“Anda dapat merasakan ketika sebuah klub benar-benar menginginkan Anda. Dan Roma segera menyatakan minat mereka”. Kalimat yang menggetarkan itu terucap oleh Tammy Abraham beberapa saat setelah mendarat ke AS Roma. Pemain 23 tahun itu direkrut AS Roma dari Chelsea dengan banderol 40 juta euro atau Rp 676,2 miliar. Namun susah dimengerti mengapa Tammy mesti pergi dari Chelsea?
Pemain yang sudah memperkuat The Blues sejak usia 8 tahun itu telah memberikan sumbangsih besar untuk klub. Ia telah sukses memenangkan beragam trofi untuk Chelsea, entah di level junior maupun senior. Terakhir, ia membawa Chelsea juara Liga Champions musim lalu.
Tammy juga sukses mencetak gol yang tak sedikit. Pada musim 2019/20 dan 2020/21, total Tammy mengoleksi 21 gol untuk The Blues. Tammy pun selalu tampil di musim 2019/20 bersama Chelsea, total 34 kali ia jadi line up. Sepanjang 2019-2021, total penampilan Tammy bersama Chelsea sendiri adalah 56 kali.
Striker and defender tonight. Goal and save.
Tammy Abraham has been directly involved in nine goals in his last seven starts in the FA Cup (6 goals, 3 assists).
Kepa had a great game too. Everyone will have a chance with Tuchel.
#BARCHE 0-1. pic.twitter.com/De0T2cuZOb— Angelo Mangiante (@angelomangiante) February 11, 2021
Dari semua juru gol Chelsea, Tammy Abraham punya kans lebih besar untuk mencetak gol. Dalam waktu 90 menit, kemungkinan Tammy mencetak gol poinnya adalah 0,52. Angka itu jauh lebih tinggi dari Kai Havertz yang hanya 0,24 dan Warner yang tak lebih dari 0,21.
Hal itulah yang mungkin membuat Tammy jadi sorotan. Ia dielu-elukan sebagai pemain yang bakal meneruskan kiprah paling manis Didier Drogba. Sayangnya, belum juga sampai ke tahap sepadan dengan pemain Pantai Gading, Tammy Abraham mesti melambaikan salam perpisahan ke rakyat Stamford Bridge.
Hal itu sedikit sukar dipahami. Mengingat kiprah Tammy di Chelsea tak buruk-buruk amat dan malah cenderung di atas harapan. Walaupun begitu, ada alasan yang mengiringi kepergian Tammy Abrahan dari Chelsea.
Kedatangan Lukaku
Keinginan Thomas Tuchel, sang juru taktik untuk memulangkan Romelu Lukaku berbuah ancaman bagi Tammy Abraham. Ia akan sangat kesulitan untuk menembus line up atau bahkan bangku cadangan. Bisa jadi Tammy akan jarang dimainkan jika ia menetap di Chelsea.
Namun hal itu tidak terjadi. Tammy tidak harus menunggu di bangku cadangan atau malah tribun penonton menyaksikan para pemain Chelsea. Sebab Lukaku sungguh-sungguh pulang dengan biaya pemulangan 97,5 juta poundsterling atau Rp 1,9 triliun.
Sementara Tammy Abraham mesti angkat koper alias dijual. Ini mungkin dilakukan Chelsea agar menghindari kemiskinan mendadak. Tammy pun tak perlu susah payah saling pamer kebolehan dengan Lukaku hanya demi starting line up.
Menit Bermain Sedikit
Di bawah komando Frank Lampard, Chelsea dipenuhi para pemain muda termasuk di dalamnya Tammy Abraham. Ia senang sekali karena bisa bermain lebih lama. Namun saat Thomas Tuchel masuk pada Januari 2021, Tammy jadi tersisih.
Di bawah asuhan Thomas Tuchel, Tammy Abraham hanya bermain 7 kali atau 230 menit saja. Bandingkan saat era kepelatihan Frank Lampard. Tammy mengisi skuad Frank Lampard selama 4.263 menit.
Menit bermain yang sedikit sejak kedatangan Tuchel membuat Tammy pantas untuk mencari pelabuhan baru. Ia butuh klub yang sudi memainkannya lebih lama, dan ia menemukan AS Roma sebagai jawabannya. Terbukti, laga pertama Serie A musim 2021/22 saat Roma jumpa Fiorentina, Jose Mourinho lekas memainkan Tammy Abraham.
Tak Masuk Rencana Tuchel
Tak bisa dipungkiri, alasan Tammy pergi dari Chelsea tiada lain lantaran pelatih The Blues, Thomas Tuchel tak pernah serius memasukkan Tammy ke skuadnya. Tuchel tak sedikitpun memiliki rencana untuk memberikan menit bermain pada Tammy. Ia bukanlah striker yang diinginkan pelatih berpaspor Jerman tersebut.
Thomas Tuchel sudah menunjukkan ketidakcocokan dia dengan Tammy Abraham kala Chelsea menghadapi Burnley. Di tengah-tengah laga tersebut, Tammy ditarik keluar. Tuchel menunjukkan sikap kalau dirinya seolah tak membutuhkan striker seperti Tammy.
Chelsea head coach Thomas Tuchel has accepted some responsibility for Tammy Abraham's lack of opportunities last season as the striker’s future at Stamford Bridge lies in the balance. pic.twitter.com/cSdDzNoWhj
— Frank Khalid (@FrankKhalidUK) August 10, 2021
Tuchel menilai Tammy Abraham sebatas seorang cup striker. Tammy adalah tipikal striker yang acap kali melepaskan tembakan di dalam kotak penalti. Catatan musim 2020/21 menunjukkan kalau Tammy hanya 10 kali melesatkan sepakan dari luar kotak penalti.
Eks pelatih Dortmund itu lebih menyukai Werner di lini depan dan peran Kai Havertz sebagai false nine. Tentu saja ditambah Lukaku yang jadi juru gedor tambahan. Bagaimanapun determinasi Lukaku jauh lebih baik. Ia tak hanya striker yang terus memburu gol, tapi sekaligus mampu mengontrol bola dan melesatkan umpan ke rekan-rekannya.
Meski Tuchel tak menginginkan lagi jasa Tammy Abraham, bos Chelsea, Roman Abramovich berpikiran lain. Bagi Abramovich, Tammy bukanlah aset picisan yang lantas dilepaskan begitu saja. Maka dari itu barangkali sekadar berjaga-jaga, Chelsea menyelipkan klausul khusus untuk kepergian Tammy ke AS Roma.
Klausul tersebut adalah jika AS Roma nanti akan menjual kembali Tammy Abraham yang kontraknya habis 2023, Chelsea berhak untuk membelinya kembali. Dalam klausul itu, dilaporkan kalau Chelsea berhak membeli kembali Tammy Abraham dengan banderol 80 juta euro atau Rp 1,3 triliun. Takut kehilangan Tammy Abraham nih ye?
Hal itu wajar belaka sebab Tammy Abraham betul-betul tokcer dan belum luntur daya magisnya. Di jornada pertama Serie A Tammy Abraham berperan penting atas kemenangan AS Roma 3-1 melawan Fiorentina. Ia membubuhkan dua asisst plus satu tandukan yang mencium mistar gawang di laga ini.
2️⃣ games
⚽️
🅰️🅰️Tammy Abraham is lighting up Serie A. Should Chelsea have kept him and sold Timo Werner instead? 🤔 pic.twitter.com/ftdQRj9G4F
— Naija Football Talk ⚽️ (@NaijaFT_tweet) August 30, 2021
Tak butuh waktu setengah musim untuk menciptakan gol pertama bagi Tammy Abraham di Serie A. Saat AS Roma mencukur tim promosi Salernitana 4-0, Tammy menyumbang satu gol. Ini menunjukkan kalau dirinya seolah nyetel dengan sistem yang diterapkan Jose Mourinho.
Lewat tangan The Special One, Tammy Abraham mungkin saja akan menjadi striker yang tak hanya sekadar mampu melesatkan tembakan di dalam kotak penalti. Apalagi Mourinho terkenal sebagai pelatih yang sanggup memaksa striker melakukan kerja-kerja selain menciptakan gol. Misal membantu pertahanan dan berkreasi menciptakan umpan.
Mou boleh dibilang sukses meningkatkan dinamisme atau work rate pada dua striker, Didier Drogba di Chelsea dan Harry Kane di Tottenham Hotspur. Maka, besar kemungkinan ia bakal membuat Tammy Abraham seolah-olah prototipe Drogba era 4.0.
Trust the process. #CFC #ASRoma @tammyabraham @didierdrogba pic.twitter.com/6Us7cBwZDn
— Majid Al-Qattan 🇦🇪 ⭐️⭐️ (@MajidAlQattan) August 30, 2021
Kita tinggal menunggu kemungkinan-kemungkinan itu beneran terjadi. Jika—dan hanya jika—Tammy Abraham jadi makin moncer di tangan Mou, Chelsea tentu akan menagih klausulnya ke AS Roma. Bukan mustahil kalau nanti berita berjudul “Chelsea Pulangkan Tammy Abraham” bakalan muncul. Bagaimana menurutmu football lovers?
Sumber referensi: 90min.com, si.com, metro.co.uk, football.london, mirror.co.uk, givemesport.com, skysports.com, theflanker.id