North West London Derby, pertarungan antara Chelsea vs Arsenal jilid pertama musim ini akan segera tersaji. Ungkapan “London Is Red” atau “London Is Blue” musim ini, akan segera terjawab di Stamford Bridge pada Minggu malam, 6 November 2022.
Pasukan The Gunners dan The Blues musim ini tentu berubah, namun rivalitas antar keduanya tetaplah bersemai. Chelsea yang kini hidup dengan “Potterball” akan menjamu tamu agung sang pemuncak klasemen sementara Liga Inggris. Jika dilihat dari performa terakhirnya, mampukah pasukan Arteta dengan mudah menghancurkan pasukan baru Graham Potter?
Daftar Isi
Rivalitas “Buatan” Di London
FYI aja, rivalitas antara Arsenal dan Chelsea ini dikategorikan masih seumur jagung. Baru di awal 2000-an rivalitas ini muncul ke publik. Rivalitas itu dibangun hanya karena faktor prestasi bukan akar sejarah klub. Kalau dari akar sejarah, rival Arsenal yang sebenarnya hanyalah Spurs. Sedangkan Chelsea dengan Queens Park Rangers maupun Fulham.
🚨 THE FAMOUS CFC! 🚨
🎙 EP 5: The Arsenal Roast
🗣 Ft. @RickGlanvill & @GeeBar1— History of the Rivalry
— Did Arsenal Inspire The Creation of Chelsea?
— Counting The Trophies
— Turning the Tide Under Abramovich
— Iconic Moments Over The Years🎧 https://t.co/XENgQB2AS5 pic.twitter.com/jQxkhlviBQ
— London Is Blue Podcast ⭐️⭐️ (@LondonBluePod) October 28, 2022
Rivalitas North West London Derby sebenarnya terletak pada siapa yang dianggap paling sukses di London pada dua dekade terakhir ini. Maklum, Arsenal dulu di era Wenger selalu mendominasi berbagai gelar dan berpredikat “Pride Of London”.
Namun, sejak datangnya Roman Abramovich di Chelsea, semuanya jadi berubah. Arsenal dan Wenger merasa terusik karena ada klub London lainnya yang mulai menyaingi. Terlebih sejak kedatangan Mourinho, rivalitas keduanya jadi makin panas.
Mourinho vs. Wenger. #PL30 pic.twitter.com/7Y7sGNLbv0
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) August 15, 2022
Perebutan gelar sebagai Pride Of London pun kini diambil paksa oleh Chelsea. Karena sejak diambil alih Abramovich pada 2003, Chelsea kini total telah mengumpulkan 21 gelar sementara Arsenal hanya mampu menyabet 12 gelar saja.
⚽️ is for everyone. The Pride of London is for everyone. pic.twitter.com/CNwheNzz3B
— Chelsea FC USA (@ChelseaFCinUSA) October 22, 2022
Head To Head
Berkaca pada rivalitas keduanya, mungkin Chelsea kini masih menganggap dirinya sebagai Pride Of London. Karena tak dipungkiri beberapa musim terakhir mereka lebih berjaya. Sedangkan Arsenal pasca Wenger masih mencari bentuk dengan membangun tim di beberapa tahun terakhir.
Namun kini semuanya sudah berubah. Giliran Chelsea yang sedang mengalami gelombang perubahan besar dari era Tuchel ke era Potter. Sementara Arsenal, kini sedikit banyak mulai mengunduh hasil berkat perubahan yang mereka bangun beberapa tahun terakhir ini bersama Arteta.
North West London Derby jilid pertama ini akan dihelat di Stamford Bridge terlebih dahulu. Berkaca pada head to head di Stamford Bridge, Arsenal ini sejak dipegang Arteta ternyata tak pernah mengalami kekalahan. Terakhir, musim lalu Arsenal menang dengan skor 2-4.
FT: #Chelsea 2-4 Arsenal pic.twitter.com/FAHkJBjrta
— Absolute Chelsea (@AbsoluteChelsea) April 20, 2022
Sedangkan kalau dilihat dari segi head to head pada lima pertemuan terakhir mereka, total Chelsea menang dua kali dan Arsenal menang tiga kali. Kemenangan terakhir Arsenal atas Chelsea terjadi Juli lalu di Florida Cup dengan skor 4-0.
Three games. Nine goals. Three wins.
🇺🇸 USA: ✅ pic.twitter.com/OuRXsXau0w
— Arsenal (@Arsenal) July 24, 2022
Nasib berbeda pun dialami keduanya di catatan lima pertandingan terakhir di Liga Inggris. Arsenal di lima pertandingan terakhirnya di Liga Inggris mampu empat kali menang dan hanya satu kali seri 1-1 melawan Soton. Sedangkan Chelsea mampu dua kali menang, dua kali seri, dan satu kali kalah. Namun, satu kali kekalahan Chelsea itu diterimanya dengan pahit setelah dibantai Brighton 4-1.
FT: Brighton 4-1 Chelsea
Graham Potter is handed his first Chelsea loss by his former club 😬 pic.twitter.com/A64oWR6InX
— B/R Football (@brfootball) October 29, 2022
Kondisi “Potterball” Di Chelsea Yang Sedang Inkonsisten
Kekalahan Chelsea itu sontak banyak disorot jelang melawan Arsenal ini. Pelatih baru mereka, Graham Potter ternyata masih belum bisa dikatakan berhasil dalam transisi pergantian pelatih Chelsea. Potter dengan gaya permainan Potterball masih mencari bentuk penyesuaian yang pas dengan para pemain yang ada di Chelsea peninggalan Tuchel.
Tak heran sistem Potterball sering gonta-ganti formasi tiap pekannya. Baik itu dari awal maupun di tengah permainan. Potter masih meraba dan mencoba beradaptasi menemukan formula yang cocok.
Chelsea are lovin’ life under Potter ball ✨🔵 pic.twitter.com/XU7vg6qZpE
— 433 (@433) October 26, 2022
Sejak dipegang Potter, Chelsea memang hanya sekali kalah. Namun dari segi permainan, belum bisa dikatakan sempurna. Perlahan kekurangan Potterball mulai kelihatan aibnya seperti apa yang terjadi di markas Brighton.
Kombinasi pemainnya pun juga terlihat inkonsisten. Semua pemain Chelsea punya menit bermain di bawah Potter selama ini. Jadi, untuk menentukan skuad inti yang pasti tiap pekannya menjadi susah ditebak. Atau mungkin justru dari susah ditebaknya skuad Potter itu menjadi salah satu jurus andalannya guna menghadapi pasukan Arteta nanti.
Motivasi Arsenal Dan Arteta Untuk Mengamankan Puncak Klasemen
Kekalahan menyakitkan Chelsea atas Brighton, di sisi lain bisa jadi bahan bakar anak asuh Mikel Arteta. Jelas Arteta akan memanfaatkan kondisi Chelsea yang baru saja kalah, sekaligus memanfaatkan mental Potter yang baru keok dari mantan timnya. Terlebih lagi kini The Gunners sedang bangkit kembali mentalnya. Setelah imbang lawan Soton, mereka lekas bangkit dengan mencukur klub yang mengalahkan Liverpool, Nottingham Forest 5-0.
🍿 Highlights are here, Gooners!
📺 Arsenal 5-0 Nottingham Forest 👇 pic.twitter.com/xMicFdYgc3
— Arsenal (@Arsenal) October 30, 2022
Apalagi mereka kini kembali bercokol di puncak klasemen Liga Inggris dengan unggul dua poin atas City. Tentu motivasi Arteta dan pasukannya adalah untuk menjaga puncak klasemen dari cengkraman City sebelum libur Piala Dunia.
10 points difference between Arsenal and Chelsea 👌🏿👌🏿 pic.twitter.com/DmjpUM4nuW
— GOAL Africa (@GOALAfrica) October 31, 2022
Tajuk “Arteta vs Potter” juga menjadi perhatian khusus. Dua pelatih potensial ini akan saling adu taktik di Stamford Bridge nanti. Keduanya kemungkinan akan menerapkan formasi yang berbeda. Potter dengan 3-4-2-1 atau 3-5-2. Sementara Arteta tetap dengan formasi pakemnya 4-2-3-1.
Namun, Arteta kini masih harap-harap cemas karena pilar andalannya, Bukayo Saka cedera di saat laga melawan Forest. Apabila Bukayo Saka tidak bisa turun, ini menjadikan kekuatan Arsenal sedikit berkurang. Sebaliknya, Chelsea masih akan tanpa James, Kante, maupun Koulibaly. Namun kedalaman skuad Chelsea tetaplah mumpuni meskipun kehilangan mereka.
Get well soon, Bukayo Saka 🙏 pic.twitter.com/e8qfo3AJse
— BBC Sport (@BBCSport) October 30, 2022
Entah siapa nanti Starting Eleven yang akan diturunkan Potter. Sebagai catatan saja, ketika Potter tak memasang seorang wingback atau fullback murni itu akan sangat beresiko. Seperti apa yang ia perlihatkan akhir-akhir ini ketika memasang Sterling dan Pulisic yang sangat bernaluri menyerang di sektor wingback.
Christian Pulisic and Raheem Sterling at wing-back for Chelsea tonight… ⚡️ pic.twitter.com/WdXFuYZDqB
— LDN (@LDNFootbalI) October 25, 2022
Area Flank yang ditinggalkan Sterling maupun Pulisic akan mudah dimanfaatkan oleh winger cepat Arsenal seperti Gabriel Martinelli. Memasang Chilwell atau Azpilicueta di sisi wingback akan lebih aman untuk menjaga kedalaman pertahanan The Blues.
Sedangkan dari sisi Arsenal, tentu mereka tetap menikmati dan menjalankan sistem permainan ala Arteta yang sudah mulai terarah. Tinggal efektivitas dari segi finishing yang harus lebih ditingkatkan supaya tak terjadi lagi deadlock seperti ketika di kandang Soton.
Mikel Arteta admitted he was frustrated with Arsenal’s 1-1 draw against Southampton 😤
🗣️’We had the big chances to put them away and we didn’t!’ pic.twitter.com/xU5xUNeE7t
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) October 23, 2022
Berkaca pada situasi dan kondisi terakhir, Arsenal tampaknya sedikit diunggulkan murni karena mereka lagi naik performanya maupun mentalnya. Namun jangan juga meremehkan efek kejut Potterball di Chelsea. Bisa saja kalau Arteta lengah, Meriam London akan menjadi korban selanjutnya dari tuah Potterball. Jadi, Minggu malam nanti London Is Blue, ataukah London Is Red?
Sumber Referensi : sportsbrief, aiscore, footballlondon