Peluit panjang di malam pertandingan Bayern Munchen vs Manchester City minggu lalu memastikan bahwa harapan the bavarians untuk melangkah ke semifinal pupus. Tendangan penalti dari Joshua Kimmich tak mampu membendung keunggulan citizen. Lewat gol dari Erling Haaland di laga itu, pasukan Pep Guardiola resmi jadi tim yang lebih hebat dengan skor agregat 4-1.
Gol itu adalah gol ke-48 Haaland musim ini. Padahal ini adalah musim debutnya bersama Manchester City. Hal itu membuktikan betapa berbahayanya ia dalam mencetak gol. Dan bagaimana Haaland bisa mengatasi masalah Manchester City di musim lalu. Yaitu ketajaman di depan gawang lawan. Ini lah yang membuat Ancelotti khawatir di pertandingan semifinal Liga Champions nanti.
Ancelotti Khawatir
Setelah mengalahkan tim papan bawah Liga Inggris Chelsea, Real Madrid akan jadi penghalang Manchester City di babak semifinal nanti. Duel ini diprediksi akan berjalan seru. Kedua tim adalah tim yang kuat. Manchester City sedang dalam mode panas mengejar treble winner. Sedangkan Ancelotti juga sedang mempertaruhkan segalanya untuk bisa mempertahankan status juara Champions.
Meskipun Ancelotti sudah punya pengalaman mengalahkan Manchester City sebelumnya, tapi Ancelotti mengaku ada sesuatu dalam skuad Pep tahun ini yang membuat ia ciut. Baginya, di tahun ini Manchester City punya satu orang yang bakal jadi pembeda di laga nanti.
“Saya tidak berpikir Pep mengubah gaya permainannya tahun ini. Hanya saja mereka sekarang punya penyerang yang sangat kuat. Karena itu, gaya menyerang lebih sedikit berbeda dari tahun lalu.” Ungkapnya dikutip dari As.com
Tentu saja Ancelotti sedang berbicara soal Erling Haaland. Striker asal Norwegia itu memang satu-satunya perubahan di Manchester City tahun ini, tapi itu perubahan yang sangat signifikan.
Ancelotti juga menganggap kalau datangnya Erling Haaland ke Manchester Biru membuat pasukan Pep kini jadi sempurna. Ia adalah pelengkap City di musim lalu yang bermain dengan gaya menyerang namun masih bisa melakukan penguasaan bola. Jadi, baginya meskipun tidak ada banyak perubahan dari segi permainan, tapi dengan hadirnya Haaland menghadirkan berbagai perbedaan.
“Mereka masih suka melakukan transisi. Mereka masih bisa melakukan penguasaan bola dengan sangat baik seperti tahun lalu. Kami harus menemukan cara agar bisa jadi tim yang lebih baik dari mereka. Saya tidak berpikir soal siapa favoritnya. Kedua tim sama-sama dekat dengan final” Lanjut Ancelotti.
Pernah Taklukan City
Manchester City bersama Pep Guardiola sebenarnya pernah nyaris menaklukan Madrid tahun lalu. Itu juga terjadi di babak yang sama. Yaitu semifinal Champions League 2022. Di tahun itu, Carlo Ancelotti bisa mengalahkan pasukan Pep dengan cara yang sangat dramatis.
Di babak semifinal Liga Champions 2022, City sebenarnya bisa tampil sangat apik di leg pertama. bermain di Etihad Stadium the citizen mampu mencetak empat gol ke gawang Thibaut Courtois. Kevin de Bruyne, Gabriel Jesus, Phil Foden, dan Bernardo Silva bergantian membobol gawang Madrid.
Anak asuh Pep memang sempat membuat beberapa kesalahan. Sehingga Madrid bisa mencetak tiga gol balasan. Yaitu lewat dua gol dari Karim Benzema dan satu gol dari Vinicius Junior. Namun City mampu mempertahankan keunggulan sampai pertandingan selesai.
