Setelah nyaris menjuarai Premier League musim lalu, Arsenal akhirnya kembali ke panggung Liga Champions Eropa. Setelah absen 5 musim lamanya, musim 2023/2024 adalah kali pertama bagi The Gunners menginjakkan kakinya lagi di UCL.
Kontestan lain mungkin butuh waktu untuk beradaptasi kembali. Namun, tidak dengan The Gunners. Pasukan Mikel Arteta berhasil mengatasi persaingan di Grup B, yang diisi oleh PSV Eindhoven, RC Lens, dan Sevilla, dengan hasil yang impresif.
Setelah membuka matchday pertama dengan menang telak 4-0 atas PSV, Arsenal memang sempat tersengat tatkala takluk 1-2 dari RC Lens di matchday kedua. Namun, setelah itu The Gunners mampu dua kali menumbangkan Sevilla, membantai RC Lens 6-0 dan menutup fase grup dengan hasil imbang di kandang PSV.
Hasil-hasil tersebut membuat Arsenal lolos ke babak 16 besar UCL musim ini dengan status juara grup. Baru kembali ke UCL dan langsung lolos lagi ke babak 16 besar, bahkan dengan status juara grup menunjukkan setinggi apa kelas The Gunners.
Akan tetapi, menjelang laga hidup dan mati di babak 16 besar UCL yang tinggal menghitung hari itu, Arsenal punya tembok tebal yang harus dirobohkan. Selama 7 musim beruntun, terhitung dari musim 2010/2011, Arsenal punya rekor buruk di fase gugur UCL, yakni selalu terhenti di babak 16 besar.
Kali terakhir The Gunners mampu menginjakkan kakinya di babak perempat final terjadi di musim 2009/2010. Kala itu, mereka berhasil menang atas FC Porto dengan melakukan comeback di leg kedua.
Keuntungan Arsenal Berjumpa Dengan Porto
Takdir memang punya jalan yang unik. Arsenal dipertemukan kembali dengan FC Porto di babak 16 besar UCL musim ini. Bagai red carpet bagi pasukan Mikel Arteta, hasil undian tersebut memberi Arsenal dua keuntungan.
Pertama, Arsenal punya keunggulan head-to-head. Arsenal dan FC Porto sudah pernah berjumpa sebanyak 6 kali. Dalam enam pertemuan tersebut, Arsenal unggul dengan 3 kemenangan berbanding 2 kemenangan milik Porto. Selain itu, Arsenal juga unggul soal produktivitas gol, yakni 12 berbanding 4.
Kedua, FC Porto semacam kuncen di fase gugur UCL. Dalam 3 penampilan terakhir mereka di babak 16 besar UCL, tim yang bisa mengalahkan FC Porto akan mampu melaju hingga partai final dan keluar sebagai runner-up. Juventus di musim 2017, Liverpool di musim 2018, dan Inter Milan di musim 2023.
Kini, tim yang akan menghadapi Porto di babak 16 besar UCL musim ini adalah Arsenal. Lalu, apakah ini pertanda baik bagi Arsenal dan tiket yang menggaransi The Gunners untuk melaju hingga partai final UCL musim ini?
Tak bisa dipungkiri memang kalau Arsenal lebih difavoritkan ketimbang FC Porto. Apalagi setelah menilik head-to-head dan rekor di babak 16 besar UCL. Klub berjuluk Dragões itu dalam posisi yang tak diunggulkan.
Secara nilai skuad, Arsenal juga lebih unggul ketimbang Porto. Nilai pasar dari total pemain Arsenal mencapai 1,12 miliar euro. Sedangkan nilai pasar dari skuad Porto cuma mencapai 257,1 juta euro saja. Meski secara head-to-head hingga nilai pasar FC Porto kalah dari Arsenal, tetapi pasukan Sérgio Conceição jelas tak mau menyerah sebelum berperang.
Peluang FC Porto
Layaknya Arsenal, langkah FC Porto lolos ke fase gugur UCL musim ini juga cukup mulus. Kalah head-to-head dari Barcelona yang dua kali mengalahkan mereka, Porto yang berhasil meraih 4 kemenangan dari Shakhtar Donetsk dan Royal Antwerp, lolos dari Grup H dengan status runner-up grup.
Secara agresivitas, Porto juga tak terlalu jomplang dibanding Arsenal. Sepanjang babak grup, Porto mampu menghasilkan 15 gol, lebih sedikit 1 gol dibanding Arsenal. Soal jumlah tembakan tepat sasaran, Porto malah lebih unggul, yakni 6,8 shots on target perlaga. Sementara Arsenal cuma mencetak 5,3 shot on target perlaga.
