Tersia-siakan! 7 Pemain Berbakat Ini Gagal Dikembangkan Jose Mourinho

spot_img

Claude Makelele, Wesley Sneijder, Samuel Eto’o, Didier Drogba, itu adalah nama-nama pemain yang berhasil dikembangkan oleh Jose Mourinho dan jadi legenda sepak bola. Bahkan Cristiano Ronaldo merasakan perkembangan pesat saat Mourinho pindah ke Real Madrid.

Gaya kepelatihan Mou yang tegas dan disiplin membuat ia bisa mendapatkan yang terbaik dari anak asuhnya. Tapi jangan salah, gaya kepelatihan itu pula yang membuat banyak pemain gagal dikembangkan Mou. Kebanyakan dari mereka sulit mendapatkan kesempatan bermain atau memang karena malas saja. Berikut ini 7 pemain berbakat yang gagal dikembangkan oleh Jose Mourinho.

Mohamed Salah

Mari kita mulai daftar ini dengan kegagalan terbesar Mourinho. Melewatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat Mohamed Salah mungkin pantas jadi penyesalan terbesar Mourinho selama karir kepelatihannya.

Mou sendiri tidak mau disalahkan atas penjualan Salah. Ia menganggap kalau Chelsea lah yang memaksanya untuk menjual Salah. “Saya bukan orang yang menjual Salah. Saya adalah orang yang membelinya ke Chelsea. Keputusan untuk menjualnya dan menggunakan uang tersebut untuk membeli pemain lain bukanlah keputusan saya” Ucapnya dikutip dari ESPN

Mou memang orang yang menemukan bakat Salah dan membelinya dari FC Basel. Itu tidak bisa dipungkiri. Tapi salah satu alasan Salah pergi dari Chelsea juga karena ia tidak betah di London. Alasan utamanya karena ia tidak mendapatkan kesempatan bermain yang pantas dari Mou.

Bagaimanapun juga, Mou tidak pernah percaya penuh pada potensi Salah. Dan itu adalah hal yang patut disesali oleh Mou. Setelah Salah pergi ke Italia, ia bisa mendapatkan kepercayaan dirinya kembali. Sampai akhirnya dibeli Liverpool di tahun 2017 dan sisanya, ia telah menuliskan sejarah manis bersama the reds.

Kevin de Bruyne

Pemain selanjutnya masih dari Chelsea Gagal mengembangkan Kevin de Bruyne pasti juga jadi salah satu penyesalan terbesar Mourinho. Ia punya kesempatan itu saat De Bruyne masih jadi pemain muda the blues.

Mou tidak memberikan banyak kesempatan untuk De Bruyne bersinar di Chelsea. Tapi ia malah mengharapkan De Bruyne punya catatan yang sama seperti para gelandang serang the blues yang lain.

“Jose memanggil saya dan membacakan catatan saya di lapangan. Kemudian ia membacakan statistik pemain lain seperti Willian, Oscar, Mata, dan Schurrle. Padahal saat itu saya hanya sempat bermain tiga atau empat kali. Mana mungkin bisa menyamai pencapaian mereka” Ucap De Bruyne dikutip dari the sun.

De Bruyne pun akhirnya tidak nyaman dan hanya ingin pergi dari Chelsea. Dan hanya berselang beberapa musim kemudian, ia kembali ke Inggris bersama Manchester City. De Bruyne pun menjelma jadi gelandang serang terbaik di generasinya.

Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko adalah legenda AC Milan dan salah satu mesin gol paling gacor di masanya. Karena itulah Chelsea membeli pemilik Ballon d’Or itu di tahun 2006. Tapi kita bisa setuju, kalau saat Shevchenko di Chelsea adalah masa-masa paling mengecewakan dalam karirnya.

Mourinho bisa jadi kambing hitam. Tapi ini juga bukan murni kesalahan Mourinho. Sebab Mou sebenarnya juga tidak menginginkan Shevchenko ada di skuadnya. Saat itu Mou sudah punya penyerang kesayangan yaitu Didier Drogba.

Membeli legenda Ukraina itu adalah keinginan pribadi Roman Abramovich sebagai pemilik. Jadi, tidak heran kalau Mou tak bisa dapatkan yang terbaik dari Shevchenko. Ia malah jarang dimainkan oleh Mou. Dan ternyata itu pula lah yang mengawali renggangnya hubungan antara Mou dan Abramovich. Sampai akhirnya Mou dipecat di tahun 2007

Paul Pogba

Dari pemain Chelsea, beralih ke Manchester United. Mou dan Paul Pogba sebenarnya memang tidak punya hubungan baik satu sama lain. Itu bermula saat Pogba kedapatan jalan-jalan ke Miami saat sedang cedera.

Mou tidak suka perilaku Pogba yang tidak disiplin itu. Dan itulah juga alasan mengapa Mou gagal mendapatkan yang terbaik dari Paul Pogba. Mou bahkan pernah berkata kalau Pogba adalah virus di skuadnya.

Mou mengakui kalau ia tidak bisa mendapatkan potensi terbai Pogba. Tapi Mou menganggap itu karena sifat dari Pogba yang tidak bisa ia ubah. Selain itu juga kemistri di antara keduanya yang tidak cocok.

“Ini adalah masalah yang tidak bisa saya temukan solusinya. Ketika dia bermain, dia menyukai manajer. Tapi ketika dia tidak bermain, dia membenci manajer. Ini adalah masalah kepribadian dan cara berpikir.” Ucapanya dikutip dari Mirror.

Tapi, untuk catatan para pelatih United selain Mou juga kesusahan mendapatkan yang terbaik dari Pogba. Ia sering menderita cedera dan absen. Bahkan setelah ia pindah ke Juventus di tahun 2022.

Luke Shaw

Sama seperti Pogba, sebenarnya bukan hanya Mou saja pelatih setan merah yang tidak bisa mengembangkan Shaw. Ia dibeli dari Southampton di tahun 2014, saat usianya masih 18 tahun. Manajer saat itu, Louis van Gaal pernah berkata “Dia tidak cukup fit untuk melakukan yang saya minta”

Tapi masa-masa terberat Shaw adalah saat Jose Mourinho datang. Mou pernah berkata sakan karir Shaw di United sudah berakhir. Sebab ia bahkan menganggap Shaw tidak pantas berada di bangku cadangan.

“Sulit baginya untuk berada di bangku cadangan. Saya tidak bisa membandingkannya dengan Ashley Young, Matteo Darmian, atau Daley Blind. Dia jauh di belakang.”

Pernah saat dimana Shaw bermain bagus, tapi Mou mengatakan kalau itu karena ia memberinya instruksi sepanjang pertandingan. “Dia harus mengganti otaknya. Kami butuh fisiknya dan kemampuan teknisnya yang luar biasa. Tapi dia tidak bisa terus menggunakan otak saya”

Tentu saja Shaw bisa membuktikan kalau Mou salah. Ia bisa tampil sangat bagus bersama timnas Inggris di Euro 2020. Ia bahkan dapat julukan Shaw-berto Carlos berkat penampilannya yang mirip legenda Brasil itu. Shaw juga kembali menunjukkan ia bisa jadi salah satu bek kiri terbaik yang pernah dimiliki Manchester United setelahnya.

Alexis Sanchez

Pemain dari Manchester United terakhir adalah Alexis Sanchez. Mungkin sudah jadi pengetahuan umum kalau United sangat menyia-nyiakan potensi yang dimiliki Sanchez. Dan sayangnya itu terjadi di era Mourinho.

Alexis Sanchez adalah sayap paling mematikan di Inggris saat ia masih berseragam Arsenal. Tapi begitu ia pindah ke Old Trafford, ia seolah langsung lupa caranya bermain bola. Sanchez malah jadi salah satu pembelian paling flop United. Pemain asal Chile itu menganggap kalau ini karena Mourinho membuat kepercayaan dirinya menurun drastis.

“Terkadang saya bermain, kemudian tidak, kemudian bermain lagi. Sebagai pemain itu membuat saya kehilangan kepercayaan diri. Kadang saya bermain bagus dan mencetak gol, tapi ia menarik saya keluar”

Sanchez mendapatkan kepercayaan dirinya kembali setelah pindah ke Inter Milan. Disitu ia membawa Inter meraih Scudetto di tahun 2021.

Dele Alli

Terakhir, Dele Alli dari Tottenham Hotspurs. Playmaker asal Inggris itu memainkan karir puncaknya saat Spurs masih dilatih oleh Mauricio Pochettino. Tapi Mou sangat kesusahan mendapatkan sihir dari Alli saat ia melatih Spurs.

Mou sempat berkata kalau Dele Alli adalah pemain yang malas. Kata-kata itu sempat viral karena masuk ke dalam series dokumenter tentang Spurs. Dele Alli juga mengaku sempat ingin pensiun saat Mou di Spurs. Padahal saat itu usianya masih 24 tahun.

Itu membuat kepercayaan diri Dele Alli menurun drastis. Bahkan setelah Mou pergi dari Spurs di tahun 2021, performa Dele Alli masih belum juga kembali. Sekarang usianya masih 27 tahun, tapi performanya sama sekali jauh dari performa puncaknya.

Sumber referensi: Planet, Planet 2, ESPN, Mirror, Mirror 2, Goal, Sun

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru