Premier League mulai menunjukkan kekejamannya. Musim 2021/2022 baru berjalan 11 pekan, beberapa pelatih sudah kehilangan jabatannya. Terbaru, Dean Smith jadi pelatih kelima yang dipecat klub Premier League.
Pelatih Inggris berusia 50 tahun itu baru saja didepak oleh klubnya, Aston Villa tak lama setelah menelan kekalahan dari Southampton. Smith jadi pelatih kelima setelah Xisco Munoz, Steve Bruce, Nuno Espirito Santo, dan Daniel Farke yang terpaksa kehilangan pekerjaannya di ketatnya persaingan Liga Inggris musim ini.
Managers sacked this season in the Premier League:
• Xisco Munoz 🇪🇸
• Steve Bruce 🏴
• Nuno Espírito Santo 🇵🇹
• Daniel Farke 🇩🇪
• Dean Smith 🏴It’s that time of year 🗓 pic.twitter.com/Gxo6fFpMSQ
— Matchday365 (@Matchday365) November 7, 2021
Terdepaknya Dean Smith sendiri sejatinya menjadi hal yang tidak diduga-duga sebelumnya. Di awal musim, ada harapan dan optimisme tinggi yang dibebankan kepadanya. Apalagi, ia adalah figur penting yang membawa kembali Aston Villa ke pentas Premier League.
Ya, Dean Smith bukanlah orang asing di Villa Park. Ia mulai menjabat sebagai pelatih kepala di musim 2018/2019. Dampak besar langsung ia berikan. Smith menghidupkan kembali nyawa “The Lions” yang sempat meredup saat klub tersebut turun kasta di akhir musim 2016.
Di musim pertamanya, Smith langsung berhasil membawa Aston Villa promosi kembali ke Premier League setelah mengalahkan Derby County 2-1 di laga final play-off. Di musim tersebut, pasukan Dean Smith juga berhasil memproduksi 82 gol dalam 46 pertandingan alias menjadi tim terproduktif ketiga setelah Norwich City dan West Bromwich Albion.
Di musim 2019/2020, Dean Smith langsung berhasil membawa Aston Villa ke final Carabao Cup. Sayang, mereka kandas 1-2 dari juara bertahan Manchester City. Sementara musim lalu jadi pencapain tertinggi Dean Smith di pentas Liga Premier. Ia membawa Villa finish di peringkat 11, jauh lebih baik dari musim sebelumnya yang hanya finish di peringkat 17.
Di luar catatan prestasi tersebut, Dean Smith sendiri merupakan pendukung Aston Villa sejak kecil. Ia dan keluarganya juga tumbuh besar mendukung The Lions. Tak bisa dipungkiri kalau ia juga merupakan pelatih terbaik Villa dalam 2 dekade terakhir. Musim lalu, Dean Smith juga memberi Aston Villa kemenangan yang sangat bersejarah. Ia membawa The Lions membantai juara bertahan Liverpool 7-2.
On this day 1 year ago, Aston Villa dismantled Liverpool 7-2!🤯 pic.twitter.com/dz5cZycRRC
— PurelyFootball®️ (@PurelyFootball) October 4, 2021
Lalu, mengapa Aston Villa kini memutuskan untuk memecat Dean Smith yang dulu memberi mereka kenangan manis?
Daftar Isi
Alasan 1: Kekalahan Beruntun dalam 5 Laga Terakhir
Ada 4 alasan kuat yang membuat Aston Villa terpaksa mendepak Dean Smith. Alasan pertama sudah pasti, yakni kekalahan beruntun yang diderita Danny Ings dkk dalam beberapa pertandingan terakhir. Aston Villa selalu menelan kekalahan dalam 5 pertandingan terakhirnya.
LLLLL
Five consecutive defeats for Dean Smith and Aston Villa 😬 pic.twitter.com/8BLNB15kcI
— Goal (@goal) November 5, 2021
Villa seperti mendapat karma usai mempermalukan Ole Gunnar Solskjaer. Di pekan ke-6, mereka berhasil mengalahkan Manchester United di Old Trafford dengan skor tipis 1-0. Usai mempermalukan MU dan Ole di kandangnya sendiri, Aston Villa malah kesulitan memetik poin di pekan-pekan selanjutnya.
The Lions kemudian kalah 2-1 dari Tottenham Hotspur di pekan ke-7, tunduk 2-3 dari Wolverhampton Wanderers di pekan ke-8, dipermalukan Arsenal 3-1 di pekan ke-9, dibantai West Ham United 1-4 di pekan ke-10, dan terakhir kandas di kandang Southampton dengan skot tipis 1-0.
Alasan 2: Catatan Statistik yang Buruk Musim Ini
Selain 5 kekalahan beruntun dalam 5 laga terakhirnya, catatan statistik Aston Villa di awal musim ini juga terbilang buruk. Inilah penyebab kedua yang menjadi alasan dipecatnya Dean Smith dari kursi pelatih.
Hingga pekan ke-11, Aston Villa baru mampu memetik 3 kemenangan dan sudah menelan 7 kekalahan. Lini serang mereka juga tumpul. Danny Ings dkk baru mampu menghasilkan 14 gol saja. Setali tiga uang, lini belakang Villa sangat rapuh dan sudah kebobolan 20 gol. Di jantung pertahanan, kiper Emiliano Martinez seperti bekerja sendirian.
Emi Martinez when he realises it’s not Arsenal’s fault he keeps losing and maybe he’s just not as good as he thought he was pic.twitter.com/v5VndS0dSX
— LUCY♦️ (@afclucyyy) November 5, 2021
Meski mampu mencatat 2,8 saves per laga dan menepis 2 sepakan penalti dengan sempurna, gawangnya sudah bobol 17 kali. Ironisnya, kiper timnas Argentina itu dinilai terkena karma usai ‘sombong’ dan menantang Cristiano Ronaldo di pertemuan mereka di pekan ke-6 Liga Inggris. Usai pertandingan tersebut, Emi Martinez gagal mencatat cleansheet dan kebobolan 13 gol hanya dalam 5 pertandingan.
Alasan 3: Taktik Dean Smith Tak Berjalan
Menurunnya performa Aston Villa musim ini jelas erat kaitannya dengan racikan taktik Dean Smith. Manajemen Villa sepertinya mulai menyadari bahwa taktik sang pelatih tidak berjalan dengan baik. Salah satu ciri khas gaya permainan Dean Smith adalah variasi dan pemanfaatan set piece.
Sudah banyak gol yang dihasilkan The Lions dari berbagai situasi bola mati. Sayangnya, skema serangan tersebut sudah tak banyak menghasilkan gol. Seiring dengan bertambahnya musim, skema taktik set piece ala Dean Smith makin tumpul.
Di musim perdananya melatih Aston Villa, The Lions mampu memproduksi 22 gol hanya dari skema bola mati. Lalu di musim 2019/2020 atau musim debut Dean Smith di pentas Premier League, skema set piece Aston Villa berhasil menghasilan 14 gol. Sementara di musim lalu, Ollie Watkins cs hanya menghasilkan 11 gol dari situasi bola mati.
Kini keampuhan skema serangan tersebut terlihat makin tumpul. Sepertinya, taktik tersebut juga sudah banyak diantisipasi lawan. Buktinya, hingga pekan ke-11, Aston Villa baru menghasilkan 2 gol dari situasi bola mati.
Catatan tersebut jelas jauh dari pencapaian mereka di musim-musim sebelumnya. Padahal manajemen Aston Villa sudah memenuhi permintaan Dean Smith dengan mengontrak Austin MacPhee, pelatih set piece yang khusus didatangkan di awal musim untuk meningkatkan skema serangan tersebut.
Aston Villa have announced the appointment of Austin Macphee as the clubs new specialised set piece coach👀
(Avfc Official) #avfc pic.twitter.com/xFjoFX2g7n
— Villanshub (@villanshub) August 3, 2021
Alasan 4: Gagal Memaksimalkan Potensi Pemainnya
Selanjutnya, yang jadi alasan keempat Aston Villa memecat Dean Smith adalah gagalnya pelatih asal Inggris tersebut memanfaatkan potensi pemain yang ia miliki. Dilihat dari skuad yang dimiliki, Aston Villa sebenarnya punya kekuatan lebih dari cukup untuk mengganggu peta persaingan di papan atas Liga Premier.
Apalagi sejak musim lalu Villa telah mempekerjakan seorang direktur olahraga yang jeli menemukan pemain berbakat dalam diri Johan Lange. Lange yang jauh-jauh didatangkan dari Denmark langsung berhasil membantu Dean Smith dengan mendatangkan Emi Martínez, Matty Cash, Bertrand Traoré, Ollie Watkins, hingga Morgan Sanson yang menelan biaya hingga lebih dari 100 juta euro.
Get us all back to VILLA PARK! 🤩
◉ Emi Buendía ✍🏼
◉ Ashley Young ✍🏼
◉ Leon Bailey ✍🏼
◉ Danny Ings ✍🏼#AVFC #UTV pic.twitter.com/eNO8gCWtBa— Beard Of The Match 🦁🍥 (@BeardOfTheMatch) August 4, 2021
Investasi yang sama kembali dilakukan di awal musim ini. Selepas menjual mahal Jack Grealish, Aston Villa mengeluarkan biaya tak kurang dari 99,82 juta euro untuk mendatangkan Emiliano Buendia, Leon Bailey, Ashley Young, hingga Danny Ings. Atas dasar itulah wajar bila manajemen menuntut hasil yang lebih baik ketimbang musim lalu. Sayangnya, Dean Smith selaku pelatih kepala yang jadi pihak paling bertanggung jawab gagal memenuhi ekspektasi tersebut.
Meski sudah diperkuat nama-nama potensial tadi, posisi Aston Villa di papan klasemen Premier League musim ini justru makin turun ke peringkat 16 dengan hanya mengumpulkan 10 poin dari 11 pertandingan. Oleh karena itu, ketika Dean Smith gagal memaksimalkan potensi skuadnya, manajemen The Lions tak punya jalan lain selain memecat dirinya.
He guided his boyhood club back to the Premier League.
He cemented their top-flight status.
He secured their highest finish in over a decade.
Dean Smith leaves Aston Villa after three years in charge. pic.twitter.com/oI3v9Op5yF
— bet365 (@bet365) November 7, 2021
Ya, pada akhirnya, seperti yang tertuang dalam statement resmi Aston Villa di website-nya, ‘penurunan performa dan belum terlihatnya peningkatan prestasi’ jadi alasan utama di balik pemecatan Deam Smith dari kursi pelatih The Lions.
“Dewan ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Dean atas banyak pencapaiannya yang luar biasa, di dalam dan di luar lapangan, selama ini. Semua orang tahu betapa berartinya Aston Villa bagi Dean dan keluarganya. Dia telah mewakili Klub dengan kehormatan dan martabat. Secara universal disukai dan dihormati oleh semua orang yang terkait dengan Aston Villa; staf, pemain, dan pendukung kami. Kami mendoakan yang terbaik untuknya.” kata CEO Christian Purslow dikutip dari AVFC.
***
Sumber Referensi: The Guardian, AVFC, Bola Bisnis, SkySports, BBC.