Tentang Stadion Gelora Bung Karno, Markas Indonesia di Piala AFF

spot_img

Aura magis stadion utama Gelora Bung Karno banyak diharapkan seluruh pecinta sepakbola tanah air bertuah pada keberhasilan Timnas Indonesia. Markas timnas Garuda yang penuh sejarah tersebut harusnya selalu bergelora layaknya para punggawa timnas.

Di Piala AFF 2022 kali ini, stadion bersejarah tersebut akan kembali menjadi saksi dua laga penting timnas merah putih di fase grup melawan Kamboja dan Thailand. Selanjutnya jika melaju, maka stadion GBK juga akan menjadi markas home Timnas Indonesia, karena di Piala AFF tidak ada tuan rumah tetap.

Sejauh berdirinya stadion yang penuh catatan sejarah tersebut, timnas ternyata tak selamanya mendapat daya magisnya. Ada juga ternyata pil pahit yang diterima timnas di stadion ini.

Beberapa Hal Menarik Tentang Gelora Bung Karno

Melihat megahnya stadion kebanggaan timnas Indonesia ini tak luput dari sejarah pembangunannya. Banyak hal menarik di balik dibangunanya salah satu monumen bersejarah bagi bangsa Indonesia ini.

Dibangun untuk menyambut Asian Games 1962, Bung Karno melakukan instruksi untuk membangun infrastruktur penunjang seperti stadion, kompleks atlet, maupun sarana jalan yang dijadikan akses. Bung Karno ingin menjadikan kesempatan ini untuk menunjukkan betapa hebatnya Indonesia di mata dunia.

Dengan uang pinjaman dari Uni Soviet, akhirnya stadion itu digarap mulai tahun 1960. Tenaga ahli dan arsiteknya pun banyak dari Soviet. Namun ide utama desain stadion tetap dari Bung Karno. Ketika itu Bung Karno kekeh mengusung konsep desain atap stadion berbentuk “temu gelang”.

Stadion yang awalnya berkapasitas 110 ribu penonton tersebut, akhirnya diresmikan sebulan sebelum Asian Games ke-IV digelar. Stadion Utama Gelora Bung Karno akhirnya diresmikan pada 21 Juli 1962.

Sempat juga pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi “Stadion Utama Senayan” melalui Keputusan Presiden Pada tahun 1984. Namun setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya seperti semula.

Kenangan Beberapa Laga Penting Di SUGBK Bagi Timnas Indonesia

Sudah setengah abad berdiri, banyak kenangan laga penting bagi timnas Merah Putih yang dihelat di stadion ini. Misalnya, Final Pra Olimpiade 1976 antara timnas Indonesia melawan Korea Utara. Selangkah lagi langkah timnas ke Olimpiade bakal terwujud di rumah sendiri. Namun, Korea Utara menghentikan langkah timnas lewat adu penalti. Alhasil Iswadi Idris dan kawan-kawan harus menunda tampil di Olimpiade.

Lalu ada laga kenangan di Sea Games 1979. Di mana Indonesia didapuk menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Mencapai final dengan mengalahkan Thailand di semifinal, namun akhirnya timnas harus menanggung malu akibat kekalahan di final atas musuh bebuyutan, Malaysia 1-0.

Membalas apa yang terjadi di 1979. Indonesia yang didapuk kedua kalinya menjadi tuan rumah pada 1987 mampu tampil meyakinkan. Sea Games 1987 menjadi awal indah bagi timnas Indonesia. Gelar prestisius pertama Sea Games akhirnya diraih Rully Nere dan kawan-kawan. Timnas mampu membalas Malaysia di final dengan skor 1-0 lewat gol Ribut Waidi.

Selain laga-laga timnas Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno juga pernah menjadi saksi laga-laga penting di level liga. Seperti final liga perserikatan pada tahun 1985 antara Arema vs PSMS Medan.

Kemudian final pertama Liga Indonesia pada tahun 1994/95 antara Persib Bandung melawan Petrokimia. Ada juga final Piala Indonesia pertama atau yang dulu bernama Copa Dji Sam Soe, di tahun 2005 antara Arema melawan Persija.

Catatan Pahit Timnas Indonesia AFF di SUGBK

Dalam catatan sejarah partai yang dihelat di stadion Gelora Bung Karno tak selamanya berlangsung indah bagi timnas Indonesia. Ada kalanya stadion ini menjadi mimpi buruk yang tak banyak kita harapkan. Beberapa laga krusial termasuk final Piala AFF yang dihelat di stadion ini berakhir pilu.

Pertama, final Piala AFF 2002 mempertemukan Indonesia vs Thailand yang berakhir dramatis. Aksi comeback timnas Indonesia dari ketertinggalan 2-0 atas Thailand menjadi 2-2, menorehkan cerita indah yang tak terlupakan. Namun cerita itu seketika berbalik. Melaju hingga babak adu penalti, timnas harus merelakan gelar juara lepas ke tangan Thailand karena kalah 4-2.

Begitupun yang terjadi di final 2004. Ketika timnas Garuda menjamu Singapura di final. Final AFF yang pertama kali dengan format home dan away tersebut juga menjadi saksi pilu Timnas Indonesia. Di Gelora Bung Karno pada leg pertama final Januari 2005, Indonesia terpaksa menanggung malu setelah takluk 3-1. Gol Mahyadi Panggabean di menit akhir, tak mampu menutupi kekecewaan publik tanah air.

Selain di final, tuah Gelora Bung Karno juga kurang bersahabat ketika timnas Indonesia gagal menang di semifinal Piala AFF 2008. Mereka takluk 1-0 atas Thailand ketika itu di leg pertama. Yang membuat Indonesia akhirnya tak mampu kembali lolos ke final Piala AFF.

Memori Indah SUGBK Bagi Timnas Indonesia di Piala AFF

Namun, pendukung timnas tak perlu khawatir, banyak juga kok kisah manis yang diberikan Gelora Bung Karno bagi timnas Indonesia. Stadion Utama Gelora Bung Karno bagi timnas tentu sangat berarti.

Apalagi kalau berbicara soal turnamen Piala AFF atau yang dulu bernama Piala Tiger. Sebab banyak kenangan manis pada turnamen tersebut bagi timnas. Dari 19 Kali laga Timnas Indonesia Di SUGBK, 11 kali Timnas meraih momen indah kemenangan.

Salah satunya ketika magis stadion tersebut mampu beberapa kali mengantarkan timnas ke babak final Piala AFF. Yang pertama terjadi di 2002. Perhelatan Piala AFF yang dihelat di dua negara Indonesia dan Singapura tersebut, timnas akhirnya mampu melangkah ke final untuk kedua kalinya setelah yang pertama pada tahun 2000.

Timnas di depan pendukungnya sendiri mampu mengandaskan Harimau Malaya dengan skor tipis 1-0 berkat gol semata wayang Bambang Pamungkas. Selain itu, Gelora Bung Karno juga menjadi saksi kemenangan besar Indonesia atas Filipina di babak grup. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan berhasil menggunduli Filipina dengan skor mencolok 13-1.

Momen indah berikutnya hadir ketika Indonesia menjadi tuan rumah di 2010. Di jaman Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim tersebut, Indonesia kembali mampu mencapai final berkat tuah magis Gelora Bung Karno.

Bahkan di babak grup, timnas mampu menyapu bersih kemenangan. Di antaranya melawan Malaysia, Laos, dan sekaligus memulangkan timnas Thailand dengan kemenangan 2-1 di babak grup.

Tuah Gelora Bung Karno pun berlanjut di babak semifinal melawan Filipina. Gol Gonzales pada dua pertemuan di stadion tersebut, mampu memberikan euforia berlebih masyarakat Indonesia yang berhasil kembali masuk final AFF.

Dari beberapa cerita manis di Stadion Gelora Bung Karno tersebut, tentu kita berharap dapat terulang kembali tahun ini. Sapu bersih kemenangan di Gelora Bung Karno, guna merebut juara untuk pertama kalinya di Piala AFF, adalah harapan semua masyarakat Indonesia. Kini semua masyarakat Indonesia hanya bisa berdoa, semoga tuah magis stadion Gelora Bung Karno dapat menyelimuti kesuksesan timnas Indonesia di Piala AFF 2022 kali ini.

Sumber Referensi : bola.net, skor.id, bola.com, kompas.com, idntimes

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru