Pada tahun 2016 lalu, Manchester United berhasil merampungkan transfer ketiganya di bursa transfer musim panas. MU sukses mendatangkan gelandang Borussia Dortmund yakni Henrikh Mkhitaryan. Miki sendiri mampu diperankan di dua posisi berbeda dalam pola 4-2-3-1. Selain dapat bermain sebagai second striker, dia juga bisa berperan sebagai winger.
Tidak heran bila Manchester United begitu ngotot ingin mendatangkan Miki. Bersama klub sebelumnya, Borussia Dortmund di musim 2015/16, Miki tampil luar biasa dengan raihan 23 gol dan 32 assists dari 52 pertandingan.
Namun meski turut sumbangkan sejumlah gelar, kebersamaannya dengan Manchester United tidak bertahan lama. Ya, pada awal kedatangannya, Mkhitaryan sempat kesulitan menembus tim utama MU. Ia bahkan sempat diasingkan Mourinho. Di musim perdananya bersama Manchester United, kehebatannya bersama Dortmund benar-benar tak terlihat. Bahkan performa naik turun membuatnya kerap dicadangkan atau diplot sebagai pengganti.
Pada paruh kedua musim, dia masih juga belum mampu membuktikan kualitasnya sebagai seorang pemain jempolan. Dari 15 pertandingan yang dijalani, hanya sebiji gol saja yang berhasil dia ciptakan. Maka dari itu Setan Merah tak punya lagi alasan untuk mempertahankannya.
Selama berseragam MU dalam rentang waktu satu setengah musim, Mkhitaryan telah ciptakan 13 gol dan 11 assist dari 63 penampilan. Gelandang tersebut pun sukses mempersembahkan gelar Community Shield, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa untuk tim yang bermarkas di Old Trafford. Lebih dari itu, Mkhitaryan juga berhasil memenangi trofi Armenian Footballer of the Year sebanyak delapan kali yang tujuh diantaranya diraih secara beruntun.
Namun tetap saja, karena dinilai tidak mampu memberi penampilan yang sepadan dengan harganya, MU mendepaknya ke Arsenal. Transfernya ketika itu pun sempat membuat dunia sepakbola heboh. Tepat ada awal 2018 silam, dia bergabung dengan tim meriam London, Arsenal. Dia saat itu bergabung ke Arsenal sebagai bagian dari transfer Alexis Sanchez, yang hijrah ke Manchester United
Dia mengaku sangat bahagia bisa bergabung dengan Arsenal. Karena menurutnya, klub yang meraih trofi emas Liga Primer Inggris itu menjadi tim yang sudah diimpikannya sejak kecil dulu.
Transfer pertukaran pemain ini sejatinya dianggap menguntungkan kedua pihak, terutama Arsenal, yang di awal debutnya, Mkhitaryan mampu torehkan sebanyak tiga assists di laga melawan Everton.
Sayangnya, setelah melakoni debut manis tersebut, kontribusi Mkhitaryan sebagai pemain sayap menurun cukup drastis. Saat itu, tidak ada yang mengerti betul mengapa torehan apiknya di Jerman tak bisa disalurkan selama tiga musim dia berkarir di Inggris.
Mengalami masa sulit di dua klub Inggris, eks bintang Dortmund ini lalu didepak ke Italia. AS Roma yang tampak melihat ada sesuatu yang istimewa dalam diri Henrikh Mkhitaryan pun bersedia menampung sang pemain.
Mengomentari kepergiannya dari klub London, Mkhitaryan mengaku tak menyesal sama sekali. Dia justru merasa sangat bahagia bisa bergabung dengan Roma, meski saat itu hanya berstatus sebagai pemain pinjaman. Pasalnya, di Arsenal ia tak mendapat menit bermain yang diinginkan.
Bergabungnya Mkhitaryan dengan Roma pada deadline day lantas menjadi berita yang mengejutkan. Karena, di hari sebelumnya ia masih tampil membela Arsenal di laga melawan Tottenham Hotspur.
Dia mengungkapkan kalau ia baru mendapat kabar untuk pindah ke Roma dari agennya pada hari terakhir bursa transfer. Karena ia merasa bergabung dengan Roma akan membuatnya mendapat banyak menit bermain, maka gelandang 31 tahun itu pun tak pikir panjang untuk langsung segera pergi.
