Melawat ke King Abdullah Sports City, Indonesia berhasil mencuri satu poin setelah menahan imbang Arab Saudi dengan skor 1-1. Walaupun cuma imbang, hasil ini sudah terasa seperti sebuah kemenangan. Terutama bagi fans-fans yang sudah mendukung Timnas Indonesia sejak era kegelapan.
Dari yang awalnya cuma bisa menahan imbang Timnas Singapura atau Malaysia, kini kita bisa menahan imbang tim yang diasuh oleh pelatih yang pernah menjuarai Euro 2020. Biarpun cuma dapet sebiji poin, ini adalah poin penting bagi skuad racikan Shin Tae-yong. Apalagi dengan meraih imbang di laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, Indonesia mengungguli Thailand dan Vietnam.
Hasil imbang melawan Green Falcon juga bisa jadi suntikan motivasi jelang menghadapi Australia di Gelora Bung Karno nanti. Selain berhasil mencuri poin, ada fakta menarik yang tercipta di pertandingan semalam.
Daftar Isi
Berkah Umroh
Hasil imbang yang dibawa pulang Skuad Garuda adalah sebuah sejarah. Ini jadi poin pertama bagi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia ronde ketiga. Pencapaian ini terasa lebih istimewa karena didapat di matchday pertama dan melawan tim tuan rumah pula. Konon, keberkahan ini didapat melalui jalur langit.
Mengapa demikian? Seperti yang sudah banyak disiarkan oleh media-media lokal lainnya, skuad Garuda menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu sebelum memainkan pertandingan melawan Arab Saudi. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mumpung masih di Arab, ya sekalian aja nggak sih? Mungkin itu isi batin para punggawa tim nasional yang beragama Islam.
Hal itu diketahui dari sejumlah video yang beredar di media sosial. Dalam video tersebut terlihat para pemain Timnas Indonesia mulai dari Rizky Ridho, Ragnar Oratmangoen, Ramadhan Sananta, Witan Sulaeman, Nadeo Argawinata, Dimas Drajad, dan beberapa pemain lainnya turun dari bus dengan memakai pakaian ihram.
Momen ini pun dikonfirmasi oleh beberapa pemain. Mereka memposting foto yang menampilkan kebersamaan tim di Masjidil Haram. Kesempatan itu pun dijadikan ajang untuk memanjatkan doa agar mendapat hasil terbaik di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga. Dan ya, Allah langsung menjawab doa-doa mereka dengan memberikan hasil imbang di King Abdullah Sport City.
Penyelesaian Arab Saudi Buruk
Bukan cuma imbang, Indonesia bahkan bisa unggul lebih dulu. Melalui aksi ciamik Ragnar Oratmangoen yang tampil dengan gaya rambut barunya, Indonesia berhasil menjebol gawang Mohammed Al Owais di menit 19. Bola sempat berubah arah karena menyentuh kaki Sandy Walsh. Namun, nama Ragnar tetap tercatat sebagai pencetak gol karena itu sebuah tembakan, bukan umpan.
Gol Wak Haji juga jadi sejarah bagi Indonesia. Dilansir Tribunnews, ini jadi kali pertama Indonesia mencetak gol di kandang Arab Saudi setelah 28 tahun lamanya. Terakhir kali Skuad Garuda mengoyak gawang Arab Saudi di depan pendukungnya sendiri adalah tahun 1996. Saat itu Green Falcon menang 4-1 di laga bertajuk uji coba.
Sementara itu, Arab Saudi butuh lebih dari 25 menit untuk menyamakan kedudukan. Itu pun hasil dari gol nemu alias beruntung. Karena bola sepakan Musab Al-Juwayr berbelok setelah membentur badan Calvin Verdonk. Maarten Paes yang sudah menjatuhkan badan ke kiri pun gagal mengantisipasi bola.
Lucunya, itu adalah sepakan on target pertama dan satu-satunya yang dilepaskan Arab Saudi di babak pertama. Ternyata, penyelesaian skuad racikan Roberto Mancini sangat buruk di pertandingan semalam. Dilansir Fotmob, Green Falcon memang melepas 18 tembakan, tapi hanya tiga yang menyasar gawang Maarten Paes.
Debut Heroik Maarten Paes
Meski begitu, bukan berarti gawang Bang Paes minim ancaman. Di laga debutnya, Paes dipaksa jatuh bangun agar Indonesia terhindar dari kekalahan. Praktis, setelah Thom Haye ditarik keluar pada menit 59, gawang Indonesia terus dibombardir oleh Arab Saudi. Bahkan Paes nyaris menandai debutnya dengan blunder konyol.