Akan tetapi, keunggulan dan peluang yang bisa dimanfaatkan FC Porto untuk menjegal langkah Arsenal di babak 16 besar UCL musim ini adalah rekor bagus mereka di kandang. FC Porto akan bertindak terlebih dahulu sebagai tuan rumah leg pertama pada 22 Februari esok, sebelum melawat ke markas Arsenal di leg kedua pada 13 Maret mendatang.
Porto adalah tim yang tergolong dalam kategori jago kandang. Estadio do Dragao jadi tempat yang cukup angker bagi tim tamu. Saat naskah ini dibuat, Porto unbeaten dalam 9 laga kandang terakhir.
Selain rekor bagus di laga kandang, peluang berikutnya yang bisa dimanfaatkan FC Porto adalah skuad yang lebih sehat. Saat naskah ini dibuat, pemain Porto yang dipastikan absen di leg pertama kontra Arsenal cuma sang wakil kapten, Ivan Marcano.
Sementara di kubu Arsenal, meski Jurrien Timber, Thomas Partey, Fabio Vieira, dan Gabriel Jesus telah disertakan kembali dalam daftar skuad UCL dan ada kemungkinan bakal dibawa terbang ke Portugal, tetapi keempatnya masih diragukan tampil. Begitu pula dengan Emile Smith Rowe dan Oleksandr Zinchenko.
Peluang tersebut harus dimanfaatkan dengan sangat maksimal oleh FC Porto ketika bermain di Estadio do Dragao. Sebisa mungkin, mereka harus menang dengan skor yang meyakinkan agar bisa bermain lebih safe di leg kedua nanti. Pasalnya, Porto punya rekor buruk di kandang Arsenal. Porto selalu kalah dan belum pernah sekalipun membobol gawang Arsenal dalam 3 laga tandang di Emirates Stadium.
Pelatih Sérgio Conceição juga punya PR soal pertahanan. Di liga domestik, Porto boleh keluar sebagai tim dengan pertahanan terbaik, tetapi di UCL mereka bukan yang terbaik.
Lini bertahan Porto yang digawangi Wendell, Fabio Cardoso, Pepe, João Mário, dan kiper Diogo Costa tercatat baru sekali mencatat clean sheets dan kebobolan 1,3 gol perlaga yang jadi terburuk keempat diantara kontestan babak 16 besar UCL musim ini. Maka dari itu, pertahanan yang rapat dan solid adalah harga mati bagi FC Porto ketika menghadapi Arsenal.
Selain itu, Sérgio Conceição juga butuh Galeno, Eduardo Pepê, Francisco Conceição, dan top skor mereka musim ini, Evanilson dalam kondisi terbaiknya. Akan jadi amunisi yang makin lengkap apabila top skor Porto dalam 3 musim terakhir, Mehdi Taremi mampu kembali ke performa terbaiknya.
Arsenal Seharusnya Bisa Kalahkan Porto
Sementara di kubu Arsenal, pasukan Mikel Arteta tengah dalam mood dan form yang apik. Apabila mereka mampu memperlihatkan performa yang sama seperti saat mereka mengalahkan Liverpool 3-1 dan membantai West Ham United 6-0, FC Porto seharusnya juga bisa mereka atasi dengan cukup mudah.
Ditambah lagi, Arsenal punya Bukayo Saka dan Leandro Trossard yang tengah on fire. Di atas kertas, lini depan The Gunners sedang tajam-tajamnya. Jangan lupakan pula Declan Rice yang tanpa terasa sudah mencetak 6 asis, menyamai catatan sang kapten Martin Ødegaard.
Jika ada satu kendala bagi The Gunners, maka itu adalah soal pengalaman dan mental. Bagi mayoritas pemain Arsenal, laga kontra FC Porto akan jadi pengalaman pertama mereka mentas di fase gugur UCL. Hal yang sama juga berlaku bagi Mikel Arteta. Satu kesalahan konyol akan berdampak sangat fatal di sini.
Bagaimanapun, UCL adalah panggung magis yang kerap menghadirkan kejutan. Lalu, apakah FC Porto akan membuat kejutan dengan menjegal langkah Arsenal? Atau apakah Arsenal mampu mengikuti jejak Juventus, Liverpool, dan Inter Milan yang sanggup melaju hingga final UCL setelah mengalahkan Porto di babak 16 besar?
Referensi: UEFA, Fotmob, Football London, Standard.