Us— Football Remind (@FootballRemind) September 22, 2022
Itu membuatnya diganjar kartu kuning kedua dan diusir keluar oleh wasit. Setidaknya ia keluar diiringi dengan tepuk tangan para penggemar Real Madrid. Mereka simpatik dengan debut buruknya itu.
Woodgate dikirim balik ke negaranya dengan dipinjamkan ke Middlesbrough di tahun 2006. Satu tahun di sana, ia kemudian hengkang ke Tottenham Hotspurs di tahun 2008. Woodgate pun membawa timnya juara Carling Cup di tahun yang sama.
Michael Owen
Sampai sekarang, kisah Michael Owen di Real Madrid jadi kisah yang disayangkan banyak fans. Ia adalah pahlawan dan legenda di Liverpool ketika usianya masih 20-an tahun. Ia adalah kunci kesuksesan Liverpool dalam mengangkat lima gelar di tahun 2001. Tapi semuanya berubah setelah Owen bergabung dengan Real Madrid di musim panas 2004.
Tidak ada yang bisa menyalahkan keputusan Owen untuk bergabung bersama Madrid saat itu. Ia adalah pemain muda, bertalenta, dan sudah punya Ballon d’Or. Jadi masuk akal jika pemain terbaik masuk ke tim terbaik. Apalagi di masa itu gemerlap Los Galacticos sedang terang-terangnya di Madrid.
🍂 Michael Owen’ın Real Madrid günleri pic.twitter.com/CaSWFV2igk
— Skorer (@skorerrcom) June 30, 2022
Tapi tidak butuh waktu lama bagi publik Bernabeu merubah sorakan mereka untuk Owen menjadi cemoohan. Ia jadi target utama kritikan para fans dan juga pers karena performanya yang tidak konsisten.
Bukan karena Owen adalah pemain yang buruk. Ia tidak bisa menyesuaikan kehidupannya di Spanyol. Dan itu membuatnya tidak bahagia selama di Madrid. Owen juga terlalu sering duduk di bangku cadangan. Sebagai penyerang, Owen memang kalah populer dengan Ronaldo Nazario dan Raul di masa itu.
Owen hanya bertahan satu musim di Real Madrid. Hanya mencetak 16 gol dari 45 pertandingan bersama los blancos. Ia lebih memilih untuk pindah ke Newcastle daripada harus menghadapi masa depan yang tidak jelas di Spanyol.
Tapi masa jayanya tidak pernah kembali seperti ketika dirinya di Liverpool. Setidaknya Owen bisa meraih gelar Premier League setelah Sir Alex mau menampungnya di Old Trafford.
David Beckham
Pemain Inggris yang bergabung bersama los galacticos tepat sebelum Owen adalah David Beckham. Ia mungkin jadi satu-satunya pemain Britania yang mampu menyaingi kesuksesan atau lebih tepatnya kepopuleran Bale di Bernabeu. Dan mungkin jadi salah satu dari dua pemain Inggris yang bisa membanggakan karirnya di Real Madrid.
Setelah serangkaian kesuksesan dan momen membahagiakan di Manchester United, ia pindah ke Real Madrid. Banyak yang menganggap kepindahan Beckham ke Madrid hanyalah untuk cari cuan. Itu anggapan yang tidak salah, karisma Beckham yang glamor seolah melengkapi citra proyek Los Galacticos.
Tapi bagaimanapun juga, Beckham adalah pesepak bola dengan bakat yang luar biasa. Bersama dengan Ronaldo, Figo, Zidane, ia menaikan pamor La Liga dengan tendangan bebas ikonik dan umpan-umpan cantiknya.
On This Day in 2003 🗓️
David Beckham signed for Real Madrid!
Here is every goal he scored for the Galácticos!pic.twitter.com/fttGas7otY
— Classic Football Shirts (@classicshirts) July 1, 2021
Meskipun jadi superstar dan dicintai para fans, ia tidak mendapatkan banyak trofi di Real Madrid. Salah satu alasan adalah seringnya Madrid gonta-ganti manajer di tiga musim awal Beckham bersama los blancos.
Beckham sempat tersingkir dari skuad utama ketika Fabio Capello datang ke Real Madrid. Namun, ia bisa mendapatkan tempatnya kembali dan pada akhirnya bisa menjuarai La Liga di musim 2006/07. Itu jadi musim terakhirnya di El Real. Beckham melihat kesempatan emas di negeri paman sam. Ia pun hengkang ke LA Galaxy di musim panas 2007.
Steve McManaman
Steve McManaman adalah nama pemain Inggris lain selain Beckham yang dicintai publik Bernabeu. Ia mendapatkan julukan “El Macca” dari para penggemar dan pers Spanyol. Ia datang dari Liverpool di tahun 1999 dengan status bebas transfer.
McManaman sebenarnya datang di periode sulit los balcos. Madrid tidak memenangkan gelar apapun di musim sebelumnya. Tapi di musim pertamanya, McManaman langsung mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Madrid. Sekaligus menjadi man of the match di laga final melawan Valencia.
Ia sebenarnya adalah sayap kanan, tapi dimainkan di tengah semenjak memperkuat El Real. Kemampuannya untuk mengubah posisi itu menjadikannya pemain yang sangat serbaguna. Itulah juga yang membuatnya mendapatkan julukan “The Versatile Englishman.”
This McManaman goal for Real Madrid is one for the ages ☄️pic.twitter.com/BgXmdiMF1C
— GOAL (@goal) January 14, 2021
McManaman kemudian kembali memenangkan gelar Liga Champions dua musim setelahnya. Selain itu juga mempersembahkan dua gelar La Liga, satu UEFA Super Cup, dan satu Piala Super Spanyol. Ironisnya, bergabungnya sang kompatriot, David Beckham itu lah yang membuat posisi McManaman jadi semakin tergantikan. Selain karena usianya yang semakin tua.
Di musim panas 2003, ia kembali ke tanah Inggris untuk memperkuat Manchester City. Sayangnya bergabung dengan Man City sebelum era konglomerat Abu Dhabi adalah keputusan yang salah. Itu bukan musim terbaiknya sebagai pemain sepak bola. Bahkan bisa dibilang, adalah musim terburuknya. Dari 44 penampilannya, ia gagal mencetak sebiji gol pun. McManaman akhirnya gantung sepatu di tahun 2005.
Laurie Cunningham
Laurie Cunningham adalah pemain Britania pertama yang datang ke Real Madrid. Jadi, bisa dibilang ialah yang membuka jalan bagi pemain-pemain yang disebutkan dalam daftar ini tadi. Tapi kisahnya lebih bisa diingat sebagai kisah tragis daripada cerita yang heroik.
Dribbler yang elegan dengan kemampuan satu lawan satu yang mematikan. Adalah kalimat yang pantas untuk menggambarkan gaya bermainnya. Bukan hanya pemain Inggris pertama yang memperkuat Real Madrid, Cunningham juga salah satu pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk timnas Inggris.
Laurie Cunningham is recognised as the first black player to professionally represent England at any level.
Real Madrid paid a club record fee for his signing, & he also played for teams such as Man Utd, Leicester & Leyton Orient:https://t.co/pwRoaLhvN8#WhiteboardFootball pic.twitter.com/HfnzW6pFuv
— Tifo Football (@TifoFootball_) September 4, 2019
Ia datang ke Bernabeu jauh sebelum era galacticos. Yaitu di tahun 1979, dari West Bromwich Albion dengan harga 1,17 juta euro. Jumlah transfer yang memecahkan rekor transfer baik West Brom maupun Madrid saat itu. Ia pun langsung mendapatkan julukan “permata hitam” dari publik Bernabeu. Cunningham juga mendapatkan gelar Liga Spanyol di musim pertamanya. Kemudian memenangkannya lagi di musim 1981/82.
✨ 32 años sin Laurie Cunningham.#RMHistory | #RealMadrid pic.twitter.com/gwk3xxNUFl
— Real Madrid C.F. (@realmadrid) July 15, 2021
Sayangnya kisah Cunningham berubah jadi kisah tragis tak lama setelahnya. Meskipun awal karirnya sangat menjanjikan, pembunuhan dua putri dan saudari iparnya membuat Cunningham tertekan. Real Madrid pun meminjamkannya ke Manchester United, dimana ia bisa berada dekat dengan rumah.
Meskipun begitu, ia tidak bisa kembali ke performa puncaknya. Setelah masa peminjaman di Manchester habis, Cunningham dijual ke Marseille sebelum kembali berpindah-pindah klub eropa. Pada tanggal 15 juli tahun 1989, ia meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.
Sumber referensi: Goal, Real Madrid, Transfermarkt, ESPN, Planet, Sun, 442, BBC