Arsenal tak kuasa menahan dominasi Manchester City yang dipimpin oleh Kevin De Bruyne pada Kamis dini hari tadi. Anak asuh Arteta keok 4-1 dan itu membuat Man City memimpin perebutan gelar juara Premier League 2022/23.
Meriam London memang masih bertengger di puncak klasemen. Tapi itu hanya menunggu waktu saja sampai akhirnya mereka disingkirkan oleh citizen. Sebab Man City masih punya tabungan dua laga tersisa. Dan terlalu naif jika Arteta mengharapkan Guardiola cukup ceroboh untuk bisa kalah di dua laga sisa itu. Benarkah harapan Arsenal untuk juara sudah benar-benar pupus?
Daftar Isi
City Bantai Arsenal
Arsenal sebenarnya sudah berada dalam tekanan bahkan sejak pertandingan ini dimulai. Tiga pertandingan terakhir yang mereka jalani hanya mampu diraih dengan hasil imbang. Tekanan itu semakin berat karena laga ini dilangsungkan di markas citizen yang didominasi pendukung tuan rumah.
Hanya butuh waktu 7 menit bagi Manchester City menegaskan dominasi mereka lewat gol dari Kevin De Bruyne. Dengan lini depan Arsenal yang tidak bisa memberikan ancaman, Man City jelas berhak untuk mendapatkan lebih dari satu gol di laga itu.
Gol kedua Manchester Biru datang di menit akhir babak pertama. Tendangan bebas De Bruyne bisa disambut hangat oleh John Stones. Awalnya itu tampak offside, tapi setelah melihat tayangan ulang VAR. Gol pun dinyatakan sah dan babak pertama berakhir dengan keunggulan 2-0 untuk City.
Masuk ke babak kedua, Arsenal masih belum bisa memberikan perlawanan. Justru anak asuh Guardiola yang menambah keunggulan lewat gol kedua dari Kevin De Bruyne di menit ke-54. Tertinggal tiga gol membuat Arteta putar otak. Jorginho dan Trossard pun masuk menggantikan Granit Xhaka dan Gabriel Martinelli.
Pergantian pemain itu dan beberapa pemain lainnya tidak membawa terlalu banyak perubahan untuk Arsenal. Setidaknya Rob Holding sempat mencetak gol lewat finishing ciamiknya di menit ke-86. Haaland yang sedari tadi hanya memberikan assist tidak mau ketinggalan mencetak gol. Ia pun merubah papan skor jadi 4-1 di menit ke-90.
Bagaimana City Ungguli Arsenal?
Di laga ini kita bisa melihat bagaimana matangnya skuad Manchester City. Disertai dengan kecerdikan Pep dalam meracik taktik membuat citizen berada dalam bentuk terbaiknya musim ini.
Pep mengubah struktur penguasaan bola City yang tadinya bertumpu pada 3 gelandang dan 3 penyerang jadi 4-2-4. Dan nampaknya Arteta tidak siap dengan perubahan itu. Pep juga membuat Haaland tidak hanya menunggu di depan kotak penalti lawan. Tapi turun ke pertahanan untuk menjemput bola dan memainkan bola itu ke Gundogan, Rodri atau De Bruyne. Seperti apa yang terjadi di gol pertama di menit awal laga.
Pada saat Arsenal mulai naik menekan ke pertahanan City, itu malah membuka ruang di lini tengah dan belakang the gunners. Itu membuka ruang bagi gelandang City untuk mengeksploitasi kekosongan.
Ini didukung dengan penampilan cemerlang dari Kevin De Bruyne. Bukan hanya fakta bahwa ia mencetak dua gol. Melainkan ia bermain dengan penuh semangat, gairah dan kreatifitas lewat peran bebasnya di belakang Haaland.
Ini memang bukan musi terbaik De Bruyne. Ia menghabiskan waktu di bangku cadangan lebih sering daripada yang seharusnya. Tapi De Bruyne masih bisa menunjukan keahliannya di masa-masa akhir musim ini.
Ya, jangan remehkan kemampuan De Bruyne jika sudah menjelang akhir musim. Musim lalu, ia mencetak 11 gol dan tujuh assist di 15 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi. Termasuk gol lawan Manchester United, Liverpool, dan Real Madrid. Musim ini, ia sudah mencetak enam gol dan delapan assist dalam 16 pertandingan terakhirnya. Termasuk kontribusi besar di laga lawan Arsenal ini.
Tak Terkalahkan di 12 Pertemuan
Hal menarik lainnya adalah, De Bruyne sudah mencetak delapan gol ke gawang Arsenal di Premier League. Itu lebih banyak daripada koleksi golnya ke gawang tim manapun di Liga Inggris. Dan sejak debutnya di City tahun 2015, tidak ada pemain lain di Premier League yang mencetak lebih banyak gol dari luar kotak penalti dari De Bruyne yang sudah mencetak 27 gol luar kotak penalti.
Fakta lain dari laga ini adalah Manchester City telah memenangkan tujuh pertandingan liga Premier secara berturut-turut. Ini adalah pertama kalinya sejak musim lalu. Dimana City bisa memenangkan 12 pertandingan berturut-turut dari November 2021 sampai Januari 2022.
Kemenangan ini juga membuat rekor pertemuan kedua tim semakin berat sebelah. City selalu menang di 12 pertemuan terakhir mereka di Premier League. Dengan total agregat skor kini jadi 33-5.
Apakah Peluang Arsenal Sudah Sirna?
Melihat catatan itu, City jelas jadi tim yang jauh lebih baik daripada Arsenal. Meriam London sebenarnya sudah membuktikan bahwa mereka pantas untuk juara Premier League musim ini. Sampai akhirnya Arteta ditampar kenyataan kalau masih ada tim yang jauh lebih baik daripada mereka.
Di laga ini, dari awal wasit meniup peluit sampai akhir laga Pep bisa menggertak anak asuh Arteta yang goyah. City bisa memanfaat kan situasi dan membuat pertandingan ini jadi panggung mereka sendiri untuk unjuk gigi.
Jika melihat performa Man City yang seperti ini, sulit untuk membayangkan mereka bisa kehilangan bahkan hanya satu poin dalam tujuh pertandingan sisa mereka. Dan jika melihat kualitas pemain, pengalaman, dan kecerdikan Pep dalam memimpin klub, Liga Premier sudah jadi milik citizen.
Sebelum laga ini, opta stat menampilkan data bahwa City punya peluang sebesar 72% untuk juara. Sedangkan Arsenal punya 21%. Namun, setelah laga ini berakhir, data berubah. Opta Stats memprediksi City akan juara dengan kemungkinan 92%, sedangkan Arsenal hanya 8%
Meskipun begitu, ini bukanlah musim yang memalukan untuk Arsenal. Tentu mereka bisa memperbaiki kedalaman skuad di musim panas nanti. Sambil harus tetap fokus di sisa pertandingan yang ada. Tantangan berat masih menanti mereka di laga selanjutnya lawan Chelsea dan Newcastle. Arteta harus bisa mengembalikan kepercayaan diri tim sebelum Arsenal terjerembab lebih dalam.
Sedangkan Manchester City, misi mereka saat ini tidak hanya Premier League saja. City masih jadi kandidat kuat untuk dapat gelar treble winner. Mereka sudah punya tiket ke final FA Cup. Tinggal Manchester United yang jadi penghalang di laga final nanti.
The Citizen juga masih gemilang di Champions. Mengalahkan Bayern Munchen bisa jadi bekal kepercayaan diri pasukan Pep menaklukan Madrid. Berdasarkan sejarah, tim yang bisa mengalahkan Madrid maupun Barcelona di fase gugur lah yang bakal keluar sebagai juara.