Mencari sosok pelatih bagi klub sebesar Real Madrid nggak semudah membalikan telapak tangan. Ibarat orang tua yang sedang memilih calon menantu, harus jelas bibit, bebet, dan bobotnya. Apa jadinya kalau King UCL ini dilatih oleh pelatih yang asal comot?
Presiden El Real, Florentino Perez, kini telah menyiapkan calon dengan segala pertimbangan. Pertimbangan tersebut telah menghasilkan dua nama yang dilabeli dengan “Rencana A” yakni Xabi Alonso, dan “Rencana B” Andoni Iraola. Dua pelatih asal Basque inilah yang nantinya akan berebut singgasana kursi pelatih Los Blancos. Lantas, siapa yang pantas?
Real Madrid are reportedly considering Andoni Iraola as a potential replacement for Carlo Ancelotti, if the Italian leaves this summer.🔥
Iraola, who currently manages Bournemouth, joins Xabi Alonso on the shortlist. pic.twitter.com/KiZNJrmF4h
— 365Scores (@365Scores) February 18, 2025
Daftar Isi
Berangkat Dari Basque
Mendengar dua calon suksesor Ancelotti di masa mendatang, harusnya fans Real Madrid kini penuh harap. Sebab, masing-masing dari mereka punya potensi yang menjanjikan.
Xabi Alonso dan Andoni Iraola sejatinya adalah dua sahabat. Mereka sama-sama lahir dari rahim suku “Basque”. Sejak muda mereka telah berteman. Mereka juga sama-sama alumni klub Antiguoko, klub dimana banyak talenta hebat Basque dilahirkan.
Dari Antiguoko itulah, mereka menyerap ilmu yang sering dikenal sebagai “Filosofi Basque”. Bagaimana cara pemain mendedikasikan diri kepada sebuah klub dengan tuntutan, disiplin dan kerja keras, sebagaimana apa yang diajarkan dalam Filosofi Basque.
Menurut Roberto Montiel, wakil presiden Antiguoko, Filosofi Basque pada umumnya adalah, setiap pemain tidak mempunyai pemikiran yang sama untuk “berperang”. Gaya Basque adalah gaya sepak bola yang jauh lebih dinamis.
Emosional Dan Mental Xabi Alonso
Maka dari itu, dua pelatih alumni Antiguoko itu punya banyak perbedaan. Namun, perbedaan itu yang justru bisa membuat pihak El Real punya banyak pertimbangan untuk menentukan pilihan.
Kedekatan emosional dengan Real Madrid disinyalir jadi modal kuat Xabi Alonso dalam bursa pencarian pelatih baru. Itu pula yang pada akhirnya membuat Xabi dilabeli dengan “Rencana A” Oleh Los Merengues. Pemahaman Xabi tentang budaya, gaya hidup, serta lingkungan di Real Madrid, dianggap sudah khatam oleh Madrid.
Begitupun dari segi mental pemenang. Sebagai pemain dan pelatih, gelar juara sudah identik melekat dengannya. Tak hanya pemenang di level domestik, setiap pelatih di Real Madrid juga dituntut punya mental pemenang Eropa. Dan Xabi punya itu semua. DNA Eropa sangat penting bagi El Real, maklum, King UCL nih bos.
Sepak Terjang di Leverkusen
Namun apakah itu saja cukup? Tentu tidak. Apalah artinya itu semua jika tanpa gelar. Untungnya, Xabi sudah punya itu. Gelar juara Bundesliga yang istimewa dalam sejarah Bayer Leverkusen musim lalu, jadi modal berharga Xabi.
Pencapaian Xabi itu jangan hanya dilihat dari gelarnya saja. Emangnya Xabi meraih gelar itu jatuh dari langit? Kan enggak. Xabi jatuh bangun membangun Leverkusen bahkan bukan dari nol, melainkan dari minus. Dari mulai mengumpulkan pemain-pemain yang sesuai dengan gaya mainnya, hingga pada akhirnya tercipta strategi yang manjur.
Xabi ini punya keunikan, Ia berbeda keyakinan strategi dengan para mentornya seperti Jose Mourinho, maupun Carlo Ancelotti. Siapa sangka, Xabi yang identik dengan pola empat bek ketika melatih Real Madrid Junior, tiba-tiba beralih ke pola tiga bek saat melatih Bayer Leverkusen. Namun, justru pola tiga bek itulah yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan.
Tiga Bek
Pola tiga bek itulah yang kemungkinan bisa ditawarkan Xabi, apabila benar-benar dipinang El Real. Dengan materi yang ada di Madrid, bagaimana Xabi menerapkannya? Kalau menurut analis wearetheoverlab, secara permainan pola 3-4-3 atau 3-4-2-1 Xabi, akan menitikberatkan pada keagresifan wing backnya.
El Real punya materi pemain seperti Lucas Vazquez maupun Federico Valverde yang cocok dijadikan wing back kanan, serta David Alaba maupun Ferland Mendy sebagai wing back kiri. Kalaupun masih dianggap kurang, rencana transfer Trent Alexander Arnold diwujudkan. Selain itu, Xabi juga bisa memboyong Alejandro Grimaldo yang jadi andalannya di Leverkusen ke Bernabeu.
Lalu di sektor tiga bek, bisa diisi pemain seperti Eder Militao, Antonio Rudiger, dan Raul Asencio. Sedangkan di posisi double pivot, Tchouameni atau Camavinga, yang diduetkan dengan Jude Bellingham bisa jadi andalan. Mereka bisa dijadikan seperti duet Granit Xhaka dan Exequiel Palacios ketika di Leverkusen. Lalu kalau ditanya di sektor depan, tak usah diragukan lagi pasti milik trio Kylian Mbappe, Vinicius dan Rodrygo.
Namun, apakah dengan gambaran seperti itu, Xabi akan mulus-mulus saja menerapkannya? Berkaca pada kasus Ruben Amorim di MU, penerapan pola tiga bek pada klub yang sudah lama bermain dengan empat bek, itu bisa, tapi berat. Apalagi kalau pemainnya nggak bisa ngikutin alur dan instruksi pelatih. Hmmm.. bisa-bisa hancur kaya klub yang onoh.
Taktik Iraola
Pola tiga bek yang jadi “jualan” Xabi ini masih jadi perjudian. Namun ada alternatif lain di “Rencana B” Real Madrid, yakni Andoni Iraola. Anak ideologis Marcelo Bielsa ini adalah penganut empat bek dengan gaya bermain yang menyerang dan agresif.
Iraola tampaknya tak akan seribet Xabi untuk merombak secara pola permainan. Ia hanya menyempurnakan apa yang sudah dibangun oleh Carlo Ancelotti dengan pola 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang dianutnya.
Menurut analisis dari premierleague.com, ciri khas strategi tim asuhan Iraola adalah tim dengan tingkat turnover atau merebut bola kembali yang tinggi. Jika diterapkan di El Real, pemain di belakang striker seperti Jude Bellingham, harus mau capek karena diforsir tenaganya untuk cepat mengembalikan penguasaan bola. Di Bournemouth, Ryan Christie lah yang mengemban peran ini.
Lalu, pendekatan fisik juga menjadi konsentrasi Iraola. Menurut premierleague.com, The Cherrys berada di urutan teratas soal jarak tempuh di lapangan. Setidaknya, tim asuhan Iraola rata-rata mencatatkan 122,2 kilometer per laga. Artinya, para pemain di tim Iraola bukan tipe yang malas-malasan. Jika diterapkan di El Real, setiap pemain mau tidak mau harus siap mengambil latihan tambahan.
Pengalaman Sebagai Pembunuh Raksasa
Dari beberapa keunggulan taktik Iraola tersebut, apakah sudah cukup untuk menyakinkan publik Bernabeu? Belum, sebab, publik Bernabeu pasti akan bertanya, mana bukti keberhasilan Iraola dengan skema-skema itu?
Faktanya, pria kelahiran Ursubil itu memang masih miskin gelar. Gelarnya cuma Piala Super Liga Cyprus ketika membesut AEK Larnaca. Namun selain gelar, ada satu yang bisa jadi daya tawar Iraola, yakni sebagai pelatih Giant Killer. Timnya kerap jadi batu sandungan klub-klub besar di Liga Inggris.
Selain itu, Iraola juga sudah berpengalaman di La Liga ketika menangani Rayo Vallecano. Dirinya juga yang berjasa membawa Rayo promosi ke kasta tertinggi 2020/21. Nah, di musim debutnya di La Liga, Rayo Vallecano racikannya secara mengejutkan mampu mengalahkan Barcelona di kandang maupun tandang. Tak hanya Barca, Real Madrid juga pernah ia kalahkan di musim 2022/23.
Kalau bukti itu masih belum cukup, lihat juga pencapaiannya di Bournemouth. Di liga seketat Inggris, ia masih bisa membuktikan sebagai spesialis pembunuh tim besar. Arsenal, Manchester City, Manchester United, Spurs, sudah merasakan kengerian skuad racikannya. Pakai klub gurem aja mengacak-acak, apalagi pakai materi pemain di Madrid?
Kesulitan
Keraguan publik dalam diri Iraola jika melatih El Real, mungkin soal mental pemenang. Di tim besar seperti Real Madrid, pasti tekanannya berbeda. Akan ada banyak tuntutan baik dari internal maupun eksternal. Di Madrid, Iraola pun pasti dituntut untuk memenangkan gelar setiap musim. Jika tidak, pemecatan bisa saja jadi keputusan yang diambil manajemen.
Belum lagi, bab menghadapi ego-ego pemain bintang seperti Mbappe atau Vinicius. Pelatih yang kurang mahir mengatasinya, pasti akan menemui masalah. Yang jelas, baik Xabi maupun Iraola, harus peka akan hal tersebut. Jangan sampai salah satu dari mereka justru meniru jejak kegagalan pelatih asal Basque sebelumnya di Real Madrid, Julen Lopetegui.
Namun pada akhirnya, dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang sudah dilampirkan, jika publik harus memilih, siapa yang lebih pantas sebagai suksesor Carlo Ancelotti? Alonso? Atau Iraola?
🚨🕵️♂️ Should Carlo Ancelotti leave Real Madrid this summer, the Spanish club currently have 2 names on their shortlist: Andoni Iraola and Xabi Alonso, reports @MailSport. pic.twitter.com/XUNRC2wlPn
— EuroFoot (@eurofootcom) February 19, 2025
Sumber Referensi : sksports, therealchamps, premierleague, transfermarkt, premierleague, bbc, transfermarkt