Anak Tukang Kayu Andalan Barcelona Bernama Pau Cubarsi

spot_img

Di samping gemerlapnya sorotan media ke arah Lamine Yamal, Barcelona masih memiliki seorang permata lain dalam diri Pau Cubarsi. Sama seperti Yamal, peran Pau di Barcelona juga tak kalah vital. Ia adalah pemain yang bertanggung jawab menjaga lini belakang Blaugrana sebelum lawan menerobos ke depan gawang.

Pau adalah anak tukang kayu pekerja keras. Ia menembus skuad utama Barca tanpa bantuan orang dalam dan mengubah aturan. Pau memulai segalanya dari bawah, berlatih tanpa lelah, hingga akhirnya diberi mandat menjaga lini belakang Barcelona. Memangnya, seperti apa sebenarnya kisah pemuda kelahiran Januari 2007 ini?

 

Pemuda dari Antah Berantah

Jika kalian punya kesempatan berkunjung ke Girona, cobalah berjalan menuju arah barat laut. Setelah kurang lebih 20 menit, kalian akan memasuki daerah yang sama sekali berbeda dengan yang kalian lihat di perkotaan Girona. Pabrik-pabrik industrial sederhana yang mengelilingi kalian telah sirna berganti padang rumput hijau yang dikelilingi perbukitan landai. Sebuah ketenangan yang tak bisa didapatkan dalam hiruk-pikuk Girona.

Di tengah ketenangan tersebut, terdapat sebuah desa kecil yang penghuninya tak lebih dari 200 orang. Desa mungil nan tenang tersebut bernama Estanyol. Hampir setiap pagi, ketenangan desa mungil tersebut pecah dari bebunyian perkakas yang dihasilkan oleh tukang kayu setempat bernama Robert, yang tak lain dan tak bukan merupakan ayah dari pilar Barcelona, Pau Cubarsi.

Ketenangan yang tumbuh di sekitar Pau kecil, mau tak mau terserap ke dalam kepribadiannya. Meski baru berusia 17 tahun, Pau dianggap memiliki ketenangan yang lebih baik dari banyak orang dewasa. Ketenangannya itu pula yang berhasil meyakinkan Xavi Hernandez untuk menjadikannya andalan di lini belakang Barcelona.

Sejak kecil, Pau Cubarsi sudah rutin bermain bola. Meskipun ia harus pergi Vilablareix, sekitar 10 menit perjalanan ke arah Girona, karena desa mungilnya tadi tak memiliki lapangan sepakbola. Kedekatan Vilablareix ke Girona pula yang akan membuat anak kecil berusia 8 tahun tersebut diangkut ke akademi Girona.

Karena Girona tak sepelosok desa kecilnya, bakat Pau Cubarsi tercium oleh Barcelona. Akhirnya, pada tahun 2018, anak kecil yang sudah tumbuh remaja itu diboyong ke La Masia, ke sebuah kota yang berjarak 75 menit dari Girona, Barcelona. Di La Masia inilah Pau menjadi makin berkembang, baik secara teknikal maupun personal.

Meskipun tinggal di Barcelona, menurut reportase The Athletic, Pau selalu menyempatkan diri untuk pulang setiap kali ada kesempatan. Pau selalu pulang untuk sekadar membantu pekerjaan ayahnya, meskipun itu sekadar mengangkut kayu. Namun, kesibukan Pau sejak masuk skuad utama Blaugrana membuat frekuensinya pulang tak lagi sesering sebelumnya.

Tetangga Pau yang tinggal di samping tempat kerja sang ayah, Albert, bercerita kepada The Athletic bahwa Pau bukanlah pemuda berandal yang terjerumus oleh pergaulan, Mengingat, kini dirinya hidup di kota besar seperti Barcelona. Pun dengan sang ayah, meski anaknya kini sudah menjadi calon superstar, Robert tak silap mata dan memilih menjadi agen, layaknya banyak orang tua pemain lainnya. Ia lebih memilih meneruskan pekerjaan yang sudah ia lakukan sepanjang hidupnya, yakni menjadi tukang kayu.

 

Tumbuh Dewasa di La Masia

Satu hal yang paling menonjol dari Pau Cubarsi adalah ketenangannya. Di usia sebelia Pau, kepercayaan dirinya ketika memegang bola bisa dibilang di atas rata-rata pemain seusianya. Hal tersebut dibuktikan ketika musim lalu Xavi memainkannya di ajang Champions League.

