Arti ‘mes que un club’ Bagi FC Barcelona

spot_img

FC Barcelona sampai saat ini masih disebut sebagai salah satu tim terkuat di Spanyol bahkan Eropa. Kiprah klub asal Catalan ini memang begitu luar biasa. Sejak pertama kali didirikan, Barcelona sudah dikenal sebagai klub yang memiliki karakter kuat. Sebagai salah satu klub terbesar di dunia, Barcelona juga dikenal dengan slogan yang begitu melekat, yaitu més que un club’.

Slogan itu juga terpampang jelas di tribun timur Stadion Camp Nou. Ketika stadion tersebut digunakan untuk pertandingan, tak jarang pula para penggemar membentuk mozaik kertas bertuliskan slogan tersebut.

‘Més que un club’ atau berarti ‘lebih dari sekadar klub’, memiliki makna luar biasa bagi warga Katalan. Sejak pertama kali Barcelona didirikan, klub tersebut tak ubahnya menjadi alat perlawanan bagi pemimpin Spanyol saat itu, Jenderal Franco. Warga Katalan tidak merasa menjadi bagian Spanyol karena mereka lebih sering dijajah oleh negara tersebut.

Ketika itu, Franco melarang adanya bendera Katalan dan sekaligus bahasa daerah setempat. Lebih dari itu, warga Katalan semakin geram dengan Franco, setelah presiden Barcelona, Josep Sunyol, ditembak mati pada tahun 1936 karena dianggap telah menyiratkan olahraga dengan urusan sosial dan budaya Katalan.

Melalui klub yang dibentuk, warga Katalan memiliki sedikit tenaga untuk bisa membangun kejayaannya sendiri.

Bicara tentang més que un club’, ungkapan tersebut pertama kali diperkenalkan oleh presiden Barcelona, Narcis de Carreras, pada 17 Januari 1968. Melalui ucapannya ketika itu, més que un club’ pun menjadi simbol Barcelona yang sampai saat ini masih terus berkibar.

Namun perlu diketahui pula bahwa ungkapan tersebut baru benar-benar populer pada masa kepresidenan Agusti Montal pada tahun 1973.

Sedari awal, Barcelona dengan slogan nya itu memang sudah dirancang sebagai simbol perjuangan.

Pada tahun 1975 setelah kematian Jendral Franco, Barcelona semakin mempertahankan komitmen sosialnya. Sembari mengikuti era yang terus bergulir, Barcelona semakin melebarkan sayap dan terus berkembang menjadi klub yang diminati banyak pecinta sepakbola.

Selain simbol perjuangan dari warga Katalan, Barcelona juga sekaligus menjadi simbol kemanusiaan setelah mereka berpegang teguh pada prinsip anti sponsor, karena mereka tidak mau menodai salah satu simbol perlawanan tersebut. Sekalinya mendapatkan sponsor, Barcelona juga hanya mengambil UNICEF, yang kita tahu merupakan lembaga amal untuk anak-anak.

Bekerja sama dengan UNICEF yang dimulai pada tahun 2006 pun semakin membuat slogan Barcelona yang lebih dari sekadar klub terbukti. Pasalnya, dalam kerjasama itu, justru Barcelona yang mendonasikan sekitar 1,5 juta euro per tahun kepada UNICEF, melalui Barcelona Foundation. Dengan itu, maka boleh dibilang bila Barcelona lah yang menjadi sponsor UNICEF, dan bukan sebaliknya.

Selain menjadi klub yang justru mensponsori sebuah lembaga anak-anak, Barcelona dengan slogan andalannya juga menjadi tim yang banyak menelurkan bakat spesial dari akademinya sendiri.

Di era sekarang ini, seperti diketahui, banyak klub yang hanya mengandalkan uang untuk mengumpulkan bakat dunia. Jarang dari mereka yang mau membangun bibit-bibit sejak dini untuk kemudian dimasukkan ke tim senior.

Apa yang dilakukan Barcelona itu pun menjadi sebuah perlawanan dari klub rival Real Madrid, yang disaat yang sama, klub ibukota itu justru jor-joran membeli pemain dengan proyek galactico nya. Barca mengatakan bila mereka tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk membeli pemain bintang hanya untuk meraih gelar juara. Pasalnya dari didikan akademi saja, mereka sudah mampu menghasilkan pemain-pemain berkualitas.

Apa yang dikatakan di atas pun benar. Di Era 2000 an ketika itu, Barcelona mampu menjadi tim dengan kekuatan luar biasa. Meraih gelar juara Liga Champions Eropa pada tahun 2006, mereka kemudian mampu meneruskan kejayaan di tahun 2009, dimana tiga gelar prestise dalam satu musim berhasil dilahap. Susunan pemainnya? Ada banyak pemain jebolan akademi, termasuk Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan yang hingga kini masih tersisa, Lionel Messi.

Menariknya, pada tahun 2009 ketika mereka berhasil meraih treble winner, tak hanya pemain saja yang banyak berasal dari akademi klub, namun juga pelatih, Pep Guardiola, yang kita tahu merupakan produk La Masia.

Puncak dari betapa hebatnya akademi La Masia sendiri adalah ketika Barcelona bermain dengan 11 pemain La Masia pada 25 November 2012, di laga melawan Levante. Di laga tersebut, sejak menit ke-14, Barcelona bermain dengan produk La Masia di dalam lapangan setelah Martin Montoya masuk menggantikan Dani Alves yang cedera.

Selain banyak mengorbitkan pemain hasil kreasi sendiri, Barcelona juga punya filosofi permainan luar biasa. Barcelona dikenal sebagai tim yang mengandalkan serangan untuk meraih kemenangan. Serangan disebut sebagai simbol perjuangan, maka dari itu, mereka anti bila harus bermain dengan cara bertahan. Menurut mereka, bertahan berarti kalah, sementara menyerang benar-benar mewakili apa yang selama ini menjadi karakter dari klub.

Namun ternyata, apa yang sudah dibangun sejak dahulu kala mulai luntur tergerus jaman. Tepat setelah Joan Laporta digantikan Sandro Rosell, semua yang ada dalam tubuh Barcelona banyak yang berubah.

Langkah pertama yang membuat slogan tercinta luntur adalah, Barcelona di tahun 2012 resmi menandatangani kontrak dengan Qatar Foundation. Menurut kabar, keduanya menjalin kerjasama senilai 150 juta euro, yang merupakan nilai terbesar dalam sejarah sepakbola.

“Dengan ini, Barcelona menjadi klub dengan sponsor terbesar dalam sejarah sepak bola – dan dalam keadaan krisis ekonomi,” kata wakil presiden, Javier Faus.

Dengan nilai kontrak yang begitu besar, logo Qatar Foundation terpampang jelas di jersey bagian depan Barcelona. Sementara UNICEF berpindah ke belakang, tepat di bawah nomor punggung pemain. Namun meski mulai memberlakukan sistem seperti tim-tim besar lainnya, Qatar Foundation tetap membantu Barcelona dalam keikutsertaannya memajukan pendidikan, pengetahuan ilmiah, riset dan pengembangan komunitas negara-negara arab yang didirikan pada 1995.

Setelah dua tahun berjalan, Barcelona mulai beralih ke Qatar Airways di bagian depan seragam, dan hal itu benar-benar membuat klub memecahkan tradisi sejak lama.

Dari segi pemain, sejak mulai bekerjasama dengan sponsor, Barcelona juga tidak banyak lagi mengandalkan pemain-pemain akademi. Mereka mulai mendatangkan sejumlah bintang, dengan harga yang tidak murah.

Sejumlah nama besar yang didatangkan Barcelona dengan dana tak terbayang adalah Neymar Jr, Ousmane Dembele, Malcom, Philippe Coutinho, dan Arturo Vidal.

Tak hanya dari sektor tersebut, gaya permainan Barcelona yang dikenal menyerang juga terus pudar. Terlebih saat mereka dilatih oleh Ernesto Valverde. Seperti diketahui, Valverde merupakan pelatih yang lebih mengedepankan keseimbangan tim daripada sepakbola indah nan menyerang seperti yang sebelumnya sudah dikenal luas.

Kini, di tengah kondisi klub yang mulai kehilangan identitas, masihkah slogan ‘mes que un club’ lekat dengan Barcelona?

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=BagxsZr_zDA[/embedyt]

 

Sumber referensi: panditfootball, footballtribe, box2box

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!

Glory Glory Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Magnificent 7 Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Back Home Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000

Artikel Terbaru