Setelah membuat semua orang kembali terkejut akan kepindahannya, sebuah pengakuan dibuat oleh Henrikh Mkhitaryan. Dia mengaku terpaksa meninggalkan Arsenal karena tidak cocok dengan sang manajer, Unai Emery. Mkhitaryan mengatakan bila Emery memainkannya di posisi yang tidak seharusnya ia tempati.
“Aku pertama bermain sebagai seorang winger, namun kemudian diminta untuk membangun permainan bersama gelandang bertahan kami. Itulah mengapa aku tidak bisa membuat gol atau assist untuk tim ini.”
“Aku sendiri lebih suka bergerak dengan bebas dan masuk ke ruang yang kosong. Namun itu tidak bisa aku lakukan karena harus melakukan apa yang manajer minta.” (via FourFourTwo).
Selain itu alasan lain yang membuatnya mantap pindah ke AS Roma adalah karena lebih banyak duduk di bangku cadangan di era Emery.
Keputusannya untuk terbang ke Italia pun berjalan dengan sangat baik. Dia seperti terlahir kembali dan menjadi andalan tim ibukota. Ia menjadi andalan di skuat Paolo Fonseca dan beberapa kali menjadi penentu kemenangan tim.
Mkhitaryan datang tanpa beban ke ibukota Italia. Di bawah pelatih berkebangsaan Portugal itu, ia bisa leluasa mengekspresikan permainannya tanpa ada sorotan tajam dari media saat bermain di Inggris.
“Di sini aku merasa jauh lebih baik karena kami memainkan sepak bola dengan cara yang lebih baik dan sesuai dengan ku,” tutur Mkhitaryan (via Football Italia)
Di laga debutnya bersama Serigala Roma, Mkhitaryan mampu menunjukkan permainan apik dengan mencetak gol di Stadion Olimpico saat berhadapan dengan Sassuolo. Cedera selama tujuh pekan pun seakan tak menghentikan sepak terjangnya bersama Il Lupi, dimana ketika itu dia sempat absen sebanyak 12 pertandingan. Namun di 22 pertandingan yang ia mainkan, ia mampu mencetak sembilan gol dan empat assist, atau dengan kata lain ia berkontribusi dalam 14 gol yang diciptakan Roma.
Catatan itu lantas menjadi pertanda bahwa ia begitu siap untuk menghadapi musim 2020/21
Pada musim ini, karir Henrikh Mkhitaryan kembali meroket. Sama ketika dia tampil begitu gemilang bersama Shakhtar dan Dortmund, pemain bertinggi 177 cm ini kembali menjadi mesin gol sekaligus pemberi assist nomor satu untuk timnya. Sejauh musim ini berjalan, setidaknya sampai giornata ke 17, Mkhitaryan sudah membukukan sebanyak 8 gol dan 8 assist di kompetisi domestik. Ia juga terlihat berulang kali menjadi inisiator kemenangan untuk AS Roma.
Bahkan, ada satu momen spektakuler yang diciptakan pada laga melawan Genoa di pekan ke-7 lalu. Di pertandingan tersebut, Mkhitaryan sukses menciptakan hattrick yang membawa timnya menang 1-3. Dalam hal ini, dia menjadi gelandang serang serba bisa. Selain berperan sebagai gelandang serang, musim ini ia juga dipasang sebagai second striker, sayap kiri, dan striker tengah.
Berkat kontribusinya yang begitu luar biasa bagi tim, AS Roma kepincut untuk merekrutnya secara permanen. Di sisi lain, Arsenal merasa sudah tidak membutuhkan sang pemain dengan melakukan pemutusan kontrak.
Tidak lama setelah pemutusan kontrak dengan tim meriam London, Mkhitaryan membuat pengumuman bahwa dirinya telah bergabung dengan AS Roma secara permanen melalui sosial media.
Dia merasa sangat bahagia karena kembali menemukan performa terbaiknya, bersama tim yang juga membuatnya selalu dipercaya.
Sumber referensi: football-italia, planetfootball, fourfourtwo