Skuad Chelsea sedang mengalami turbulensi hebat. Di laga final Carabao Cup melawan Manchester City, terjadi sebuah aib yang kemungkinan besar telah mencoreng nama baik tim. Di laga yang sebenarnya berjalan sesuai rencana Maurizio Sarri tersebut, terdapat sebuah insiden yang agaknya akan dikenang hingga beberapa dekade mendatang.
Kepa Arrizabalaga, kiper yang mampu menjaga gawangnya dari kebobolan sepanjang waktu normal dan babak ekstra, menolak melangkah ke luar lapangan saat Sarri sudah menyiapkan Willy Caballero untuk menghadapi adu penalti.
Tindakan Kepa dinilai arogan, memalukan, dan banyak yang menganggapnya tak pantas lagi bermain bagi Chelsea. Lantas, kira-kira apa yang akan terjadi pada Kepa dalam beberapa minggu ke depan?
Chelsea sebenarnya tampil bagus menghadapi City. Mereka memundurkan pressing hingga 20 meter lebih rendah untuk menghindari terbukanya ruang di lini belakang, untuk menghindari pembantaian seperti saat pertemuan di Etihad dua minggu sebelumnya.
Jadilah skor masih tanpa gol hingga babak tambahan. Hingga menjelang berakhirnya waktu ekstra, Kepa Arrizabalaga sudah dua kali mendapatkan perawatan karena kram. Dengan kondisi seperti itu, ditambah dengan catatan lumayan kiper cadangan Willy Caballero kala menjalani adu penalti, Sarri memilih melakukan perubahan Van Gaal-esque dengan mengganti Kepa di menit terakhir babak ekstra.
Di luar dugaan, Kepa berteriak bahwa ia baik-baik saja dan menolak diganti. Pendirian Kepa membuat Caballero berdiri awkward di samping ofisial keempat, sementara Sarri mencak-mencak menjerit, “keluar kau! Keluar kau!”. Sarri bahkan sampai menurunkan resleting jaketnya dan melangkah ke pintu keluar.
Wasit Jon Moss menhampiri Kepa lalu Sarri, berujar bahwa jika Sarri keluar stadion, itu akan jadi sinyal buruk bagi tim. Kepa akhirnya tetap bertahan di lapangan. Jelang adu penalti, bek Antonio Rudiger menghalangi Sarri untuk mengonfrontasi Kepa.
So, adu penalti berlangsung dengan kemenangan berada di pihak City. Kepa jadi tersangka kekalahan lantaran tak mampu menepis penalti pelan Sergio Aguer. Masa depan Sarri makin tak jelas, tapi, nasib Kepa lebih mendesak untuk dibicarakan.
Eks striker timnas Inggris, Chris Sutton, menyebut aksi Kepa sangatlah memalukan. Sutton menyebut Kepa tak boleh membela Chelsea lagi. John Terry, eks kapten Chelsea, berujar Kepa seharusnya menuruti Sarri. Menurutnya, jika Kepa ingin protes, ia tak boleh melakukannya dengan menolak diganti. Terry lantas menyarankan agar Sarri berbicara dengan Kepa di ruang ganti saat itu juga.
Di internet, banyak meme sudah beredar yang menertawakan Kepa, termasuk yang menyebut bahwa Kepa akan dipinjamkan selama sepuluh tahun ke feeder club Vitesse Arnhem.
Yang jelas, sebagai seorang pelatih, Sarri tak boleh kehilangan wibawa. Hal pertama yang paling mungkin dilakukannya adalah membekukan Kepa. Ia juga harus mengambil hati para pemain senior, terutama David Luiz, untuk memastikan skuad masih berada dalam kontrolnya.
Saat ini, manajemen Chelsea belum memberikan pernyataan perihal insiden Kepa. Harus diakui, nasib Sarri sendiri belum dipastikan aman. Mungkin saja akan muncul situasi “Kepa yang pergi atau Sarri yang pergi” beberapa waktu mendatang.
Dalam beberapa pekan ke depan, akan sangat wajar jika Kepa tak muncul dalam skuad pertandingan The Blues. Sementara Caballero akan terus bermain, Sarri juga punya pekerjaan tersendiri, yakni mengembalikan performa Chelsea.
Ya, insiden Kepa barangkali merupakan titik didih dari serangkaian hasil buruk akibat Sarri yang keras kepala menerapkan strategi yang dibawanya dari Italia. Jika hasil-hasil baik tak kunjung datang, bukan tak mungkin aksi pembangkangan seperti yang dilakukan Kepa akan terus bermunculan.
Ingat, Jose Mourinho dan Antonio Conte keluar dari Chelsea karena kuatnya “player power” yang melingkupi para pemain Chelsea…