Sayangnya Madrid masih terlalu kuat untuk City tahun itu. Di leg kedua, pasukan Ancelotti menunjukan DNA Champions mereka ke para pemain Manchester City. Riyad Mahrez sebenarnya bisa mencetak gol lebih dulu di menit ke-73.
itu melebarkan jarak agregat jadi 5-3. Tapi ketika wasit akan meniup peluit panjang, Rodrygo mencetak dua gol yang membuat kedudukan imbang. Dan pada akhirnya, Benzema jadi penyelamat dengan mencetak gol kemenangan di menit ke-95.
Setelah pertandingan itu selesai, Pep tidak kuasa menyembunyikan kekecewaannya. Ia berkata kalau anak asuhnya saat itu mengalami tekanan sehingga tidak bisa bermain dengan maksimal.
“Kami tidak memainkan permainan terbaik kami, para pemain merasakan tekanan. Tapi kami begitu dekat. Sepak bola tidak bisa diprediksi, terkadang ada laga seperti ini dan kami harus menerimanya.”
Di tahun itu, kalah lawan Madrid di Liga Champions memang seperti sebuah keniscayaan. Mereka tim yang hebat dan sudah berpengalaman di kompetisi ini. Di musim itu pun, Real Madrid telah membuktikannya dengan jadi juara setelah mengalahkan Liverpool di final.
Haaland adalah Kunci
Tahun ini adalah tahun dimana City memiliki kemungkinan terbesar untuk akhirnya jadi juara Champions League. Dan itu tidak lepas dari hadirnya Haaland sebagai ujung tombak. Sekaligus sebagai kepingan puzzle terakhir yang melengkapi skuad Pep Guardiola.
Hal ini juga disetujui oleh legenda Inggris yang saat ini jadi pundit, Rio Ferdinand. Baginya Haaland memegang kunci keberhasilan City di Champions League musim ini. Ia percaya kalau Haaland adalah solusi dari masalah yang City hadapi di tahun lalu.
“Yang coba orang-orang katakan adalah Haaland sumber masalah di City. Tapi sebenarnya dia adalah solusi. Dia selalu menciptakan momen besar. ia gagal melakukan penalti tapi setelah itu menciptakan peluang lain dan akhirnya bisa mencetak gol.” Ungkapnya dikutip dari Manchester Evening News.
Ferdinand melanjutkan, “Dia adalah pemain yang fenomenal. Dan bisakah ia jadi pelengkap dari tim untuk bisa melampaui garis? Untuk saat ini sepertinya dia sedang mencari jawaban dari setiap pertanyaan di setiap kesempatan”
Meskipun begitu, Pep tidak mau meremehkan lawannya di semifinal nanti. Baginya Real Madrid masih jadi tim yang hebat karena punya banyak pengalaman di Champions League. Ia juga mengatakan, baginya tim-tim yang ingin jadi juara di Champions League harus mengalahkan Madrid terlebih dahulu.
“Saya pikir semua klub di dunia punya perasaan bahwa jika ingin menang di Champions League maka harus mengalahkan Real Madrid. Dulu Barcelona tapi sekarang Real Madrid” Ungkapnya.
Real Madrid memang bukan tim yang pantas diremehkan. Dan Pep tahu akan hal itu. Los Blancos telah jadi juara 14 kali di turnamen ini. Di 10 semifinal terakhir mereka, Madrid hanya tereliminasi lima kali dan keluar jadi juara sebanyak lima kali. Madrid juga tidak pernah kalah di final sejak tahun 1992. Statistik-statistik sejarah itu menunjukan pengalaman dan bukti dominasi los merengues di Champions League.
Namun disisi lain, ini adalah musim yang menakjubkan untuk Manchester City. Mereka bisa menunjukan diri sebagai tim terbaik musim ini dengan kekuatan dan kedalam di berbagai lini.
Liga Champions memang sudah mematahkan hati mereka berkali-kali. Tapi itu bisa jadi motivasi. Dengan belajar dari kesalahan kini sudah punya ujung tombak yang kuat,
bukan tidak mungkin City akhirnya bisa jadi juara Champions League.
Sumber referensi: MadridUniversal, MEN, ESPN, As