Pau berkesempatan menghadapi Napoli dan Paris Saint-Germain. Namun, dari total 3 pertandingan itu, ia bermain tenang dan tak sekali pun mendapatkan kartu kuning. Bahkan The Athletic menyebutkan bahwa pada laga leg pertama melawan PSG, Pau menjadi salah satu pemain yang memiliki akurasi umpan yang tinggi. Hebatnya lagi, umpan yang diberikan tak sekadar umpan satu dua sederhana, melainkan juga umpan progresi ke depan. 

Sayangnya, kecerobohan Ronald Araujo di leg kedua melawan PSG membuat Barca remuk. Perjalanan mereka ke semifinal terhenti dan publik tak bisa melihat ketenangan Pau Cubarsi lagi. Namun, performanya melawan dua klub tersebut memperlihatkan bahwa ia tak minder menghadapi pemain bintang seperti Kylian Mbappe dan Victor Osimhen.

Ketenangan Pau memang sudah terasah sejak ia masih bermain di La Masia. Jordi Roura, direktur La Masia yang bertanggung jawab memboyong Pau sangat terkesan dengan ketenangan yang dimiliki oleh pemain boyongannya itu.

“Kami menemukannya sebagai pemain yang komplit untuk kategori seusianya, dia sangat pintar. Dia juga introvert. Sering kali saya memintanya untuk tertawa, ini hanya sepak bola. Dia adalah pemuda yang sangat fokus dan punya kemauan untuk belajar,” ujar Jordi Roura, via The Athletic.

Salah satu pelatih muda Pau di La Masia, Albert Puig, juga bersaksi mengenai ketenangannya. Albert Puig bercerita bahwa suatu kali saat La Masia berlaga, Pau mendapatkan kartu merah. Reaksi yang keluar dari Pau setelah ia dikartu merah membuat sang pelatih kaget. Pau tak terlihat marah atau menyalahkan keputusan wasit. Ia tahu bahwa yang dilakukannya layak diganjar kartu merah.  

“Anak seusianya  biasanya marah, berteriak, bahkan menangis, jika diganjar kartu merah. Tapi, Pau menerima keputusan wasit sebagai bagian dari permainan. Dia meninggalkan lapangan dengan tenang dan lanjut menonton pertandingan di pinggir lapangan,” ujar Albert Puig, dikutip dari The Athletic.

Berkaca dari penjelasan-penjelasan tadi wajar saja apabila Xavi Hernandez berani memberinya debut pada laga Copa del Rey melawan Unionistas CF pada 19 Januari 2024, 3 hari sebelum Pau berulang tahun ke-17. Setelahnya, ia bermain selama 23 laga lagi untuk Barca hingga musim 2023/24 berakhir.

 

Masa Depan Lini Belakang Barcelona

Ketenangan yang Pau Cubarsi miliki membuatnya digadang akan menjadi pemain besar di masa yang akan datang. Mengingat, sepak bola modern menuntut bek untuk bisa menguasai bola. Sementara untuk bisa menguasai bola dengan baik, seorang pemain harus memiliki ketenangan dan kepercayaan diri. Dua elemen tersebut ada dalam diri Pau Cubarsi. 

Kenyataan ini jelas membuat Barcelona girang bukan main. Sejak ditinggal Carles Puyol dan Gerard Pique, Blaugrana tak punya lagi sosok bek tengah yang kokoh dan tenang. Kemunculan Pau Cubarsi jelas menjadi aset berharga untuk masa depan Blaugrana. Mengingat, La Masia juga sangat jarang menetaskan bek tengah bagus setelah dua nama yang disebutkan sebelumnya.

Selain itu, mental juara Pau Cubarsi sedikit demi sedikit mulai terbentuk. Meskipun ia tak masuk ke skuad Luis de la Fuente di Piala Eropa 2024, Pau masuk ke daftar kontingen Spanyol di ajang Olimpiade 2024.

Artinya, meski Pau tak ikut berpesta dan menyaksikan nyanyian konyol Marc Cucurella, ia tetap menyicip manisnya juara setelah ikut menyabet medali emas di Paris. Jadi, nggak kalah dong Pau Cubarsi sama Lamine Yamal?

 

Sumber: The Athletic, ESPN, Louis Bent, Pulse Sports, dan Transfermarkt 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru