Kabar baik datang dari klub kaya baru Newcastle United. Setelah memecat pelatih lawasnya, klub berjuluk The Magpies yang belum lama ini dibeli oleh Pangeran Arab itu tinggal selangkah lagi akan memiliki pelatih anyar.
Dilansir dari SkySports, Newcastle dikabarkan tengah menjalin kontak dengan Eddie Howe. Dikonfirmasi oleh Fabrizio Romano, Newcastle tengah mempersiapkan dokumen dan kontrak resmi untuk mengikat mantan pelatih Bournemouth itu hingga Juni 2024. Kabarnya, kesepakatan verbal sudah dicapai oleh kedua belah pihak.
Newcastle are preparing paperworks and contracts to appoint Eddie Howe as new manager. Deal agreed until 2024, final stages in order to announce the agreement. ⚪️⚫️ #NUFC
Conte & ten Hag were ‘impossible’ targets. Unai Emery refused. Fonseca was in advanced talks then collapsed. pic.twitter.com/MvPL5VcacA
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) November 5, 2021
Daftar Isi
Muncul Tiba-Tiba, Siapa Eddie Howe?
Berita ini jelas jadi kabar baik untuk penggemar Newcastle United yang sudah kepingin melihat timnya segera naik dari zona degradasi. Namun di sisi lain, kabar tersebut sekaligus jadi kabar yang mengejutkan, khususnya bagi mereka yang sudah kebelet untuk menyaksikan Newcastle sebagai tim yang bertabur bintang.
Pasalnya, munculnya nama Eddie Howe sebagai calon kuat pelatih The Magpies tidak pernah diprediksi sebelumnya dan jauh dari berbagai rumor yang bertebaran. Usai dibeli konsorsium asal Arab Saudi, Newcastle yang mendadak kaya santer dikabarkan langsung mengincar beberapa pelatih kenamaan, seperti Frank Lampard, Steven Gerrard, Brendan Rodgers, Lucien Favre, hingga Antonio Conte.
Nama Eddie Howe sendiri sangat minim terdengar. Apalagi, sebelumnya Newcastle United baru saja ditolak mentah-mentah oleh Unai Emery. Usut punya usut, ini bukan kali pertama tawaran Newcastle mendapat penolakan. Sebelum Emery, The Magpies dikabarkan menjalin kontak dengan Paulo Fonseca, tetapi di tengah jalan pembicaraan keduanya runtuh. Pun sama dengan Steven Gerrard yang belum mau hengkang dari Rangers FC.
Unai Emery announces he’s staying: “I’ve decided to stay here. Villarreal is my home and I 100% trust this project. I’m proud of top club interest [Newcastle] but I’m super happy with this club, Roig family, fans and players. See you soon in our stadium”. 🟡 #NUFC #Villarreal pic.twitter.com/KTahQMRcWf
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) November 3, 2021
Maklum, hingga hari ini, Newcastle belum menunjuk seorang direktur olahraga. Padahal posisi tersebut sejatinya sangat vital. Tanpa seorang director of football yang berpengalaman dan punya rekam jejak bagus, mustahil bagi The Magpies untuk dapat menggaet pelatih maupun pemain kenamaan. Itu kenapa tawaran mereka banyak ditolak hingga akhirnya hanya bisa mendapat sosok Eddie Howe.
Sosok Eddie Howe sendiri bukan orang asing di Premier League. Pelatih asal Inggris yang kini berusia 43 tahun itu pernah 5 musim bertahan di Liga Premier bersama tim kecil Bournemouth sebelum mundur di akhir musim 2020 saat tim berjuluk The Cherries itu terdegradasi.
Kelebihan Eddie Howe
Howe pernah dianggap sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Liga Inggris. Anggapan tersebut tak lepas dari jasa besarnya kepada Bournemouth. Ia menghabiskan total 25 tahun kariernya bersama klub tersebut, baik sebagai pemain hingga kemudian menjadi manajer.
Oleh Bournemouth, Eddie Howe diangkat sebagai legenda. Howe mulai menjabat sebagai manajer Bournemouth pada tahun 2008 saat usianya baru 31 tahun. Dengan kondisi finansial klub yang nyaris bangkrut dan harus memulai liga dengan pengurangan poin minus 17, ia berhasil menyelamatkan timnya dari jurang degradasi. Bahkan di musim berikutnya, Howe berhasil membawa Bournemouth promosi ke League One.
Sempat semusim menukangi Burnley, Howe kembali menukangi Bournemouth di musim 2012/2013 dan langsung mengangkat timnya promosi ke divisi Championship. Ia kemudian berhasil mengangkat The Cherries promosi ke Premier League untuk pertama kalinya dalam sejarah di akhir musim 2015.
Eddie Howe & Jason Tindall after guiding Bournemouth to the Premier League. pic.twitter.com/uxcnqpLaKk
— Sky Sports Retro (@SkySportsRetro) November 4, 2021
Dalam kurun waktu 7 tahun, Eddie Howe berhasil mengangkat posisi Bournemouth dari kompetisi League Two ke kompetisi Premier League. Beberapa prestasi individu Eddie Howe bersama The Cherries antara lain, terpilih sebagai Manajer of the Decade di tahun 2015, memenangi LMA Manager of the Year 2015, dan 3 kali mendapat penghargaan Premier League Manager of the Month.
Sebagai pelatih, Howe juga telah banyak mengorbitkan pemain muda berbakat dan mengangkat talenta underrated dari divisi bawah Liga Inggris. Beberapa pemain bertalenta yang pernah ia tangani antara lain, Tyrone Mings, Matt Ritchie, Callum Wilson, Chris Mepham, Nathan Ake, Arnaut Danjuma, dan yang kini tengah panas-panasnya, Aaron Ramsdale.
Eddie Howe signed Danny Ings, Kieran Trippier & Ben Mee for a combined £1m at Burnley (2011/22).
Also signed:
– Callum Wilson (£3m from Coventry)
– Aaron Ramsdale (£800k from Sheff Utd)
– Ryan Fraser (£432k from Aberdeen)
– Josh King (Free from Blackburn)Impressive. #NUFC pic.twitter.com/iaROGNiubS
— NUFCblog.co.uk (@NUFCblogcouk) November 5, 2021
Di musim 2019/2020, Howe dengan berani mendepak kiper senior Artur Boruc dan Asmir Begovic lalu menggantinya dengan Aaron Ramsdale yang kala itu masih berusia 21 tahun. Hasilnya memang tak instan, tetapi kini kita tahu Ramsdale jadi salah satu kiper dengan persentase save terbaik di Liga Inggris.
Dari segi taktikal, Eddie Howe adalah pelatih yang menerapkan gaya permainan menyerang. Ia membuat tim kecil sekelas Bournemouth bermain terbuka dan agresif. Selama 5 musim berkompetisi di Premier League, jumlah gol The Cherries tak pernah kurang dari 40 gol dengan rata-rata mampu mencetak 48 gol permusim. Saat menjuarai divisi Championship saja, pasukan Eddie Howe mampu memproduksi 98 gol dalam 46 pertandingan.
Kekurangan Eddie Howe
Sayangnya, gaya taktik Eddie Howe yang ofensif punya kelemahan. Akibat menyerang secara terbuka, pertahanan Bournemouth jadi terlalu sering kebobolan. Selama 5 musim di Premier League, gawang The Cherries selalu kebobolan lebih dari 60 gol.
Rata-rata kebobolan mereka mencapai 66 gol di tiap musimnya. Bahkan di musim 2018/2019, Bournemouth jadi tim dengan pertahanan terburuk. Gawang mereka bobol 70 kali. Catatan tersebut hanya lebih baik dari Fulham dan Huddersfield Town yang kemudian terdegradasi.
Rekam jejak Eddie Howe tersebut jelas tak bagus bagi Newcastle United. Sebab, kondisi Newcastle saat ini juga tak ada bedanya. Hingga pekan ke-11, gawang The Magpies sudah bobol 24 kali, hanya lebih baik dari Norwich City yang menghuni posisi paling buncit. Artinya, Newcastle adalah salah satu lumbung gol di Liga Inggris musim ini.
Jika Howe jadi dikontrak, serangan Newcastle mungkin akan lebih baik dan produktivitas gol mereka akan meningkat. Sayangnya, kondisi lini belakang mereka mungkin takada perubahan signifikan.
Sunday has seen some big changes in the table 👇 pic.twitter.com/whK5UY6nDp
— Premier League (@premierleague) October 31, 2021
Meski Eddie Howe merupakan pelatih yang punya rekam jejak bagus dalam mengorbitkan pemain bertalenta, tetapi keahlian tersebut mungkin tidak pas dengan profil Newcastle United saat ini. Jika pemilik anyar The Magpies menghendaki timnya jadi tim elit dengan dihuni pemain berlabel bintang, maka sosok Eddie Howe bukanlah sosok yang tepat.
Lagipula, ada kekhawatiran atas kemampuannya untuk mengelola klub dengan perawakan yang lebih besar. Sebab, sepanjang kariernya, Eddie Howe baru menangani 2 tim medioker, yakni Bournemouth dan Burnley. Ditambah lagi ia telah menganggur selama hampir satu tahun. Awal musim ini Howe sebenarnya nyaris menangani Glasgow Celtic, tetapi ia kemudian menolak tawaran tersebut.
Pengalaman Eddie Howe akan jadi sedikit tantangan bagi Newcastle United. Howe belum pernah menangani tim besar. Terkadang pemain yang ia beli juga kurang perform. Pengalamannya di Premier League juga masih minim. Prestasi terbaik Howe hanyalah membawa Bournemouth finish di peringkat 9 Premier League musim 2016/2017.
Apakah Eddie Howe Sosok yang Tepat Buat Newcastle United?
Oleh karena itu, Newcastle United mesti mendukung Eddie Howe dengan sosok di balik layar yang tepat, seperti direktur olahraga yang visioner atau minimal kepala rekrutmen yang jeli melihat pemain berbakat. Tak bisa dipungkiri bahwa The Magpies butuh langsung belanja pemain baru di bursa transfer Januari mendatang untuk memperbaiki skuad mereka yang masih banyak kekurangan. Jika mampu dipenuhi, Howe bisa fokus terhadap pekerjaannya sebagai pelatih kepala.
Tugas pertamanya sudah jelas, yakni mengangkat Newcastle United dari ancaman degradasi. Akan sangat memalukan bukan jika klub sekaya Newcastle harus langsung terdegradasi pasca mendapat suntikan dana yang sangat melimpah. Untuk urusan ini Eddie Howe bisa diharapkan. Sebab, dulu ia pernah berada di posisi yang sama saat menolong Bournemouth dari ancaman degradasi.
Jika Newcastle United berencana untuk membentuk pondasi skuad yang kokoh terlebih dahulu, maka penunjukan Eddie Howe sebagai pelatih anyar rasanya cukup tepat. Pengalamannya dalam melatih banyak pemain underrated bisa membantu kondisi Newcastle saat ini yang terpuruk di zona degradasi.
Jika pemilik anyar The Magpies sangat berorientasi terhadap industri dan bisnis, maka menunjuk Eddie Howe juga merupakan pilihan bijak. Selama menukangi Bournemouth, ia telah banyak menghasilkan keuntungan melalui penjualan pemain yang ia poles.
Pic from @iainbuist1971 of Eddie Howe smiling in the stands. #nufc pic.twitter.com/YoXYj5FGAB
— Lee Ryder (@lee_ryder) November 6, 2021
Eddie Howe sepertinya benar-benar akan jadi pelatih anyar Newcastle United. Terbaru, ia telah terlihat menyaksikan pertandingan Newcatle saat The Magpies bertandang ke markas Brighton. Jika telah resmi, maka ia akan bereuni kembali dengan Matt Ritchie, Ryan Fraser, dan Callum Wilson yang merupakan mantan anak asuhnya semasa di Bournemouth.
Jadi, akan sesukses apa Newcastle United bersama Eddie Howe?
***
Sumber Referensi: Mirror, SkySports, Detik, The Guardian.