Alexander Isak dan “Penjara” Bernama Eritrea

spot_img

Digadang-gadang akan menjadi The Next Zlatan Ibrahimovic, Alexander Isak mungkin tak akan pernah bisa meniru legenda Timnas Swedia itu. Sebab, Zlatan memiliki karakter yang begitu khas. Banyak yang tak suka dengan personanya, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dia tampak sangat arogan. 

Siapa pun di dunia ini pasti menjamin. Tak akan ada pemain lain yang bisa menandingi persona dan kepribadian Zlatan Ibrahimovic. Wong dirinya saja sampai mengklaim bahwa ia bukan manusia. Namun, ada satu hal yang bisa ditandingi oleh Isak. Yaitu ketajamannya di mulut gawang. 

Isak kini jadi salah satu striker paling ganas di Eropa. Bahkan selama berseragam Newcastle United, dirinya menjelma jadi tulang punggung tim untuk urusan mencetak gol. Namun, sebelum berada di titik itu, Isak ternyata memiliki backstory yang kelam. Terutama ketika dikaitkan dengan tanah leluhurnya, Eritrea. 

Jadi Tulang Punggung Newcastle

Alexander Isak mengukuhkan diri sebagai striker top kala mentas di liga dengan persaingan terbaik, yakni Liga Inggris. Bahkan Newcastle United berani membayar mahal untuk memboyong Isak dari Real Sociedad pada tahun 2022. 70 juta euro jadi mahar yang dikeluarkan The Magpies kala itu. Nilai transfernya itu pun berhasil memecahkan rekor transfer klub itu sendiri.

Kepala rekrutmen The Magpies kala itu, Steve Nickson memang sudah lama naksir dengan bakat yang ditawarkan Isak. Ia telah mengagumi sang pemain sejak masih berseragam Borussia Dortmund. Bahkan dengan sesumbar, Steve mengatakan Isak adalah penyerang tengah generasi baru, bisa mencapai level yang sama dengan Erling Haaland.

Pandangan Steve Nickson pun tak terlalu berlebihan, apalagi jika kita melihat performa sang pemain dalam tiga musimnya bersama Newcastle. Di musim perdananya, Isak terganggu oleh cedera paha. Itu membuat dirinya kehilangan banyak pertandingan. Meski begitu, dirinya tetap mampu mencetak 10 gol di Liga Inggris.

Di musim 2023/24, barulah Isak tancap gas. Baru matchday pertama saja, Isak langsung mencetak dua gol. Kala itu, Aston Villa jadi korbannya. Setelah itu, Isak mulai konsisten mencatatkan namanya di papan skor. Jika ditotal, dirinya mencetak 25 gol di semua kompetisi. Jumlah golnya di musim 2023/24 jadi yang terbaik di sepanjang karirnya.

Kini, di musim 2024/25, Isak kembali berambisi untuk melampaui batas. Hingga pekan ke-21 Liga Inggris, dirinya sudah mencetak 15 gol. Jumlah itu diprediksi akan terus bertambah, mengingat masih banyak pertandingan yang bisa dimainkan oleh Isak.

Begitupun di Timnas Swedia

Sejalan dengan performanya di Newcastle United, Isak juga menjadi tulang punggung lini depan Timnas Swedia. Menjalani debut untuk tim senior Swedia pada tahun 2017, pemain yang kini berusia 25 tahun itu sudah mengemas 50 caps. Dari laga-laga tersebut, eks Willem ll itu sudah mengemas 15 gol. 

Tak heran apabila masyarakat Swedia berharap banyak pada pemain kelahiran tahun kelinci ini. Meski saat ini Swedia memiliki banyak pemain bintang di lini depan, macam Victor Gyokeres, Anthony Elanga, dan Dejan Kulusevski, Isak tetap jadi favorit sang pelatih, Jon Dahl Tomasson. 

Yang menarik, Isak ternyata bukan asli orang Swedia. Sama halnya dengan Elanga yang memiliki darah Kamerun, Isak juga memiliki darah Afrika yang cukup kental. Lebih tepatnya dari Eritrea. Mungkin negara itu cukup asing di telinga football lovers. Wajar, karena Eritrea bukan negara besar macam Kamerun. Selain itu, Eritrea juga jauh dari hingar-bingar sepakbola Afrika. 

Ternyata Lahir dari Keluarga Imigran

Namun, dari mana darah Eritrea yang dimiliki Alexander Isak? Mantan pemain Real Sociedad itu memang lahir Swedia. Namun, Isak bukan lahir di Gothenburg atau Malmo, melainkan di Solna. Gimana, baru dengar kan? Solna merupakan kawasan pinggiran kota Stockholm, yang juga menjadi tempat pelarian komunitas imigran dari Eritrea.

Ya, Isak lahir dari keluarga imigran. Tak heran jika darah Eritrea begitu kental mengalir di diri Isak. Karena kedua orang tuanya berasal dari sana. Anyway di kawasan Solna, Isak awalnya tinggal bersama kedua orangtua dan saudara kandungnya, Sened Teame. Nah, karena Solna dekat dengan Stockholm, maka dari itu Isak memulai karir mudanya di AIK. 

Track Record Eritrea

Yang jadi pertanyaan, kenapa keluarga Isak repot-repot pindah ke Swedia? Jarak antara Eritrea ke Swedia saja sudah menempuh perjalanan lebih dari 5.200 kilometer. Itu sama saja dari Jakarta ke Bali bolak-balik sebanyak lima kali. Gimana nggak jauh, wong kedua negara ini saja sudah beda benua. 

Usut punya usut, ada alasan mendalam yang membuat keluarga Isak akhirnya pindah ke Swedia. Orangtua Isak pergi dari Eritrea karena konflik peperangan. Menurut Goal, Eritrea memiliki rekam jejak konflik yang sangat parah. Negara di sebelah timur Afrika ini bahkan memiliki catatan hak asasi manusia terburuk di dunia. 

Pergolakan politik dan konflik etnis sering terjadi sehingga banyak penduduk melarikan diri. Dan Solna adalah salah satu lokasi yang aman. Memangnya separah apa konflik yang ada di Eritrea? Jauh sebelum merdeka pada tahun 1993, Eritrea merupakan bagian dari Ethiopia. Banyak organisasi-organisasi tertentu yang saling adu ketangkasan demi memerdekakan. 

Dilansir Britannica, konflik antara gerakan separatis Eritrea dan Ethiopia berlangsung cukup lama, sejak 1961 hingga 1991. Konflik ini jelas menyebabkan puluhan ribu orang meregang nyawa dan luka-luka. Setelah merdeka pada tahun 1993, Eretria menikmati perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Namun, mereka tumbuh sebagai negara yang represif. 

Keluarga Isak Tinggalkan Eritrea

Sejak merdeka, Eritrea dipimpin oleh Isaias Afwerki. Di bawah kepemimpinannya, Eritrea menjadi negara yang kaku. Bahkan, sang pemimpin tidak memberikan kebebasan berbicara kepada lawan politik serta kelompok-kelompok tertentu yang dirasa mengancam tahtanya. Isaias juga tak menggelar pemilu secara demokratis selama 31 tahun lamanya. 

Maka dari itu, ia tetap menjabat sebagai presiden Eritrea hingga saat ini. Selain tidak memberikan kebebasan berbicara, Eritrea memiliki hubungan yang buruk dengan negara-negara tetangganya. Salah satunya ya Ethiopia itu sendiri. Konflik kedua negara pun kembali memuncak pada tahun 1998. 

Konflik ini pecah karena batas kedua negara itu tidak jelas. Hal itu menyebabkan pertempuran kecil yang berujung pada perang saudara. Nah, ayah Isak yang diketahui berprofesi sebagai guru tidak ingin pertumbuhan anak-anaknya terganggu oleh konflik dan kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Alhasil, sebelum Isak lahir, ayahnya memutuskan pindah ke Solna.

Sisi Gelap Sepakbola Eritrea

Ngomong-ngomong soal Eritrea, apakah sepakbola jadi olahraga yang digemari di sana? Tentu saja. Eritrea cukup memperhatikan sektor olahraga yang satu ini. Bahkan, mengutip The Sun, pemerintah Eritrea pernah mengundang Alexander Isak pada tahun 2018 untuk menghadiri sebuah proyek sepakbola jangka panjang. 

Dirinya diminta untuk bermain dan memberikan motivasi kepada anak-anak muda yang bermimpi menjadi pesepakbola profesional sepertinya. Bahkan beberapa pemain Timnas Eritrea sekarang ada yang berkarir di Eropa. Seperti contohnya Ezana Kahsay di kasta ketiga Polandia bersama Podlasie Biała Podlaska dan Christoffer Forsell di Swedia bersama Ragsveds IF.

Namun, karena Eritrea ini negara yang kaku dan nggak akur sama tetangga, jadi kondisi tim nasionalnya ya gitu-gitu aja. Nggak meningkat, tapi nggak ancur-ancuran juga. Stuck. Baru-baru ini, Eritrea malah mengundurkan diri dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Afrika. Yang bikin geleng-geleng adalah alasannya. 

Pemerintah Eritrea khawatir pemain-pemain tim nasional akan kabur dan mencari suaka politik di negara lain saat sedang memainkan laga tandang. Itu karena Eritrea pernah kecolongan pada tahun 2009. Sekitar 60 pemain Eritrea melarikan diri saat melakoni pertandingan tandang. Beberapa pemain kabur dengan alasan enggan menjalani kebijakan pemerintah untuk wajib militer seumur hidup.

Bayangkan jika ayah Isak saat itu tidak mencari kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya? Mungkin kita tak akan pernah melihat kehebatan Alexander Isak di panggung sebesar Liga Inggris. Yang lebih parah lagi, mungkin kita tak akan pernah mengenal siapa Alexander Isak.

 

Sumber: The Sun, BBC, Newcastle United, The Guardian

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru