Selama kurang lebih satu tahun setengah, Marselino Ferdinan yang kala itu berseragam KMSK Deinze jadi salah satu representatif Indonesia di persepakbolaan Belgia. Namun, dengan bergabungnya Marceng ke Oxford United, banyak yang mengira bahwa aroma Indonesia di Belgia akan semakin luntur.
Tapi perkiraan itu ternyata salah besar. Tanpa kehadiran Marselino, sepakbola Belgia justru semakin diwarnai dengan aksen-aksen Indonesia. Bukan cuma pemain saja, melainkan juga ada klub yang dihidupi oleh pengusaha asal Indonesia. Mau bukti? Berikut adalah bukti bahwa aura Indonesia yang semakin kuat di Liga Belgia, meski tanpa Marselino.
Daftar Isi
Marselino ke Inggris
Marselino sendiri jadi pemain kelahiran Indonesia pertama yang berkarir di Belgia. Selama berseragam klub kasta kedua Liga Belgia itu, Marselino mengaku telah merasakan perkembangan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Entah itu secara teknik, pengambilan keputusan, atau kekuatan fisik.
Meski berkarir di Belgia adalah sesuatu yang patut dibanggakan, Marselino cukup bermasalah dengan menit bermain. Cedera, keputusan pelatih, dan persaingan di skuad utama yang ketat jadi batu sandungan yang menghalangi perkembangan Marselino. Oleh karena itu, dengan bergabung Oxford, klub yang dimiliki Erick Thohir dirinya berharap bisa mendapat menit bermain yang lebih baik.
Promosinya FC Dender
People come and go. Jika ada yang pergi, pasti ada yang datang. Marselino boleh pindah ke Inggris, tapi trah Indonesia tetap terjaga dengan baik di Liga Belgia karena banyak yang menggantikan. Salah satunya dengan promosinya FCV Dender ke kasta tertinggi. Itu menjadi bukti bahwa pengaruh Indonesia akan semakin kuat di Liga Belgia musim 2024/25.
Jika kalian belum tahu, FCV Dender merupakan salah satu klub Eropa yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia. Sosok kuat di balik keberhasilan Dender menembus kasta tertinggi Liga Belgia adalah Sihar Sitorus. Salah satu orang penting yang berkecimpung di dunia bisnis kelapa sawit dan politik di Indonesia.
Soal seberapa kaya dan bagaimana Sihar Sitorus mengelola FCV Dender, bisa kalian tonton di video Starting Eleven Story sebelumnya. Intinya, dengan adanya FCV Dender di Liga Pro Belgia, itu semakin menguatkan dominasi Indonesia di Belgia. Apalagi, beredar kabar kalau Sihar berkeyakinan untuk terus membantu perkembangan pemain Indonesia melalui segala akses yang dimilikinya di Belgia.
Mendatangkan Oratmangoen
Hal tersebut langsung dibuktikan dengan mendatangkan pemain Indonesia, Ragnar Oratmangoen. Pemain yang murah senyum itu didatangkan dengan status bebas transfer dan diikat kontrak berdurasi dua musim setelah kontraknya diputus oleh klub lamanya, Groningen. Pemilik klub pun turut menceritakan awal mula mengapa memilih Wak Haji sebagai rekrutan baru.
Dilansir Tribun News, Sihar Sitorus mengatakan bahwa salah satu alasannya karena tim kepelatihan FCV Dender membutuhkan pemain dengan tipikal seperti Ragnar Oratmangoen. Mantan pemain Go Ahead Eagles itu merupakan pemain sayap serba bisa. Fleksibilitasnya sangat diperlukan untuk skema permainan Dender musim ini.
Disamping itu, manajemen juga mempertimbangkan faktor lain dalam mengontrak Ragnar. “Mendatangkan Ragnar lebih ke keputusan teknikal. Kalau soal bagus-bagusan, mungkin banyak yang sama bagus atau bahkan yang lebih bagus dari Ragnar. Tapi ya itu tadi, banyak pertimbangan-pertimbangan seperti bujet, timing, kontrak dan lain-lain. Jadi banyak pertimbangannya,” jelasnya.
Lebih lanjut pengusaha kelahiran Jakarta itu sangat percaya dengan pengalaman Ragnar Oratmangoen selama berkarir di Liga Belanda. Sihar percaya bahwa Ragnar bisa membantu FCV Dender tampil kompetitif di Liga Pro Belgia. Mengingat secara kualitas, Liga Belanda lebih bagus ketimbang Belgia.
Bergabung Dender akan jadi petualangan baru bagi Ragnar Oratmangoen. Karena sebelumnya, pria berusia 26 tahun itu belum pernah berkarir di luar Belanda. Hampir seluruh karir profesionalnya dihabiskan bersama klub-klub Belanda, seperti Go Ahead Eagles, Top Oss, Fortuna Sittard, dan Groningen.
Hadirnya Jairo
Bukan cuma Ragnar Oratmangoen yang berstatus pemain baru di Liga Belgia. Jairo Riedewald juga baru saja merampungkan transfernya ke Royal Antwerp. Juara Liga Belgia musim 2022/23 itu mendatangkan Jairo dengan status bebas transfer usai kontraknya tidak diperpanjang oleh Crystal Palace.
Di Royal Antwerp, Jairo Riedewald mendapat kontrak berdurasi setahun alias hingga akhir Juni 2025 disertai dengan opsi perpanjangan selama satu tahun. Tapi apa hubungannya Jairo dengan Indonesia? Sini mimin kasih paham. Jairo merupakan salah satu pemain keturunan Indonesia berlabel Grade A.
Beberapa bulan lalu, Jairo Riedewald sempat ramai diperbincangkan oleh netizen Tanah Air setelah diklaim ingin membela Timnas Indonesia. Mantan pemain Ajax Amsterdam itu memang memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang kabarnya berasal dari Manado. Namun, belum ada tindak lanjut tentang perpindahan kewarganegaraannya.
Karena menaturalisasi Jairo bukan hal yang mudah bagi PSSI. Prosesnya bisa saja sama panjangnya seperti Maarten Paes. Itu karena Jairo tercatat pernah membela Timnas Belanda di ajang Kualifikasi Euro 2016. Meski belum kelihatan nih Jairo bakal berseragam merah putih atau tidak, dirinya tetap menambah sentuhan Indonesia di Liga Belgia.
Berlanjutnya Sandy
Nah, dua pemain baru tersebut nantinya akan menghadapi pemain Timnas Indonesia yang sudah lebih dulu berkarir di Liga Belgia. Siapa lagi kalau bukan si hobi joget, Sandy Walsh. Pesepakbola yang baru saja menunaikan janji suci dengan sang kekasih itu bahkan sudah berkarir di Belgia sejak usia muda.
Meski sempat membela Timnas Belanda usia muda, Sandy merupakan pemain kelahiran Brussel, Belgia. Oleh karena itu, dirinya membangun karir sepakbolanya di Belgia. Klub pertama Sandy adalah Tempo Overijse, lalu mulai mendapat perkembangan yang signifikan ketika membela Genk tahun 2012.
Bersama Genk, Sandy pun mendapatkan kesempatan untuk tampil di skuad utama. Jika ditotal, Sandy sudah membela enam klub Belgia yang berbeda. Asam garam kehidupan sudah pernah dirasakan Sandy selama berkarir di Belgia. Kini, pemain berusia 29 tahun itu berseragam KV Mechelen. Ini jadi musim kelima Sandy membela klub yang bernuansa merah kuning tersebut.
Secara performa, Sandy termasuk konsisten. Dirinya tak tergantikan di skuad utama Mechelen. Dalam empat musim terakhir, menit bermain Sandy selalu di atas 2000 menit per musim. Itu jumlah yang sangat baik bagi pemain tim nasional Indonesia. Sayangnya, Sandy belum pernah memberikan trofi untuk KV Mechelen.
Masih Ada Shayne Pattynama
Di luar nama-nama itu, jangan lupakan bahwa sepakbola Belgia juga masih punya Shayne Pattynama yang kini bermain untuk KAS Eupen. Pemain keturunan Semarang itu menandatangani kontrak berdurasi dua musim pada awal tahun 2024. Sayangnya, Pattynama nggak masuk sirkelnya Sandy Walsh di kasta tertinggi Liga Belgia.
Itu karena Eupen baru saja terdegradasi ke kasta kedua pada akhir musim lalu. Tapi tak perlu khawatir. Walau Pattynama cuma main di kasta kedua Liga Belgia, dirinya masih bisa berpeluang untuk bertanding melawan Ragnar Oratmangoen atau Sandy Walsh di kompetisi Croky Cup. Turnamen ini juga bisa disebut sebagai Piala Belgia.
Ya, kurang lebih statusnya sama seperti DFB-Pokal di Bundesliga atau FA Cup di Liga Inggris. Dengan begitu, hengkangnya Marselino Ferdinan ke Oxford United tidak membuat aroma Indonesia di Belgia menghilang. Bisa dibilang justru makin kental karena ada beberapa tambahan. Abis ini, bisa kali pemain Indonesia pada ngumpul di Serie A. Biar Bang Jay ada temennya.
Sumber: Bola.net, Tribunnews, Pikiran Rakyat, Antwerp Supporter