Pada menit ke-77, ia melakukan kesalahan saat menerima bola di area sendiri. Paes coba memainkan bola namun kontrolnya kurang cermat, sehingga diserobot penyerang Arab Saudi, Firas Al Buraikan. Terlihat sedikit panik, Paes pun berusaha menyapu bola. Namun, aksi itu justru dianggap sebuah pelanggaran oleh wasit dan Arab Saudi pun dihadiahi penalti.
Namun, ceritanya tak berhenti di situ. Kiper FC Dallas itu langsung membayar kesalahannya secara kontan. Menghadapi algojo Arab Saudi, Paes dengan tenang menebak tendangan Salem Al-Dawsari. Seketika Paes pun mengalami situasi From Zero to Hero dan sukses menciptakan panggungnya sendiri.
Penjaga gawang FC Dallas itu kemudian melanjutkan momentum apiknya, dengan melakukan tiga penyelamatan penting di sisa waktu pertandingan. Keberhasilan Paes bangkit dari kesalahan telah menjaga skor 1-1 bertahan hingga peluit akhir. Curiga Bang Paes tuh sengaja bikin penalti biar bisa pamer skill. Ku kira cupu ternyata cuma ngetes ilmu.
Statistik Calvin Verdonk
Tapi bukan cuma Maarten Paes saja yang mencatatkan performa apik di lini bertahan. Hampir semua pemain juga berjibaku menghadapi gempuran Arab Saudi. Jika melihat statistik, Indonesia bahkan unggul di segala macam statistik bertahan. Entah itu intersep, sapuan, tekel, dan lain-lain.
Dari seluruh pemain pemain bertahan, ada satu nama yang mencuri perhatian. Dia adalah Calvin Verdonk. Bek NEC Nijmegen itu jadi pemain Indonesia dengan akurasi umpan terbaik di pertandingan tersebut, yakni 81%. Selain itu, Verdonk juga berhasil mencatatkan 100% drible sukses, enam kali intersep, dan memenangkan enam dari tujuh duel yang dihadapi.
Dirinya mampu menunjukan kemampuan reading the game yang bagus. Dilansir Fotmob, meski bertubuh mungil dirinya mampu menang duel dari pemain-pemain Liga Arab Saudi. Itu dibuktikan dengan catatan empat sapuan dan 100% kesuksesan duel udara. Emang nggak salah kalau kita menjulukinya sebagai Dani Carvajal versi kaki kiri.
Statistik Buruk Mancini
Di luar pertandingan tersebut, hasil imbang membuat Roberto Mancini mencatatkan rekor buruk. Dengan begitu, artinya mantan pelatih Inter Milan tersebut belum pernah sekali pun menang kala menghadapi Timnas Indonesia. Tercatat, Mancini sudah dua kali menghadapi Indonesia dan yang pertama masih sebagai pemain.
Seperti yang diucapkan Mancini dalam sesi jumpa pers jelang pertandingan, dirinya mengaku pernah sekali menghadapi Indonesia sewaktu masih jadi pemain Sampdoria. Momen itu terjadi sudah lama sekali, tepatnya 28 tahun yang lalu. Kala itu, Sampdoria menghadapi Timnas Indonesia di Stadion Teladan Medan. Menariknya, Roberto Mancini justru kalah dengan skor 2-1.
Salip Malaysia dan Klasemen Sementara Grup C
Hasil imbang menghadapi Arab Saudi juga membuat Indonesia kian sulit buat disalip oleh Malaysia di peringkat FIFA. Sebelumnya Malaysia diperkirakan menggeser Indonesia, namun setelah laga melawan anak asuh Roberto Mancini, TIm Garuda diperkirakan justru melesat ke peringkat 131 dunia dari 133.
Menahan imbang tim dengan ranking FIFA yang jauh di atas membuat Indonesia mendapat tambahan 6,88 poin sehingga mengoleksi 1.115,61 poin. Dengan begitu, Rafael Struick cs diperkirakan akan menggeser Malaysia, Gambia dan Rwanda. Tak hanya itu, hasil tersebut juga mempengaruhi peringkat Indonesia di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Indonesia berada di peringkat keempat tepat di bawah Arab Saudi. Yang makin bikin bangga, Skuad Garuda mengungguli Australia dan China. Kedua tim menuai kekalahan di pekan pertama Grup C. Tapi yang paling memalukan sih tetep The Socceroos. Jackson Irvine cs kalah 1-0 dari tim non unggulan Bahrain di kandang sendiri.
Melihat situasi ini, Indonesia berpotensi besar meraih kemenangan dan tambahan poin pada matchday kedua menghadapi Australia di Gelora Bung Karno. Jika berhasil menang di laga tersebut, maka jalan Indonesia menuju Piala Dunia 2026 akan semakin terbuka lebar. Semoga King Indo bisa mewujudkannya. Do’a kami selalu menyertaimu wahai garudaku.
Sumber: CNN Indonesia, Kompasiana, Detik, Tribun, Fotmob