Wilfried Gnonto, Hengkang dari Inter Milan, Juara Bersama FC Zurich

spot_img

Italia memang kalah dari Argentina di laga “Finalissima” 2022. Akan tetapi, ada satu kisah unik yang ditinggalkan salah satu penggawa Gli Azzurri di laga tersebut.

Seusai laga berakhir, ada satu pemain muda timnas Italia yang menunggu sekitar satu jam di luar ruang ganti pemain Argentina. Tindakan itu ia lakukan demi dapat berfoto dan mendapat tanda tangan sang idola, Lionel Messi.

Pemuda yang dimaksud tersebut adalah Wilfried Gnonto. Gnonto memang tak bertanding di laga tersebut. Namun, dipanggilnya pemain berusia 18 tahun itu ke dalam skuad senior sudah cukup untuk menarik perhatian.

Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2022, Roberto Mancini membawa generasi baru ke dalam skuad Gli Azzurri. Di antara banyak anak muda yang dipanggil, Gnonto mungkin adalah yang paling menjanjikan dari mereka semua.

Lahir di Verbania pada 5 November 2003, Degnand Wilfried Gnonto punya darah Pantai Gading dari kedua orang tuanya. Orang tua Gnonto memang imigran asal Pantai Gading yang sudah tinggal di Italia selama 30 tahun. Sang ayah, Boris adalah seorang pekerja di pabrik tekstil, sementara ibunya, Chantal adalah seorang pelayan di sebuah hotel.

Meski memiliki keturunan Pantai Gading, Willy, begitu ia disapa memilih mengabdi untuk tanah kelahirannya, Italia. Karena bakatnya, Gnonto sudah jadi langganan timnas Italia kelompok umur. Ia memulai petualangannya dengan tim muda Italia U-16.

Pada 2019 lalu, Gnonto jadi bagian skuad Italia di Piala Dunia U-17 Brasil. Di kejuaraan dunia tersebut, Gnonto yang belum genap berusia 16 tahun sempat tercatat sebagai pencetak gol termuda. Hebatnya, ia keluar sebagai top skor Italia dengan torehan 3 gol dan membawa Italia U-17 hingga babak perempat final.

Selesai dengan tim U-17, Gnonto naik kasta ke tim U-19 pada 2021 lalu. Di tim tersebut, pemuda bertinggi badan 170 cm itu didapuk menjadi kapten tim.

Hengkah dari Inter, Wilfried Gnonto Juara Bersama FC Zurich

Bakat Wilfried Gnonto memang sudah terlihat sejak kecil. Ia sudah bergabung dengan akademi pemain muda Inter Milan saat usianya masih 9 tahun. Setiap harinya, Gnonto yang tinggal di kota Baveno harus menempuh perjalanan sejauh 120 km untuk berlatih dengan seragam Nerazzurri.

Perjuangan itu tak sia-sia. Gnonto berhasil mencetak 10 gol di tahun pertamanya bersama tim U-15. Perkembangan Gnonto begitu pesat. Buktinya, ia hanya 6 bulan di tim U-16 dan langsung naik ke tim U-17. Di tim tersebut, Gnonto berhasil mencetak 20 gol. Capaian tersebut mengantarnya promosi ke tim primavera di musim 2019/2020.

Akan tetapi, setelah dirinya berusia 16 tahun, Wilfried Gnonto membuat sebuah keputusan besar dalam karier profesionalnya. Sadar akan minimnya jam terbang di tim utama Inter, Gnonto memilih untuk tidak menandatangani kontrak profesional yang ditawarkan La Beneamata.

Lalu, pada 23 April 2020, Gnonto menandatangi kontrak berdurasi 3 tahun dengan klub asal Swiss, FC Zurich. Transfer Gnonto dari Inter ke Zurich tergolong free transfers, mengingat Gnonto belum terikat kontrak profesional dengan Nerazzurri. Namun, Zurich diketahui membayar biaya kompensasi sebesar 200 ribu euro sebagai bonus pelatihan mengingat Gnonto adalah produk asli akademi Inter.

“Meninggalkan Inter tidak mudah setelah delapan musim di sana, tetapi sepak bola seperti ini dan terkadang Anda harus membuat keputusan sulit,” kata Wilfried Gnonto dikutip dari Corriere.

Wilfried Gnonto memang bergabung terlebih dahulu dengan tim U-21 FC Zurich. Namun, selepas mencetak gol di dua laga pembuka, ia langsung dipromosikan ke tim utama.

Gnonto kemudian mencatat debutnya bersama FC Zurich pada 24 Oktober 2020. Masuk sebagai pemain pengganti di laga melawan FC Vaduz, Gnonto berhasil menyumbang asis di laga debutnya. Ia kemudian mencatat gol debutnya pada 21 Mei 2021 di pekan terakhir Liga Super Swiss.

Di musim pertamanya di Liga Super Swiss, Wilfried Gnonto berhasil mencetak 1 gol dan 4 asis dalam 26 penampilan. Secara total, ia berhasil mencetak 4 gol dan 4 asis dalam 31 penampilan di semua kompetisi.

Gnonto kemudian menunjukkan potensi sesungguhnya di musim keduanya di FC Zurich. Ia jadi bagian integral kesuksesan klubnya menjuarai Liga Super Swiss. Zurich berhasil mengakhiri puasa gelar liga selama 13 tahun.

Dalam kesuksesan tersebut, Gnonto punya kontribusi yang sangat signifikan. Ia sukses menyumbang 8 gol dan 3 asis dalam 32 penampilannya di liga. Secara total, di musim 2021/2022, Wilfried Gnonto berhasil menghasilkan 10 gol dan 5 asis dalam 35 penampilan.

Penampilan dan performa apik Gnonto dalam waktu yang terbilang singkat itu sudah cukup untuk membuat fans FC Zurich tergila-gila kepadanya. Para penggemar Zurich sampai menjuluki pemuda 18 tahun itu dengan julukan “SuperJoker”. Bahkan, salah satu fans Zurich sampai membuatkan lagu khusus untuk Wilfried Gnonto.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=XVlvN2FVFXg[/embedyt]

Dipanggil Roberto Mancini, Wilfried Gnonto jadi Pencetak Gol Termuda Italia.

Tak hanya di level klub, penampilan apik Gnonto juga berlanjut ke level tim nasional. Tampil untuk timnas Italia di Kualifikasi Euro U-19, ia sukses mencetak 5 gol dan membawa negaranya lolos ke putaran final. Rangkaian performa apiknya bersama FC Zurich dan tim Italia U-19 itulah yang kemudian membuat Roberto Mancini kepincut.

Pada 24-26 Mei lalu, Wilfried Gnonto jadi salah satu pemain dari 53 pemain muda yang dipanggil Mancini untuk mengikuti program magang di tim senior Italia di Coverciano. Setelah dievaluasi oleh tim pelatih, Gnonto secara mengejutkan diikutsertakan dalam daftar 30 pemain yang akan ambil bagian dalam “Finalissima” melawan Argentina, Rabu 1 Juni 2022.

Tahukah kamu, selama mendapat panggilan Roberto Mancini, Wilfried Gnonto yang masih berusia 18 tahun tengah bersiap untuk menghadapi ujian kelulusan SMA. Ia juga tengah bersiap menghadapi ujian Bahasa Jerman di Swiss. Agar Gnonto bisa belajar di tempat latihan, sang ayah sampai membawakannya buku.

Gnonto memang tak tampil di laga melawan Argentina. Namun, profil dan potensi yang ia miliki sudah cukup untuk meyakinkan Roberto Mancini untuk membawa penggawa FC Zurich itu ke dalam skuad senior yang akan bertanding di ajang UEFA Nations League.

Debut yang ditunggu-tunggu akhirnya terwujud pada 4 Juni 2022. Gnonto masuk sebagai pemain pengganti di laga melawan Jerman. Hebatnya, ia langsung berhasil mencatat asis dan membantu Italia menahan imbang Jerman dengan skor 1-1.

Performa tersebut makin membuat Roberto Mancini yakin. Tiga hari kemudian, Gnonto dipasang sebagai starter di laga melawan Hongaria. Ia memang tak mencetak gol atau asis, tetapi di laga yang berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Italia itu Gnonto bermain penuh selama 90 menit.

Penyerang bertinggi badan 170 cm itu kembali dimainkan Roberto Mancini sebagai pemain pengganti di laga melawan Inggris. Lalu, pada 14 Juni 2022, Gnonto sukses mencatat penampilan keempatnya untuk Gli Azzurri. Pada tanggal tersebut, ia kembali dimainkan sebagai starter di laga kedua melawan Jerman.

Italia memang kalah 5-2 dari Jerman, tetapi di pertandingan tersebut nama Wilfried Gnonto kembali bersinar. Di menit ke-78, Gnonto berhasil mencetak gol debutnya dan jadi salah satu penyumbang gol bagi Italia.

Gol tersebut bukanlah gol debut biasa. Pasalnya, gol tersebut membuat Wilfried Gnonto memecahkan rekor yang sudah bertahan selama 64 tahun. Di usia 18 tahun 222 hari, Gnonto jadi pencetak gol termuda timnas Italia menggeser rekor Bruno Nicole yang sudah bertahan sejak 1958.

Wilfried Gnonto Jadi Incaran Beberapa Klub Top Eropa di Bursa Transfer 2022

Mencetak 1 gol dan 1 asis dalam 4 caps pertamanya jadi bukti bahwa Wilfried Gnonto memang layak disebut sebagai pemain muda yang paling menjanjikan di Italia saat ini. Ditambah pencapaiannya yang sukses mengantar FC Zurich menjadi juara Liga Super Swiss, kini nama Gnonto tak hanya sekadar jadi buah bibir, tetapi juga jadi incaran beberapa klub top Eropa di bursa transfer musim panas 2022.

Bologna, Torino, Sassuolo, Sampdoria, Monza, Hoffenheim, SC Freiburg, dan Feyenoord adalah beberapa klub yang bersaing mendapatkan jasa Wilfried Gnonto. Dengan kontrak yang hanya tersisa 1 tahun, FC Zurich dikabarkan membanderol aset pentingnya itu dengan harga 20 juta euro.

Tinggi badan Gnonto memang tergolong pendek, tetapi ia punya potensi yang luar biasa. Karena tinggi badan dan gaya bermainnya, Gnonto dibandingkan dengan mantan kapten Napoli, Lorenzo Insigne. Namun, Gnonto sendiri mengaku menjadikan Raheem Sterling sebagai role model-nya, disamping sosok Lionel Messi sebagai idolanya.

“Panutan saya adalah Sterling. Dia fleksibel dan selalu menentukan. Seperti yang saya coba juga, saya bisa bermain di semua posisi menyerang, tergantung apa yang dibutuhkan pelatih,” kata Gnonto dikutip dari Gazzetta.

Meski terbilang pendek, tetapi Gnonto terlihat kekar dan kuat. Ia juga punya kontrol bola yang bagus dan punya keterampilan menggiring bola yang sangat baik. Selain itu, kini insting mencetak golnya makin terasah tajam.

Yang menarik lagi, Wilfried Gnonto adalah seorang versatile player. Seperti yang ia katakan, Gnonto mampu bermain di semua posisi menyerang, baik sebagai seorang winger, gelandang serang, second striker, maupun false 9.

Menarik untuk dinanti bagaimana karier Wilfried Gnonto di masa depan. Akankah ia bertahan atau berlabuh ke tim lain? Semoga saja Gnonto mampu memenuhi potensinya dan tidak menjadi seorang wonderkid yang gagal di masa yang akan datang.

https://youtu.be/Irh74Yhai1U
***
Referensi: FIFA, Corriere, Inews, Goal, Sportmediaset, Transfermarkt, Football Italia, Gazzetta.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru