Alasan Kenapa Banyak Pemain Islandia Akhiran Namanya ‘Son’

spot_img

Islandia bukanlah negara yang mempunyai sejarah kuat di sepakbola. Meski begitu, timnas Islandia pernah tampil luar biasa di turnamen sekelas Piala Eropa 2016. Tim sekelas Inggris berhasil mereka taklukkan di babak 16 besar lewat kemenangan 2-1.

Timnas Islandia kembali tunjukkan taringnya saat mereka berhasil lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya di Rusia pada 2018. Meski hanya mentok di fase grup, namun kelolosan mereka ke Piala Dunia sudah dianggap sebagai prestasi gemilang.

Meski tak banyak yang bisa diceritakan lagi soal sepakbola dari negara ini. Namun, ada hal lain yang membuat Timnas Islandia begitu spesial, yakni karena negara ini punya komitmen kuat menjaga budaya lokal.

Hal itu bisa dilihat dari uniknya nama-nama orang Islandia. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya dalam daftar timnas Piala Dunia 2018 berikut ini:

(source: Wikipedia)

Jika diperhatikan, hampir semua pemainnya memiliki akhiran ‘Son’. Hal yang sempat membuat para komentator kesulitan saat harus mengucapkan nama para pemain tersebut.

Disini, urusan memberikan nama pada anak memang terbilang agak rumit. Akhiran ‘Son’ di nama para pemain tersebut bukan tanpa alasan. Berbeda dengan negara Eropa lainnya, penamaan anak di Islandia menggunakan pola tradisional. Yang mana, penamaan seorang anak ditentukan oleh latar belakang budaya, atau faktor lainnya.

Di Islandia berpatokan pada hukum patriarki, yakni dengan menggunakan nama depan ayahnya sebagai nama belakang sang anak. Untuk anak laki-laki, namanya wajib diakhiri dengan ‘-son’, sementara nama untuk anak perempuan akhirannya adalah ‘-dottir’.

Karena hal itu, Islandia menjadi negara yang berbeda dengan negara-negara asal Skandinavia lainnya. Jika di negara lainnya kebanyakan nama belakang menggunakan nama keluarga, nama belakang orang-orang Islandia justru menggunakan nama depan orang tuanya.

Mudahnya, jika dibuat formula, maka susunannya adalah:

Nama Depan Anak + Nama Depan Orang Tua + Son/Dottir

Sebagai contoh jika seorang laki-laki bernama Gylfi Sigurdsson, nama depannya adalah Gylfi, sedangkan nama belakangnya, Sigurdsson, berasal dari ayahnya yang bernama Sigurdur Adalsteinsson. Dengan begitu, ‘Gylfi Sigurdsson’ bisa diartikan sebagai ‘Gylfi, putra Sigur’. (Gylfi+Sigurdurs+Son)

Sedangkan untuk perempuan, misalnya saja Jon Einarsson memiliki anak perempuan yang bernama Sigridur. Maka, nama belakang Sigridur adalah Jonsdottir yang berarti anak perempuan dari Jon. (Sigridur+Jons+Dottir)

Kebanyakan penduduk Islandia masih menganut pola pemberian nama yang diambil dari ayah (patronomik). Namun, seiring perkembangan zaman dan maraknya isu kesetaraan gender, warga Islandia mulai menggunakan pola matronmik.

Pola matronmik adalah menggunakan nama depan ibunya sebagai nama belakang anaknya. Misalnya, Heidar Helguson, yang memiliki nama ibu Helga.

Rumitnya urusan penamaan penduduk Islandia, menjadi awal mula pemerintah setempat mendirikan Mannanafnanefnd (manːanapnanemt], read). Mannanafnanefnd  adalah sebuah komite nama di Islandia yang mengurus nama warga Islandia yang disetujui pemerintah.

Untuk prosesnya sendiri, orang-orang Islandia mengajukan nama untuk anak-anaknya pada komite ini. Meski begitu, tak semua nama yang diajukan akan di ACC oleh komite tersebut. Sebab, komite ini punya wewenang untuk meloloskan ataupun menolak permohonan tersebut.

Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar nama yang diajukan diloloskan.

Di antara semua syarat, salah satu yang harus digarisbawahi dan diingat betul-betul adalah, nama orang Islandia asli tak boleh mengandung huruf yang tak ada dalam alfabet Islandia, yaitu C, Q, W, dan Z.

Misalnya nama anak yang diajukan adalah “Carolina”, nama ini jelas akan ditolak karena mengandung huruf “C”. Namun, jika diganti dengan nama ‘Karolina’ kemungkinan besar bisa diterima.

Selain itu, dilarang pula menggunakan kata yang tidak sesuai dengan struktur bahasa Islandia. 

Selain nama dari sang ayah ataupun sang ibu, ada pula yang menggabungkan keduanya. Contoh penamaan ini ada pada nama seorang musisi Islandia bernama Orvar Poreyjarson Smarason. Póreyjarson berasal dari nama ayah nya, yakni Þórey dan ibunya Smári.

Nama-nama berakhiran ‘Son’ pada para pesepakbola Islandia terlihat sangat jelas di Piala Dunia 2018 lalu. Di mana dari 23 pemain, hanya ada satu pemain yang namanya tidak berakhiran Son. Pemain tersebut adalah Frederik Schram, sang penjaga gawang ketiga.

Hal ini disebabkan, Schram bukan orang Islandia asli. Ia lahir di Denmark, dan ayahnya pun juga orang Denmark. Hanya ibunya yang orang asli Islandia. Meski begitu, Schram sudah membela Timnas Islandia sejak muda. Pada 2011, ia tergabung dalam skuat Timnas U-17.

Dengan nama-nama yang terbilang sulit untuk dieja, membuat segala urusan yang ada hubungannya dengan nama menjadi agak ribet.

Warga Islandia sendiri menyebut nama seseorang dengan nama depan. Lalu dalam buku telepon diurutkan berdasarkan nama depan. Hal ini berbeda dengan negara di Eropa lainnya, yang biasanya diurutkan berdasarkan nama belakang.

Namun, ketatnya pemberian nama warga Islandia ini bukanlah tanpa tujuan. Orang-orang Islandia ingin agar budaya lokal Islandia – dalam hal bahasa – tetap terjaga.

Selain itu, adanya peraturan ini juga bertujuan untuk mencegah bercampurnya perbendaharaan bahasa Islandia dengan bahasa negara Eropa lainnya. Sebab, bagi warga Islandia, bahasa adalah identitas negara yang harus terus dilestarikan.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru